Mohon tunggu...
Syaifulloh
Syaifulloh Mohon Tunggu... Guru - Simposium Pendidikan

Penikmat Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Padepokan Perguruan Silat Kelimpungan Ditagih Jurus Baru dari Pendekar Pusat

21 Mei 2024   05:27 Diperbarui: 21 Mei 2024   05:33 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padepokan Perguruan Silat Kelimpungan Ditagih Jurus Baru dari Pendekar Pusat

Pagi itu, para pesilat yunior yang bertanggung jawab mengurusi penampakan dashboard tampak sibuk menagih perkembangan jurus-jurus baru dari berbagai wilayah. Mereka dituntut untuk memastikan bahwa setiap padepokan telah mempelajari dan melaksanakan jurus baru yang tidak termasuk dalam program awal mereka. Tugas ini tidaklah mudah, mengingat setiap padepokan memiliki dinamika dan tantangan tersendiri.

Para ketua padepokan di setiap wilayah ternyata juga menghadapi tekanan dari para suhu yang memiliki pengaruh kuat. Para suhu ini tidak hanya memberikan rekomendasi, tetapi juga melantik ketua padepokan, sehingga ketua lebih fokus pada arahan para suhu daripada instruksi dari padepokan pusat. Situasi ini menciptakan dilema bagi para ketua padepokan yang harus menyeimbangkan antara tuntutan pusat dan harapan para suhu.

Di tengah kerumitan ini, pesilat yunior tetap harus menagih bukti pelaksanaan 16 jurus baru dari tiap padepokan, dilengkapi dengan berbagai instrumen verifikasi. Tugas ini semakin berat ketika mereka juga harus memastikan setiap anggota mengisi aplikasi untuk memenuhi target yang ditetapkan. Verifikasi ini memerlukan bukti-bukti konkret seperti video latihan, laporan tertulis, dan hasil evaluasi yang harus dikumpulkan dan diperiksa secara teliti.

Para pesilat yunior sering merasa kelimpungan karena kurangnya dukungan dari padepokan pusat. Mereka harus bekerja ekstra keras untuk mengumpulkan bukti-bukti dari padepokan-padepokan di wilayah mereka. Tidak jarang, mereka harus menghadapi ketidakpahaman atau ketidakpedulian dari para anggota padepokan yang sibuk dengan rutinitas latihan dan kegiatan sehari-hari.

Selain itu, para pesilat yunior juga harus mengawal agar pesilat yang dilatih di padepokan lain dapat diangkat menjadi kepala ranting dan pengawas ranting oleh para suhu di daerah. Proses ini melibatkan berbagai tahap seleksi dan penilaian yang memakan waktu dan tenaga. Pesilat yunior harus memastikan bahwa calon-calon yang diusulkan memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh padepokan pusat dan para suhu.

Untuk meyakinkan para ketua padepokan, pesilat yunior dibekali dengan presentasi untuk mempermudah proses pengangkatan calon kepala dan pengawas ranting. Namun, proses ini tidaklah mudah dan sering kali rumit di aplikasi. Mereka harus mampu menyampaikan informasi dengan jelas dan meyakinkan, serta menjawab berbagai pertanyaan dan kekhawatiran dari para ketua padepokan.

Proses pengangkatan ini tidak jarang terhambat oleh kendala teknis dan administratif. Dibutuhkan surat bersama dari tiga padepokan untuk memperlancar urusan pengangkatan tersebut. Proses pengumpulan surat ini sendiri sudah memakan waktu, apalagi jika harus menghadapi perbedaan pendapat dan kebijakan antar padepokan.

Selain itu, para pesilat yunior juga harus masuk ke dalam aplikasi untuk memantau kinerja. Hal ini membuat mereka kesulitan mengajar pesilat bocil yang setia menunggu di kelas, karena harus fokus pada tugas administrasi di aplikasi. Situasi ini menciptakan tekanan ganda bagi para pesilat yunior yang harus membagi waktu antara tugas administratif dan kewajiban mengajar.

Para pesilat yunior sering kali merasa terjebak dalam rutinitas yang melelahkan. Mereka harus terus menerus memeriksa, mengevaluasi, dan melaporkan setiap perkembangan yang terjadi di padepokan-padepokan di wilayah mereka. Tugas-tugas ini sering kali menguras energi dan waktu, sehingga mereka kesulitan untuk fokus pada pengembangan kemampuan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun