bercerita dengan penuh semangat dan menggebu-gebu. Biar ceritanya lebih menarik, terkadang kita tambah-tambahi agar dramatis. Walaupun tambahan-tambahan itu tidak sesuai dengan kenyataannya.
Kita semua tentu pernah, bahkan sering, curhat atau berbagi cerita dengan teman. Terkadang kitaUniknya lagi, pada beberapa bagian cerita, terkadang kita sampaikan dengan nada pelan agar tidak terdengar orang lain. Apalagi kalau yang menjadi bahan cerita adalah teman kita sendiri yang kebetulan satu circle. Yaps, itu namanya ngerumpi.
Nah, menulis itu tidak jauh berbeda dengan itu. Hanya saja kita bercerita kepada HP, laptop, atau kertas, bukan kepada manusia. Kita ngobrol dengan alat-alat tulis itu. Benda mati.
Kalau kita bercerita dengan teman, teman kita mungkin menanggapi atau menyanggah. Tapi, kalau kita bercerita dengan alat tulis, alat tulis itu tidak mungkin menyanggah atau menanggapi. Kita berbicara satu arah.
Meskipun berbicara satu arah, tapi itu kunci untuk bisa menulis dengan baik. Kita membayangkan sedang berbicara, sedang bercerita. Semua hal yang kita ceritakan, kita sampaikan lewat tulisan, bukan ucapan langsung dengan lisan.
Kalau kita berhasil membayangkan demikian maka kita tidak akan kesulitan untuk mengarang. Apa pun jenis karangan yang ingin kita buat: novel, cerpen, puisi, atau apa pun. Semua menjadi mudah dan mengalir.
Sekarang, ayo praktikkan untuk menyelesaikan tugas kalian. Berbicara atau berceritalah kalian kepada HP, laptop, atau alat tulis lewat tulisan. Keluarkan semua unek-unek, ide, atau imajinasi yang ada di benak kalian. Semoga sukses!
Surabaya, 26 Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H