Mohon tunggu...
syaihu arrahman
syaihu arrahman Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Tradisi Hajatan di Bulan Besar: Sudut Pandang Agama, Sosial Budaya dan Ekonomi dalam Mempererat Kebersamaan

22 Juni 2024   21:18 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghadiri Acara Manten (foto dokpri)

Bulan Besar (Zulhijjah) adalah waktu terbaik mengadakan hajatan (Ahmad Syaihu)

Bulan Besar atau Zulhijjah dalam kalender Hijriyah adalah bulan yang sarat dengan berbagai hajatan, mulai dari pernikahan, menikahkan putra atau putri, hingga khitanan. Fenomena ini menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Di balik setiap hajatan, terdapat tradisi saling memberi dan menerima yang memperkuat ikatan antar keluarga dan komunitas.

Acara Manten (foto dokpri)
Acara Manten (foto dokpri)

Sudut pandang agama Islam

Dari sudut pandang agama, bulan Zulhijjah dianggap bulan suci, di mana banyak umat Islam melaksanakan ibadah haji dan menyembelih kurban. Momentum ini dimanfaatkan untuk menggelar hajatan dengan harapan mendapatkan berkah. 


Selain itu, dalam Islam, melaksanakan hajatan seperti pernikahan dan khitanan adalah sunnah yang dianjurkan, sehingga banyak orang memilih bulan ini untuk melangsungkan acara-acara penting tersebut.

Sudut Pandang Sosial Budaya

Secara sosial budaya, tradisi hajatan di Bulan Besar mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan saling membantu. Dalam tradisi ini, ketika seseorang mengadakan hajatan, para tamu seringkali memberikan sumbangan berupa uang atau barang. 

Uniknya, ada kewajiban moral untuk mengembalikan apa yang pernah diterima dari orang yang mengadakan hajatan sebelumnya. Hal ini menciptakan siklus bantuan yang berkelanjutan, memperkuat jaringan sosial, dan memastikan bahwa tidak ada yang merasa terbebani secara finansial saat mengadakan hajatan.

Berputarnya Roda Ekonomi Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun