Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Swasembada Pertanian dan Pangan (58) : Smart Farming.

19 Desember 2024   05:07 Diperbarui: 19 Desember 2024   05:07 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Ketahanan pangan merupakan isu global yang semakin mendesak seiring pertumbuhan populasi dunia yang pesat, perubahan iklim, dan tekanan terhadap sumber daya alam. Di Indonesia, sebagai negara agraris dengan populasi besar, ketahanan pangan menjadi pilar utama dalam mendukung stabilitas sosial dan ekonomi. Untuk menjawab tantangan ini, penerapan smart farming atau pertanian cerdas dapat menjadi solusi yang inovatif dan berkelanjutan.

Apa itu Pertanian Cerdas?

Pertanian cerdas adalah pendekatan modern dalam sektor pertanian yang memanfaatkan teknologi digital, kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan analitik data untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan. Sistem ini memungkinkan petani untuk mengelola sumber daya secara presisi, seperti memantau kondisi tanah, cuaca, kelembaban, hingga kesehatan tanaman, melalui sensor dan aplikasi berbasis data.

Teknologi ini juga membantu petani dalam mengambil keputusan yang lebih cepat dan akurat, seperti menentukan waktu terbaik untuk menanam atau memanen, mengatur irigasi, hingga mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida.

Manfaat Pertanian Cerdas untuk Ketahanan Pangan

  1. Peningkatan Produktivitas
    Pertanian cerdas mampu meningkatkan hasil panen dengan memanfaatkan teknologi yang memantau kebutuhan spesifik tanaman. Contohnya, sensor tanah dapat memberikan informasi real-time mengenai kelembapan dan nutrisi, sehingga petani dapat menyesuaikan pemberian air atau pupuk secara tepat.
  2. Pengelolaan Risiko Iklim
    Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian. Dengan teknologi prediksi cuaca berbasis data, pertanian cerdas membantu petani dalam merencanakan aktivitas pertanian mereka sesuai dengan kondisi cuaca yang dinamis.
  3. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
    Teknologi seperti irigasi otomatis berbasis IoT membantu menghemat penggunaan air, sementara drone dapat digunakan untuk memantau tanaman dan menyemprotkan pestisida secara tepat sasaran, sehingga mengurangi pemborosan dan dampak lingkungan.
  4. Peningkatan Keberlanjutan
    Dengan meminimalkan penggunaan bahan kimia dan air secara berlebihan, pertanian cerdas mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini penting untuk menjaga ekosistem agraris yang sehat bagi generasi mendatang.
  5. Integrasi Rantai Pasok
    Teknologi digital dalam pertanian cerdas juga mempermudah integrasi dengan rantai pasok pangan. Data hasil panen dapat langsung dikirimkan ke pasar atau distributor, sehingga mengurangi risiko pemborosan dan memastikan pasokan pangan yang stabil.

Implementasi Pertanian Cerdas di Indonesia

Meskipun konsep ini memiliki potensi besar, implementasinya di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, seperti:

  • Keterbatasan Infrastruktur Teknologi: Tidak semua wilayah pertanian memiliki akses internet atau listrik yang memadai.
  • Kesenjangan Pengetahuan: Banyak petani tradisional belum memahami atau terbiasa menggunakan teknologi canggih.
  • Biaya Awal yang Tinggi: Investasi awal untuk perangkat seperti sensor, drone, atau perangkat IoT seringkali tidak terjangkau bagi petani kecil.

Namun, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi hambatan ini, seperti:

  • Pelatihan dan Edukasi Petani: Pemerintah dan swasta dapat berkolaborasi dalam memberikan pelatihan kepada petani untuk memahami dan mengoperasikan teknologi pertanian cerdas.
  • Subsidi dan Insentif: Pemerintah dapat memberikan subsidi atau insentif untuk pembelian perangkat pertanian cerdas, sehingga lebih terjangkau bagi petani kecil.
  • Kolaborasi dengan Startup Agritech: Beberapa startup agritech di Indonesia sudah mulai mengembangkan solusi pertanian berbasis teknologi yang lebih murah dan mudah digunakan.

Studi Kasus: Pertanian Cerdas di Indonesia

Di Jawa Barat, beberapa kelompok tani telah menggunakan sensor IoT untuk memantau kondisi lahan sawah mereka. Dengan aplikasi yang terhubung langsung ke ponsel, petani dapat mengetahui kapan mereka perlu menyiram tanaman atau menambahkan pupuk. Hasilnya, mereka melaporkan peningkatan hasil panen hingga 20% sekaligus pengurangan biaya operasional.

Di Yogyakarta, penggunaan drone untuk pemantauan lahan telah membantu petani mengidentifikasi serangan hama lebih awal, sehingga dapat mengambil tindakan yang cepat dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun