Mohon tunggu...
syaifullah
syaifullah Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Pensil

Goresan pensil pikiran tak terhapus jaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akibat

24 Maret 2021   07:44 Diperbarui: 24 Maret 2021   07:55 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Liputan6.com

Sinar matahari menerpa hati kalap
Semalam baru kurasakan arti gelap
Karena tak lagi berteman bintang
Yang tertinggal kala pagi menjelang

Semalaman mengajakku bercengkrama
Bercerita tentang kisah di cakrawala
Aku menikmati waktu yang berjalan itu
Nyaman rasa bersanding bersamamu

Tiba-tiba kau menghilang dalam bisu
Saat kau selingkuh dengan awan kelabu
Membiarkan aku di hujam dingin malam
Terpuruk aku dengan luka yang melebam

Benci dalam kesendirian yang menyayat
Membuat kalut dalam keputusan sesaat
Seakan tak peduli padaku yang sekarat
Untuk menyambangi pagi berlumur penat

Terang kini datang padaku yang bimbang
Beri naungan di bawah pohon rindang
Belum pasti malam ku akan merindu
Lantas pada siapa bintang 'kan mengadu

Pagi,24032021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun