Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Pertanian dan Pangan (21): Mengelola Rantai Pasok Pangan Lokal

27 November 2024   15:50 Diperbarui: 27 November 2024   15:52 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang Desa Panggungharjo

Desa Panggungharjo memiliki potensi pertanian yang besar dengan lahan subur dan keberagaman produk pangan lokal, seperti padi, sayuran, dan buah-buahan. Namun, sebelum 2010, petani desa ini menghadapi berbagai tantangan, termasuk rendahnya harga jual hasil panen, ketergantungan pada tengkulak, dan keterbatasan akses pasar. Kondisi ini mendorong pemerintah desa untuk mengambil langkah strategis dalam mengelola rantai pasok pangan lokal.

Inisiatif yang Dilakukan

  1. Mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
    Pemerintah desa mendirikan BUMDes "Panggungharjo Sejahtera" sebagai motor penggerak ekonomi lokal. BUMDes ini mengelola distribusi hasil pertanian secara terintegrasi, mulai dari pengumpulan, pengolahan, hingga pemasaran. Dengan adanya BUMDes, petani tidak lagi bergantung pada tengkulak dan dapat menjual hasil panen mereka dengan harga yang lebih adil.
  2. Digitalisasi Sistem Pemasaran
    Desa Panggungharjo memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar. Melalui platform daring, BUMDes berhasil menjual produk pangan lokal ke konsumen di wilayah perkotaan, termasuk Yogyakarta dan sekitarnya. Sistem ini juga memungkinkan konsumen memesan produk secara langsung, sehingga meminimalkan rantai distribusi yang berpotensi merugikan petani.
  3. Diversifikasi Produk Lokal
    Untuk meningkatkan nilai tambah, desa ini mengolah hasil pertanian menjadi produk siap konsumsi, seperti beras organik, jus segar, dan camilan berbahan dasar lokal. Produk olahan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi warga desa, terutama ibu rumah tangga dan pemuda.
  4. Pendidikan dan Pendampingan Petani
    Pemerintah desa memberikan pelatihan kepada petani tentang pertanian berkelanjutan, manajemen usaha, dan pemanfaatan teknologi. Dengan pengetahuan yang lebih baik, petani mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
  5. Pengelolaan Limbah Pangan
    Desa Panggungharjo juga menerapkan prinsip ekonomi sirkular dalam rantai pasok pangan. Limbah pertanian dan makanan diolah menjadi pupuk organik yang digunakan kembali di lahan pertanian. Langkah ini tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Hasil yang Dicapai

  1. Peningkatan Pendapatan Petani
    Dengan sistem distribusi yang terintegrasi dan harga jual yang lebih stabil, pendapatan petani di Panggungharjo meningkat hingga 30% dalam kurun waktu lima tahun.
  2. Akses Pangan yang Lebih Baik
    Produk pangan lokal dari Panggungharjo kini tersedia tidak hanya untuk warga desa, tetapi juga untuk masyarakat perkotaan. Hal ini mendorong konsumsi pangan lokal yang lebih sehat dan segar.
  3. Kemandirian Ekonomi Desa
    BUMDes "Panggungharjo Sejahtera" kini menjadi model pengelolaan ekonomi desa yang mandiri. Dengan pengelolaan yang transparan, BUMDes mampu memberikan kontribusi finansial kepada desa, yang kemudian digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan layanan publik.
  4. Keberlanjutan Lingkungan
    Penerapan pertanian organik dan pengelolaan limbah yang baik menjadikan Panggungharjo sebagai desa yang ramah lingkungan. Keberlanjutan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan dan peneliti, yang memberikan dampak ekonomi tambahan bagi desa.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Kisah sukses Desa Panggungharjo mengajarkan bahwa keberhasilan pengelolaan rantai pasok pangan lokal memerlukan:

  • Kolaborasi: Kerja sama antara pemerintah desa, petani, dan komunitas lokal adalah kunci keberhasilan.
  • Inovasi Teknologi: Pemanfaatan teknologi digital dapat memperluas akses pasar dan meningkatkan efisiensi.
  • Keberlanjutan: Pendekatan berkelanjutan, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan, menjamin keberlanjutan sistem pangan lokal.

Desa Panggungharjo adalah bukti nyata bahwa pengelolaan rantai pasok pangan lokal dapat menjadi solusi untuk ketahanan dan kemandirian pangan. Dengan pendekatan yang terencana, desa ini berhasil memberdayakan petani, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan ekosistem pangan yang berkelanjutan.

Model ini dapat direplikasi di daerah lain dengan penyesuaian sesuai kondisi lokal, sehingga Indonesia dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya dan menjadi contoh bagi dunia dalam mengelola pangan lokal.

Mengelola rantai pasok pangan lokal adalah kunci untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan di Indonesia. Upaya ini membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Dengan visi yang jelas dan langkah strategis yang terintegrasi, Indonesia dapat memanfaatkan potensi lokalnya untuk menjadi negara yang berdaulat pangan, sekaligus berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Mari kita bersama-sama mendukung langkah ini, demi Indonesia yang lebih kuat dan mandiri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun