Transformasi Suhu Padepokan: Dari Arena Silat ke Galeri Pameran Foto, Perjalanan Jurus dan Integritas Suhu
Oleh: Syaifulloh (Kang Suhu Senior Padepokan Silat)
Di sebuah sudut yang terpencil, terdapat sebuah padepokan yang kini bertransformasi menjadi arena galeri pameran foto. Hampir setiap hari, para suhu yang dikirim ke padepokan ini terus melaksanakan tugas rutin sesuai Key Performance Indicator (KPI) yang harus dipenuhi targetnya. Untuk mencapai ini, para suhu harus menemukan jurus-jurus silat baru agar KPI tercapai, menjadikan tugas mereka sebuah tantangan yang penuh dengan inovasi dan kreativitas.
Namun, tugas mereka tidak berhenti di situ. Para suhu juga harus mengombinasikan antara KPI dan objective padepokan provinsi. Hampir semua objective tercakup, kecuali pengembangan sumber daya manusia (SDM) padepokan provinsi yang masih belum terlihat jelas. Di tengah-tengah kesibukan mereka, pameran galeri foto silih berganti bermunculan. Ini menjadi hiburan tersendiri bagi para suhu yang sambil menikmati secangkir Kilat Kupi yang mantap, terus mempelajari jurus-jurus silat baru yang datang tanpa henti.
Jurus-jurus presentasi banyak yang datang silih berganti, sampai-sampai para suhu senior pun terkadang dibuat gelagapan menerima jurus-jurus tersebut. Padahal, dengan jurus baru, banyak yang harus dilakukan lebih daripada sekadar pamer pemenuhan galeri. Di sisi lain, beberapa pesilat berkomentar semangat melihat galeri yang bertebaran, diiringi tepuk tangan pemirsa yang menggema di ruangan.
Meskipun hiburan galeri memang memikat, harus diimbangi dengan diskusi konteks yang mendalam sebagai suhu pesilat. Sambil menikmati kopi wine Aceh Gayo dan mendengarkan lagu dari LETTO:
Yakinkah kuberdiri
Diamlah tanpa tepi
Bolehkah aku
Mendengarmu