Mohon tunggu...
Syaiful Rizal
Syaiful Rizal Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa

Saya seorang penulis yang membidangi masalah yang aktual, menjadi penulis yang terus mengembangkan kemampuan dalam kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketakutan Pemikiran Individual terhadap Tekanan Konformitas Kelompok

10 Desember 2024   23:42 Diperbarui: 11 Desember 2024   07:28 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia tidak terlepas dari hubungannya dengan sesama manusia lain dalam menjalani kehidupannya. Jika manusia hidup sendirian maka memungkinkan mengalami gangguan kejiwaan. Memilih menjadi satu dengan manusia lain di sekitarnya, mendorong melakukan interaksi dan beradaptasi untuk hidup secara bersama. Terbentuknya kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur yang digolongkan menjadi kerumunan dan publik. Kerumunan terdiri dari orang yang memiliki kedudukan yang sama, yang membuat meniru tingkah laku sesamanya. Manusia dapat beradaptasi dengan memilih sendiri lingkungan pertemanannya yang cenderung memilih mereka yang memiliki latar belakang yang tidak jauh berbeda.

Pengaruh lingkungan dapat memberikan timbal balik yang positif dan juga negatif, seperti hal dalam diskusi yang mana terdapat ada beberapa yang memberikan pendapatnya, hal tersebut dapat memberikan hal yang positif bagi mereka untuk mendapat berbagai sudut pandang. Akan tetapi tidak sepenuhnya anggota diskusi tersebut aktif dalam diskusi tersebut, terdapat anggota yang mengandalkan pendapat temannya, baik yang dipercayainya maupun mengikuti pendapat mayoritas sebagai pilihannya dalam menyumbang pendapat. Menyerahkan sepenuhnya sebagaimana pendapat mayoritas merupakan tindakan yang bergantung pada kelompoknya ataupun mayoritas disekelilingnya. Mengikuti pendapat sering kali menjadi ungkapannya berada dalam kelompok. Jika seseorang mempunyai pendirian yang sangat kuat, orang tersebut tidak akan mudah mengikuti opini mayoritas yang ada di sekitarnya.

Kependirian kepemimpinan dalam diri dapat menjadi bekal kepercayaan diri terhadap situasi pengambilan keputusan terhadap dirinya sendiri, seperti halnya pada fenomena pada saat situasi memutuskan memilih jawaban dapat diamati secara jelas dalam pembelajaran di kelas. Ketika terdapat situasi pilihan beberapa jawaban yang dilayangkan oleh guru dalam mengajukan pertanyaan, siswa yang memiliki jawaban berbeda dari mayoritas seringkali memilih untuk diam, mereka yang memiliki sedikit bahkan tidak ada yang memiliki kesamaan dengan orang sekitar, maka mereka lebih memilih tidak menyampaikan apa yang ada di benaknya. hal tersebut memiliki keterkaitan dengan naluri manusia untuk meniru tingkah laku sesamanya.meskipun jawaban mereka mungkin benar. Perilaku meniru ini bukan hanya terbatas pada situasi akademik, tetapi juga terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sosial lainnya, seperti cara berpakaian, selera musik, atau bahkan pilihan karir.

Makhluk sosial memiliki kecenderungan alamiah untuk mencari rasa aman dalam kelompok. Tuntutan tersebut kini menjadi unsur penting dalam perkembangan kehidupan bermasyarakat, dimana individu secara naluriah mencari kesamaan dengan lingkungan sekitarnya untuk memperoleh penerimaan dan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman dan perasaan yang muncul ketika seseorang merasa diterima, dianggap, dan didukung sebagai bagian dari suatu kelompok merupakan kebutuhan dasar manusia setelah kebutuhan fisiologis. Fenomena ini memiliki dampak signifikan terhadap perilaku dan pengambilan keputusan individu dalam berbagai konteks sosial.

Dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), perilaku manusia sebagai makhluk sosial menjadi fokus utama pembahasan. Ketergantungan antarindividu merupakan aspek fundamental dalam kehidupan bermasyarakat. konformitas atau kecenderungan untuk menyesuaikan diri dengan kelompok menjadi mekanisme survival yang telah berkembang sejak lama. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sosial, di mana individu seringkali mengadopsi perilaku, nilai, dan norma yang berlaku dalam kelompoknya.

Dampak ketergantungan terhadap kelompok memiliki dua sisi yang berbeda. Dari sisi positif, individu memperoleh rasa aman dari kelompok yang penting bagi kesehatan perasaan dan pikiran mereka. Dukungan sosial yang diperoleh dari kelompok juga dapat membantu individu menghadapi berbagai tantangan hidup. Namun, di sisi negatif, ketergantungan berlebihan terhadap kelompok dapat mengikis individualitas dan keunikan seseorang. Ketakutan akan perbedaan pendapat seringkali membuat individu menahan diri untuk mengekspresikan pemikiran pribadi mereka. ketakutan akan penolakan sosial seringkali membuat individu mengorbankan penilaian pribadi mereka demi penerimaan kelompok

Melihat realitas ini, penting untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan akan konformitas dan pentingnya mempertahankan individualitas. Masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang mendukung keragaman pemikiran sambil tetap mempertahankan ikatan dengan tujuan bersama. Individu perlu didorong untuk mengembangkan kepercayaan diri dalam mengekspresikan pendapat pribadi.

Dengan memahami dinamika ini, kita dapat lebih bijak dalam menyikapi tekanan sosial dan konformitas kelompok. Keseimbangan antara kebutuhan akan penerimaan sosial dan pengembangan identitas pribadi menjadi kunci dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun