Idul Adha datang dengan cahaya terang,
Mengundang setiap hati untuk bersinar,
Hari penuh berkah, rahmat Tuhan yang lapang,
Mengajak kita merenung, mempersembahkan kurban besar.
Dalam gema takbir yang menggema di udara,
Terukir kisah Ibrahim yang penuh ketulusan,
Mengorbankan yang tercinta, Ismail tersayang,
Tanda kepatuhan, iman yang tak tergoyahkan.
Di altar pengorbanan, darah suci menetes,
Bukan sekadar daging, tapi pengorbanan sejati,
Menyentuh hati, menggugah nurani manusia,
Membangun kesalehan sosial yang hakiki.
Bersama saudaraku, kita berbagi berkah,
Menjembatani jurang kesenjangan sosial,
Menghapus lapar, menghapus duka lara,
Dengan semangat cinta yang universal.
Setiap hewan kurban yang kita persembahkan,
Mengandung makna, pelajaran hidup yang dalam,
Mengajar kita untuk ikhlas, untuk berbagi,
Menumbuhkan empati, menguatkan persaudaraan.
Ketika daging dibagi, senyum terpancar,
Di wajah-wajah yang selama ini muram,
Kurban membawa harapan, menghapus keperihan,
Menyalakan semangat hidup dalam kegelapan.
Idul Adha bukan sekadar ritual tahunan,
Ia adalah panggilan jiwa, panggilan iman,
Untuk lebih peka, lebih peduli pada sesama,
Menjalin kasih, mencipta harmoni di dunia.
Dalam kebersamaan, kita temukan kekuatan,
Menghadapi setiap tantangan dengan penuh cinta,
Kesalehan sosial yang kita bina bersama,
Menjadi fondasi, membangun masa depan yang mulia.
Di setiap takbir, terdengar doa dan harapan,
Agar dunia ini menjadi tempat yang lebih baik,
Tempat di mana keadilan dan kedamaian bersemi,
Dalam balutan kasih, dalam naungan Ilahi.
Idul Adha, simbol pengorbanan yang agung,
Mewarnai hidup dengan cinta dan kebaikan,
Menginspirasi kita untuk selalu peduli,
Menggugah kesadaran, menguatkan iman sejati.