Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Economics of Scale dan Monopoli Terselubung : Bagaimana Industri Raksasa Mengunci Pasar Indonesia.

31 Januari 2025   14:27 Diperbarui: 31 Januari 2025   14:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam perekonomian modern, fenomena economies of scale sering kali menjadi faktor utama dalam menentukan daya saing industri. Konsep ini merujuk pada keuntungan biaya yang diperoleh perusahaan ketika produksi meningkat, yang memungkinkan mereka untuk menurunkan biaya per unit produk. Namun, di balik keuntungan efisiensi ini, terdapat ancaman besar bagi persaingan pasar, terutama ketika industri raksasa menggunakannya untuk membangun monopoli terselubung di pasar Indonesia.

Struktur Pasar dan Dampak Economies of Scale

Dalam teori ekonomi industri, struktur pasar berperan penting dalam menentukan dinamika kompetisi. Pasar yang didominasi oleh segelintir perusahaan besar cenderung mengarah pada struktur oligopoli, di mana perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kekuatan besar dalam menentukan harga dan akses pasar. Economies of scale memperkuat dominasi ini karena hanya perusahaan dengan skala produksi besar yang mampu bertahan dan mengalahkan pesaing kecil.

Di Indonesia, sektor-sektor seperti telekomunikasi, ritel modern, industri semen, dan e-commerce menjadi contoh nyata bagaimana economies of scale bekerja. Perusahaan besar dapat membeli bahan baku dalam jumlah besar dengan harga lebih murah, mengoptimalkan rantai pasok, dan menggunakan teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas. Akibatnya, perusahaan kecil kesulitan bersaing karena tidak memiliki sumber daya yang sama untuk mencapai skala ekonomi yang menguntungkan.

Monopoli Terselubung dan Strategi Mengunci Pasar

Meskipun hukum persaingan usaha di Indonesia telah mencoba membatasi monopoli, dalam praktiknya, perusahaan besar sering kali menemukan cara untuk menciptakan monopoli terselubung. Beberapa strategi yang digunakan antara lain:

  1. Harga Predator (Predatory Pricing): Perusahaan besar sengaja menjual produk dengan harga di bawah biaya produksi dalam jangka waktu tertentu untuk mengusir pesaing dari pasar. Setelah pesaing kecil gulung tikar, perusahaan akan menaikkan harga kembali untuk mendapatkan keuntungan monopolis.
  2. Eksklusivitas dalam Rantai Pasok: Industri raksasa sering kali mengunci pasokan bahan baku melalui kontrak eksklusif dengan pemasok, sehingga perusahaan kecil kesulitan mendapatkan bahan yang sama dengan harga kompetitif.
  3. Penguasaan Infrastruktur dan Distribusi: Pengendalian terhadap jaringan distribusi dan logistik memungkinkan perusahaan besar untuk membatasi akses pesaing ke pasar. Misalnya, dalam industri ritel, raksasa supermarket dapat menentukan produk mana yang boleh masuk ke rak mereka dan dengan syarat apa.
  4. Pengaruh Regulasi: Melalui lobi dan tekanan politik, perusahaan besar mampu mempengaruhi regulasi agar lebih menguntungkan mereka dan lebih menyulitkan pemain baru masuk ke industri tersebut.
  5. Akuisisi dan Merger: Akuisisi terhadap startup atau perusahaan kecil yang inovatif menjadi strategi efektif untuk mengeliminasi persaingan sejak dini.

Dampak bagi Ekonomi dan Konsumen

Konsekuensi dari dominasi industri raksasa ini tidak hanya dirasakan oleh pesaing, tetapi juga oleh konsumen dan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa dampak negatif yang muncul antara lain:

  • Harga yang Tidak Kompetitif: Setelah pesaing kecil tersingkir, perusahaan besar bebas menaikkan harga karena tidak ada alternatif lain di pasar.
  • Kurangnya Inovasi: Monopoli mengurangi insentif untuk berinovasi karena tidak ada tekanan kompetitif yang memaksa mereka meningkatkan kualitas produk atau layanan.
  • Ketimpangan Ekonomi: Keuntungan besar yang terkonsentrasi pada segelintir perusahaan memperburuk distribusi pendapatan dan menghambat pertumbuhan sektor usaha kecil dan menengah (UKM).
  • Ketergantungan Ekonomi: Dominasi perusahaan asing dalam beberapa sektor industri strategis dapat meningkatkan ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap investasi dan teknologi luar negeri.

Jalan Keluar: Regulasi dan Kebijakan Persaingan Sehat

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan intervensi kebijakan yang lebih ketat dari pemerintah dan lembaga pengawas persaingan usaha seperti KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha). Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  1. Peningkatan Penegakan Hukum Antimonopoli: Pemerintah harus lebih aktif dalam mendeteksi dan menindak praktik predatory pricing, penguasaan pasar yang berlebihan, serta merger yang bertujuan menghilangkan persaingan.
  2. Penguatan UKM dan Startup Lokal: Dukungan terhadap UKM dalam bentuk insentif pajak, akses pembiayaan, dan perlindungan terhadap persaingan tidak sehat dapat membantu mereka bertahan di pasar yang kompetitif.
  3. Peningkatan Transparansi Regulasi: Regulasi yang jelas dan transparan akan mengurangi celah bagi perusahaan besar untuk memanipulasi aturan demi keuntungan mereka sendiri.
  4. Diversifikasi Pasar dan Promosi Produk Lokal: Kebijakan yang mendorong konsumsi produk lokal serta membuka akses ekspor bagi UKM dapat mengurangi dominasi perusahaan besar di pasar domestik.
  5. Pemanfaatan Teknologi dan Digitalisasi: Platform digital yang mendukung ekonomi berbasis komunitas dapat menjadi alat ampuh dalam menyeimbangkan kekuatan pasar antara pemain besar dan kecil.

Industrialisasi yang sehat membutuhkan keseimbangan antara efisiensi dan persaingan. Economies of scale seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing global, bukan sebagai instrumen bagi segelintir pemain besar untuk mengunci pasar dan menghambat inovasi. Regulasi yang efektif dan keberpihakan terhadap UKM menjadi kunci untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya menguntungkan segelintir perusahaan, tetapi juga menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun