Transformasi Suhu Padepokan: Dari Arena Silat ke Galeri Pameran Foto, Perjalanan Jurus dan Integritas Suhu
Oleh: Syaifulloh (Kang Suhu Senior Padepokan Silat)
Di sebuah sudut yang terpencil, terdapat sebuah padepokan yang kini bertransformasi menjadi arena galeri pameran foto. Hampir setiap hari, para suhu yang dikirim ke padepokan ini terus melaksanakan tugas rutin sesuai Key Performance Indicator (KPI) yang harus dipenuhi targetnya. Untuk mencapai ini, para suhu harus menemukan jurus-jurus silat baru agar KPI tercapai, menjadikan tugas mereka sebuah tantangan yang penuh dengan inovasi dan kreativitas.
Namun, tugas mereka tidak berhenti di situ. Para suhu juga harus mengombinasikan antara KPI dan objective padepokan provinsi. Hampir semua objective tercakup, kecuali pengembangan sumber daya manusia (SDM) padepokan provinsi yang masih belum terlihat jelas. Di tengah-tengah kesibukan mereka, pameran galeri foto silih berganti bermunculan. Ini menjadi hiburan tersendiri bagi para suhu yang sambil menikmati secangkir Kilat Kupi yang mantap, terus mempelajari jurus-jurus silat baru yang datang tanpa henti.
Jurus-jurus presentasi banyak yang datang silih berganti, sampai-sampai para suhu senior pun terkadang dibuat gelagapan menerima jurus-jurus tersebut. Padahal, dengan jurus baru, banyak yang harus dilakukan lebih daripada sekadar pamer pemenuhan galeri. Di sisi lain, beberapa pesilat berkomentar semangat melihat galeri yang bertebaran, diiringi tepuk tangan pemirsa yang menggema di ruangan.
Meskipun hiburan galeri memang memikat, harus diimbangi dengan diskusi konteks yang mendalam sebagai suhu pesilat. Sambil menikmati kopi wine Aceh Gayo dan mendengarkan lagu dari LETTO:
Yakinkah kuberdiri
Diamlah tanpa tepi
Bolehkah aku
Mendengarmu
Terkubur dalam emosi
Tanpa bisa bersembunyi
Aku dan nafasku
Merindukanmu
Terpurukku di sini
Teraniaya sepi
Dan ku tahu pasti
Kau menemani
Dalam hidupku
Kesendirianku
Teringat kuteringat
Pada janjimu kuterikat
Hanya sekejap ku berdiri
Kulakukan sepenuh hati
Peduli kupeduli
Siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tak ada arti
Jika kaulah sandaran hati
Kaulah sandaran hati
Inikah yang kau mau
Benarkah ini jalanmu
Hanyalah engkau yang kutuju
Pegang erat tanganku
Bimbing langkah kakiku
Aku hilang arah
Tanpa hadirmu
Dalam gelapnya
Malam hariku
Teringat ku teringat
Pada janjimu ku terikat
Hanya sekejap kuberdiri
Kulakukan sepenuh hati
Peduli kupeduli
Siang dan malam yang berganti
Sedihku ini tak ada arti
Jika kaulah sandaran hati
Kaulah sandaran hati
Sandaran hati
Lagu itu mengalun, mengiringi malam yang penuh refleksi. Suhu senior merenung, memahami bahwa sandaran hati yang tepat bisa membuat pemikiran jadi kuat. Untukmu di ujung sana, pemikir kuat yang menguatkan, semoga kita semua menemukan sandaran hati yang tepat, seperti dalam lirik LETTO yang mengingatkan akan keabadian janji dan kekuatan hati.
Di tengah keheningan malam, senior suhu di padepokan menyadari bahwa jurus-jurus baru harus dikembangkan bukan hanya untuk memenuhi KPI, tetapi juga untuk menjawab tantangan transformasi dan peningkatan mutu pendidikan yang semakin kompleks. Jurus pertama yang dikembangkan suhu senior di tempat tugasnya di padepokan provinsi trkemuka adalah adalah Jurus Adaptasi. Jurus ini menekankan pada kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat. Suhu senior belajar untuk mengobservasi setiap perubahan dan menyesuaikan strategi  dengan cepat, layaknya air yang mengalir mengikuti bentuk wadahnya.
Kemudian, ada Jurus Kolaborasi. Dalam dunia yang saling terhubung ini, kolaborasi menjadi kunci. Suhu senior mengembangkan kemampuan untuk bekerja sama lintas disiplin dan Timja, menciptakan sinergi yang kuat. Mereka sering mengadakan IHT, Coaching Mentoring dan diskusi kelompok untuk saling bertukar pengetahuan dan keterampilan, memperkuat jaringan dan meningkatkan kekompakan tim di Kombel.
Jurus berikutnya adalah Jurus Inovasi. Suhu senior menyadari bahwa stagnasi adalah musuh utama dari kemajuan. Suhu senior didorong untuk berpikir di luar kotak, menciptakan solusi-solusi baru yang kreatif untuk masalah-masalah yang dihadapi. Memanfaatkan teknologi terbaru dan metode-metode modern untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, sambil tetap menjaga esensi dari nilai-nilai tradisional yang mereka junjung tinggi dengan ikut serta kegiatan masak bareng.
Tidak kalah penting adalah Jurus Keberanian. Dalam setiap perjuangan, keberanian untuk mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian sangatlah penting. Suhu senior dilatih untuk berani mengambil keputusan sulit dan bertanggung jawab atas konsekuensinya. Suhu senior diajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan bukan akhir dari segalanya, melainkan sebuah peluang untuk bangkit dan menjadi lebih kuat.
Terakhir, Jurus Integritas menjadi fondasi dari semua jurus lainnya. Tanpa integritas, semua pencapaian menjadi tidak berarti. Suhu senior memperkuat nilai-nilai kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab dalam setiap tindakannya. Suhu senior berkomitmen untuk selalu bertindak sesuai dengan prinsip moral dan etika, menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh padaepokan silat.
Sambil merenungkan jurus-jurus ini, Suhu senior menikmati malam dengan secangkir KOPI WINE kiriman dari suhu Medan dan mendengarkan lagu dari LETTO yang mengalun lembut. Lagu itu membawa Suhu senior pada refleksi mendalam, menyadari betapa pentingnya memiliki sandaran hati yang kuat. Suhu senior tahu bahwa jurus-jurus silat yang dikembangkan bukan hanya untuk pencapaian profesional, tetapi juga untuk pertumbuhan pribadi yang harmonis. Dengan sandaran hati yang tepat, mereka yakin dapat menghadapi segala tantangan dan tetap teguh dalam menjalani setiap hari di padepokan provinsi yang kini menjadi lebih dari sekadar tempat belajar silat---menjadi sebuah arena pembentukan karakter dan pematangan jiwa.
Di akhir hari, meski tantangan baru terus berdatangan, Suhu senior tetap berdiri tegak, siap menghadapi setiap jurus baru yang datang. Dengan semangat yang tidak pernah pudar, Suhu senior terus berusaha mencapai tujuan padepokan, sambil menikmati setiap momen yang tercipta di tengah-tengah galeri pameran foto yang selalu berganti, menjadi saksi bisu perjuangan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H