Kisah Inspiratif: Pak Guru Menjadi Tamu Allah
Ahmad , seorang guru yang berdedikasi dari sebuah desa kecil di Jawa Timur, memiliki impian besar dalam hidupnya: menunaikan ibadah haji bersama istrinya, Siti Fatimah. Meskipun kesehariannya penuh dengan tantangan dan keterbatasan finansial, semangat dan tekad Ahmad untuk mencapai impian tersebut tidak pernah surut.Â
Kisah mereka berdua akhirnya menjadi inspirasi banyak orang, hingga dituangkan dalam sebuah buku berjudul "Pak Guru Menjadi Tamu Allah", yang diterbitkan pada tahun 2018.
Ahmad  telah mengabdi sebagai guru selama lebih dari 18 tahun, sejak sebelum lulus dari IKIP Surabaya. Sejak awal kariernya, ia dikenal sebagai sosok yang berdedikasi dan penuh kasih sayang terhadap murid-muridnya. Bersama istrinya, Siti Fatimah, mereka menjalani kehidupan yang sederhana namun penuh kebahagiaan. Meskipun gaji sebagai seorang guru tidaklah besar, Ahmad selalu bersyukur dan tetap bersemangat dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Keinginan Ahmad dan Fatimah untuk menunaikan ibadah haji sudah terpatri sejak lama, maka pada tahun 2009 Ahmad bersama istrinya mendaftar ke Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya, setelah seblumnya datang ke Bank untuk membayar biaya pendaftaran sebasar Rp. 20 Juta per orang namun saat itu masih ada dana talangan, sehingga Ahmad dan istrinya cukup membayar Rp. 7 juta untuk berdua kekuarangannya dicicil setiap bulan sampai satu tahun.
Ahmad dan istrinya  tidak bisa menyembunyikan rasa harunya ketika mengisi formulir pendaftaran, sementara Siti meneteskan air mata kebahagiaan. Namun, perjalanan mereka menuju Tanah Suci tidaklah mudah. Mereka harus menunggu dua tahun lagi untuk mendapatkan giliran berangkat.
Ahmad membayar cicilan dana talangan di Bank Syariah dari sisa gaji yang diterimanya sebagai seorang ASN di Kementerian Agama Kota Surabaya sebagai guru di MTs Negeri 4 Kota Surabaya. Setiap bulan, Ahmad menyisihkan sebagian dari gajinya, sementara Siti Fatimah juga berusaha membantu dengan menjual kue dan jajanan di pasar. Perjuangan mereka mengumpulkan dana haji penuh dengan kesabaran dan pengorbanan.
Pada tahun 2016, impian Ahmad dan Siti menjadi kenyataan. Setelah persiapan matang dan doa yang tiada henti, mereka berdua berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Perjalanan haji ini menjadi pengalaman spiritual yang sangat mendalam bagi Ahmad dan Siti. Setiap langkah yang mereka jalani di Tanah Suci, dari thawaf di Ka'bah hingga sa'i di antara Shafa dan Marwah, terasa begitu sakral dan penuh makna.
Ahmad merasakan kebesaran Allah SWT di setiap sudut kota suci Makkah dan Madinah. Ia teringat akan murid-muridnya di sekolah dan mendoakan mereka agar kelak bisa merasakan keindahan dan kedamaian yang ia rasakan saat itu. Siti Fatimah juga merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat berdoa di depan Ka'bah, memohon ampunan dan berkah untuk keluarganya.
Sepulang dari Tanah Suci, Ahmad Syaihu dan Siti Fatimah merasakan perubahan yang mendalam dalam diri mereka. Pengalaman haji telah memperkuat iman dan ketakwaan mereka. Ahmad kembali mengajar dengan semangat baru, dan ia mulai berbagi kisah perjalanannya kepada murid-murid dan rekan-rekannya. Setiap cerita yang ia bagikan selalu disertai dengan pesan moral dan motivasi untuk terus berusaha dan berdoa.