Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Swasembada Pertanian dan Pangan (31) : Menghidupkan Kearifan Lokal.

29 November 2024   19:12 Diperbarui: 29 November 2024   19:12 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pengalaman Negara Lain

Dalam upaya mendorong swasembada pangan, Indonesia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman negara-negara lain yang sukses memadukan kearifan lokal dengan inovasi modern. Beberapa negara telah berhasil menjaga keberlanjutan pangan mereka dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional yang berakar pada budaya lokal, sambil menyesuaikannya dengan kebutuhan global saat ini.

1. Jepang: Pemanfaatan Tanah Marginal melalui Sistem Satoyama

Di Jepang, konsep Satoyama menggambarkan interaksi harmonis antara manusia dan alam dalam pengelolaan lahan pedesaan. Sistem ini melibatkan:

  • Rotasi Tanaman: Pengelolaan lahan secara bergantian antara padi, sayuran, dan tanaman keras untuk menjaga kesuburan tanah.
  • Pengelolaan Hutan Komunitas: Masyarakat setempat mengelola sumber daya alam seperti kayu dan daun-daunan untuk bahan kompos, sehingga mendukung ekosistem pertanian.
  • Inovasi Modern: Satoyama kini diperkuat dengan teknologi pemetaan satelit untuk melacak penggunaan lahan dan kesehatan ekosistem.

Kesuksesan Satoyama membuktikan bahwa kearifan lokal dapat menjaga ketahanan pangan sekaligus melestarikan lingkungan.

2. Bhutan: Pertanian Organik Berbasis Tradisional

Bhutan telah berkomitmen untuk menjadi negara dengan sistem pertanian organik sepenuhnya. Keberhasilan ini didasarkan pada:

  • Praktik Pertanian Tradisional: Petani menggunakan pupuk alami seperti kompos dan bio-pestisida yang dibuat dari tanaman lokal.
  • Kebijakan Nasional: Pemerintah mendukung praktik tradisional dengan memberikan pelatihan dan subsidi kepada petani kecil.
  • Filosofi Kebahagiaan Nasional: Pertanian organik sejalan dengan pendekatan Gross National Happiness yang menekankan harmoni antara pembangunan dan kesejahteraan lingkungan.

Bhutan menunjukkan bahwa kearifan lokal yang berkelanjutan dapat menjadi strategi nasional yang efektif untuk swasembada pangan.

3. Ethiopia: Revitalisasi Sistem Irigasi Tradisional

Ethiopia, dengan tantangan geografis dan iklimnya, berhasil menghidupkan kembali sistem irigasi tradisional bernama Aflaj. Beberapa poin utama keberhasilan sistem ini meliputi:

  • Gotong Royong Komunitas: Warga bekerja sama untuk membangun dan memelihara jaringan irigasi yang rumit.
  • Penyimpanan Air Berbasis Tradisional: Sumur dan kanal tradisional diperkuat dengan teknologi penyimpanan modern untuk mengurangi kehilangan air.
  • Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Pengetahuan lokal digunakan untuk memilih varietas tanaman yang tahan kekeringan.

Kombinasi pendekatan tradisional dan modern membantu Ethiopia meningkatkan produksi pangan dan mengurangi kerentanan terhadap krisis pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun