Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Karnaval Algoritma (5).

1 April 2025   19:04 Diperbarui: 1 April 2025   19:04 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bab 5: Para Penari di Panggung Virtual dan Hantu-Hantu Inflasi 

(Sebuah Tragikomedi tentang Mata Uang Hantu, Revolusi AI, dan Rakyat yang Terjebak di Antara Pixels) 

Di atas panggung hologram yang melayang di antara Menara Kaca dan Gunung Utang, para penari muncul. Mereka bukan manusia, tapi avatar-avatar gemerlap dengan wajah hasil deepfake para pemimpin dunia. Musiknya? Lagu "Stablecoin Waltz" yang dimainkan oleh orkestra algoritma. Penontonnya: para oligark yang duduk di kursi emas VR, sambil sesekali melempar NFT bunga ke panggung. 

"Selamat datang di Ekonomi Met*****se!" teriak Sang Host, sosok AI berwajah mirip Elon M****k tapi dengan logat Jawa. "Di sini, inflasi hanya angka di spreadsheet! PHK hanya bug sementara! Dan utang... oh, utang adalah seni!" 

Mata Uang Hantu dan Dompet yang Menangis 

Di bawah panggung, di dunia nyata, seorang ibu bernama Siska membuka dompetnya. Isinya: 

- Koin "Pahlawan Ekonomi" (diberikan pemerintah karena ia bertahan jualan gorengan selama pandemi). Nilainya? Sekadar badge di aplikasi e-wallet. 

- Kupon "Bansos Digital" yang kadaluarsa jika tidak di-redeem sebelum tengah malam. 

- Receipt utang mikro dari fintech bertuliskan: "Anda berhutang Rp 1,2 juta. Bila tak sanggup bayar, kami akan menyanyi di T***T***-mu." 

"Dulu uangku masih bisa beli sekarung beras," bisiknya. Kini, ia harus scan QR code di langit-langit tenda jualannya untuk "mengaktifkan" diskon beras virtual. Tapi sinyal internet lemah, dan diskonnya hangus. 

 Revolusi AI: Mesin yang Menjadi Menteri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun