Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Peran Masyarakat dalam Mengawasi Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD.

7 Januari 2025   04:11 Diperbarui: 7 Januari 2025   04:11 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan kepala daerah (pilkada) merupakan momen penting dalam demokrasi di Indonesia. Namun, ketika wacana pengembalian sistem pemilihan kepala daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kembali mencuat, muncul kekhawatiran mengenai transparansi dan akuntabilitas proses tersebut. Dalam sistem ini, kepala daerah tidak lagi dipilih langsung oleh rakyat, melainkan melalui keputusan DPRD. Kondisi ini menuntut masyarakat untuk berperan aktif dalam mengawasi proses tersebut guna memastikan pemilihan berjalan secara adil dan bebas dari praktik kecurangan.

Pemilihan oleh DPRD: Sebuah Tinjauan

Pemilihan kepala daerah oleh DPRD bukanlah hal baru di Indonesia. Pada masa Orde Baru, sistem ini digunakan untuk memilih gubernur, bupati, dan wali kota. Namun, sistem tersebut mendapat kritik karena dianggap lebih rentan terhadap politik transaksional dan korupsi, mengingat proses pemilihan dilakukan di balik pintu tertutup. Pasca-reformasi, Indonesia beralih ke sistem pilkada langsung dengan tujuan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan pemimpin mereka secara langsung.

Wacana untuk mengembalikan sistem pemilihan kepada DPRD muncul karena berbagai alasan, seperti upaya untuk mengurangi biaya politik yang tinggi, mencegah konflik horizontal, dan memperkuat peran partai politik. Namun, tantangan yang dihadapi tidak kalah besar, terutama dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap proses tersebut. Di sinilah peran masyarakat menjadi krusial dalam memastikan integritas sistem ini.

Mengapa Pengawasan Masyarakat Penting?

  1. Menjaga Transparansi dan Akuntabilitas
    Salah satu kritik utama terhadap pemilihan kepala daerah oleh DPRD adalah minimnya transparansi dalam proses pemilihan. Keputusan yang dibuat oleh segelintir anggota DPRD sering kali dianggap tidak mencerminkan aspirasi rakyat. Dengan pengawasan masyarakat, proses pemilihan dapat dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar berlandaskan pada kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
  2. Mencegah Politik Transaksional
    Pemilihan melalui DPRD berisiko membuka ruang lebih besar untuk praktik politik transaksional, seperti suap dan lobi tidak sehat. Dengan pengawasan yang ketat dari masyarakat, peluang terjadinya penyimpangan dapat diminimalisasi. Ketika publik terlibat, calon kepala daerah dan anggota DPRD akan merasa diawasi sehingga lebih berhati-hati dalam bertindak.
  3. Memperkuat Legitimasi Pemimpin Terpilih
    Pemimpin yang terpilih melalui proses yang diawasi secara transparan akan memiliki legitimasi yang lebih kuat di mata masyarakat. Kepercayaan publik terhadap kepala daerah dapat terbangun jika mereka yakin bahwa proses pemilihannya berjalan jujur dan adil.

Bentuk-Bentuk Peran Masyarakat dalam Pengawasan

  1. Pemantauan Proses Pemilihan
    Masyarakat dapat berperan sebagai pemantau independen selama proses pemilihan berlangsung. Organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan media dapat bekerja sama untuk memantau jalannya proses ini, termasuk mengawasi sesi-sesi sidang DPRD yang berkaitan dengan pemilihan kepala daerah.
  2. Meningkatkan Kesadaran Publik
    Salah satu peran penting masyarakat adalah meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya pengawasan dalam sistem ini. Kampanye melalui media sosial, seminar, atau diskusi publik dapat menjadi sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang hak dan tanggung jawab mereka dalam mengawasi proses pemilihan.
  3. Menggunakan Teknologi untuk Transparansi
    Teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan transparansi. Platform daring yang memungkinkan masyarakat untuk memantau jalannya pemilihan atau melaporkan dugaan penyimpangan dapat menjadi solusi. Misalnya, publik dapat mengakses informasi mengenai calon kepala daerah, mekanisme pemilihan, dan hasil akhir secara real-time.
  4. Melaporkan Dugaan Pelanggaran
    Masyarakat harus diberikan akses mudah untuk melaporkan dugaan pelanggaran yang terjadi dalam proses pemilihan. Lembaga pengawas seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dapat berkolaborasi dengan masyarakat untuk menindaklanjuti laporan-laporan tersebut.

Tantangan dalam Mengawasi Pemilihan oleh DPRD

  1. Minimnya Akses Informasi
    Proses pemilihan oleh DPRD sering kali dilakukan dalam ruang tertutup, sehingga sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi secara lengkap. Keterbatasan akses ini menjadi tantangan utama dalam memastikan transparansi.
  2. Kurangnya Kesadaran Masyarakat
    Tidak semua masyarakat memahami pentingnya peran mereka dalam mengawasi proses pemilihan. Tingkat partisipasi publik yang rendah dapat memberikan ruang bagi terjadinya penyimpangan.
  3. Potensi Intimidasi
    Dalam beberapa kasus, masyarakat yang mencoba mengawasi atau melaporkan pelanggaran berisiko menghadapi intimidasi dari pihak-pihak tertentu. Kondisi ini dapat mengurangi semangat masyarakat untuk terlibat dalam pengawasan.

Strategi untuk Mengoptimalkan Peran Masyarakat

  1. Meningkatkan Transparansi DPRD
    DPRD harus membuka ruang bagi masyarakat untuk mengawasi proses pemilihan. Hal ini dapat dilakukan dengan menyiarkan proses pemilihan secara langsung melalui televisi atau platform digital.
  2. Melibatkan Lembaga Independen
    Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga independen untuk melibatkan masyarakat dalam pengawasan. Lembaga ini dapat berfungsi sebagai jembatan antara masyarakat dan DPRD, memastikan bahwa suara publik didengar.
  3. Penguatan Pendidikan Politik
    Pendidikan politik bagi masyarakat perlu ditingkatkan agar mereka memahami hak dan kewajiban mereka dalam proses demokrasi. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat lebih proaktif dalam mengawasi jalannya pemilihan kepala daerah.

Pemilihan kepala daerah oleh DPRD memang memiliki kelebihan, seperti efisiensi anggaran dan potensi untuk mengurangi konflik horizontal. Namun, sistem ini juga membawa tantangan besar dalam hal transparansi dan akuntabilitas. Di tengah kekhawatiran akan politik transaksional, peran masyarakat sebagai pengawas menjadi kunci untuk memastikan integritas proses pemilihan.

Melalui partisipasi aktif, pemantauan yang ketat, dan pelaporan pelanggaran, masyarakat dapat membantu menciptakan sistem pemilihan yang lebih transparan dan adil. Dengan demikian, kepala daerah yang terpilih tidak hanya memiliki legitimasi politik, tetapi juga kepercayaan dari masyarakat yang mereka pimpin.

Pada akhirnya, demokrasi yang sehat bukan hanya soal siapa yang dipilih, tetapi juga bagaimana proses itu berlangsung. Ketika masyarakat terlibat secara aktif, harapan untuk mencapai demokrasi yang lebih baik akan semakin nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun