Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ospek Maba: Sepotong Kisah Seorang Introver

26 Agustus 2023   19:22 Diperbarui: 26 Agustus 2023   19:40 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: hipwee.com

Orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) adalah kegiatan wajib bagi mahasiswa baru. Kegiatan ini memang penting agar mahasiswa baru dapat mengenal lebih dalam tentang kehidupan kampus yang akan menjadi tempat menempa dirinya.

Namun, bagi sebagian mahasiswa lama, kegiatan ini kerap dijadikan ajang perpeloncoan. Dengan berkedok untuk mendidik mahasiswa baru--katanya agar tidak lembek dan manja--mereka kerap memperlakukan mahasiswa baru semaunya sendiri. Mereka melakukan hal-hal yang bersifat otoriter dan diktator.

Dalam tulisan ini, saya tidak akan memperdebatkan apakah tindakan senioritas semacam itu baik atau buruk. Saya hanya ingin berbagi pengalaman sebagai mahasiswa baru pada 2013.

Saat itu, saya beruntung bisa kuliah di salah satu kampus ternama di Surabaya. Dari sekolah saya, hanya dua orang yang diterima di kampus saya. Namun, teman saya berada di fakultas yang berbeda. Artinya, di fakultas tempat saya kuliah, saya merasa benar-benar sendirian, tidak memiliki teman yang satu sekolah.

Saya yang seorang introver mengalami banyak masalah dalam bergaul. Ketika berada di tempat baru, saya merasa kesulitan untuk bersosial. Pada zaman itu belum ada WhatsApp atau media sosial secanggih saat ini. Paling banter hanya ada BBM.

Dengan keterbatasan kemampuan bersosial dan berkomunikasi, ditambah keterbatasan akses informasi, saya tidak menerima banyak informasi. Termasuk informasi tentang atribut yang harus dipakai saat pra-PKKMB.

Saat pra-PKKMB, seorang senior ternyata membentak-bentak mahasiswa baru. Dengan nada tinggi, mereka memerintah dan memarahi mahasiswa baru. Saya lihat, para mahasiswa baru yang berbaris tampak ketakutan dan diam. Sementara saya datang terlambat.

Saya diminta berdiri di samping. Dengan berani, saya minta agar saya dipertemukan dengan ketuanya. Sebab ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan. Termasuk terkait kelengkapan atribut yang tidak bisa saya penuhi.

Saya lama berdiri karena disuruh menunggu. Akhirnya saya protes. Eh, malah dibentak-bentak. Para senior yang membentak itu besar-besar. Bisa dikatakan dua atau tiga kali lebih besar dari saya. Sementara saya bertubuh mini.

Saya merasa, pergi ke kampus ini adalah untuk kuliah, belajar, bukan dimarah-marahi. Kalau hanya marah-marah, tidak perlu sekolah pun bisa. Akhirnya, emosi saya pun tersulut. Namun, saya ingat sebuah nasihat, dalam berdebat, kendalikan emosi. Kalau kita marah akan mudah patah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun