Pengalaman Negara Lain
Dalam upaya mendorong swasembada pangan, Indonesia dapat mengambil pelajaran dari pengalaman negara-negara lain yang sukses memadukan kearifan lokal dengan inovasi modern. Beberapa negara telah berhasil menjaga keberlanjutan pangan mereka dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional yang berakar pada budaya lokal, sambil menyesuaikannya dengan kebutuhan global saat ini.
1. Jepang: Pemanfaatan Tanah Marginal melalui Sistem Satoyama
Di Jepang, konsep Satoyama menggambarkan interaksi harmonis antara manusia dan alam dalam pengelolaan lahan pedesaan. Sistem ini melibatkan:
- Rotasi Tanaman: Pengelolaan lahan secara bergantian antara padi, sayuran, dan tanaman keras untuk menjaga kesuburan tanah.
- Pengelolaan Hutan Komunitas: Masyarakat setempat mengelola sumber daya alam seperti kayu dan daun-daunan untuk bahan kompos, sehingga mendukung ekosistem pertanian.
- Inovasi Modern: Satoyama kini diperkuat dengan teknologi pemetaan satelit untuk melacak penggunaan lahan dan kesehatan ekosistem.
Kesuksesan Satoyama membuktikan bahwa kearifan lokal dapat menjaga ketahanan pangan sekaligus melestarikan lingkungan.
2. Bhutan: Pertanian Organik Berbasis Tradisional
Bhutan telah berkomitmen untuk menjadi negara dengan sistem pertanian organik sepenuhnya. Keberhasilan ini didasarkan pada:
- Praktik Pertanian Tradisional: Petani menggunakan pupuk alami seperti kompos dan bio-pestisida yang dibuat dari tanaman lokal.
- Kebijakan Nasional: Pemerintah mendukung praktik tradisional dengan memberikan pelatihan dan subsidi kepada petani kecil.
- Filosofi Kebahagiaan Nasional: Pertanian organik sejalan dengan pendekatan Gross National Happiness yang menekankan harmoni antara pembangunan dan kesejahteraan lingkungan.
Bhutan menunjukkan bahwa kearifan lokal yang berkelanjutan dapat menjadi strategi nasional yang efektif untuk swasembada pangan.
3. Ethiopia: Revitalisasi Sistem Irigasi Tradisional
Ethiopia, dengan tantangan geografis dan iklimnya, berhasil menghidupkan kembali sistem irigasi tradisional bernama Aflaj. Beberapa poin utama keberhasilan sistem ini meliputi:
- Gotong Royong Komunitas: Warga bekerja sama untuk membangun dan memelihara jaringan irigasi yang rumit.
- Penyimpanan Air Berbasis Tradisional: Sumur dan kanal tradisional diperkuat dengan teknologi penyimpanan modern untuk mengurangi kehilangan air.
- Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Pengetahuan lokal digunakan untuk memilih varietas tanaman yang tahan kekeringan.
Kombinasi pendekatan tradisional dan modern membantu Ethiopia meningkatkan produksi pangan dan mengurangi kerentanan terhadap krisis pangan.