Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Swasembada Pertanian dan Pangan (16): Teknologi Ramah Lingkungan

26 November 2024   05:41 Diperbarui: 26 November 2024   07:33 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

3. Desa Organik di Kerala, India

Kerala adalah salah satu wilayah di India yang sukses memanfaatkan teknologi ramah lingkungan untuk mencapai swasembada pangan melalui sistem pertanian organik. Pemerintah setempat memberikan pelatihan dan teknologi sederhana seperti kompos organik dan pestisida alami.

  • Hasilnya:
    Ribuan petani beralih ke pertanian organik, menghasilkan produk-produk yang sehat dan bebas bahan kimia.
  • Manfaat:
    Meningkatkan kesehatan tanah, mengurangi ketergantungan pada impor pupuk kimia, dan membuka pasar premium untuk hasil pertanian organik.

4. Proyek "Floating Solar Farms" di Tiongkok

Tiongkok, sebagai negara dengan kebutuhan energi besar, mengembangkan ladang tenaga surya terapung di atas tambang batu bara yang terendam air. Proyek ini tidak hanya menghasilkan energi terbarukan tetapi juga memanfaatkan lahan yang tidak produktif.

  • Hasilnya:
    Ribuan rumah tangga kini menggunakan energi bersih dari proyek ini, dengan kapasitas produksi mencapai ratusan megawatt.
  • Manfaat:
    Pengurangan emisi karbon secara signifikan, efisiensi penggunaan lahan, dan penghematan biaya produksi listrik.

5. Sistem Aquaponik di Thailand

Petani di Thailand mengadopsi teknologi aquaponik, yang mengintegrasikan budidaya ikan dengan tanaman menggunakan sistem sirkulasi air. Air dari kolam ikan kaya akan nutrisi yang digunakan untuk menyuburkan tanaman, sementara tanaman membersihkan air untuk ikan.

  • Hasilnya:
    Petani mampu menghasilkan ikan dan sayuran dalam satu sistem yang efisien.
  • Manfaat:
    Hemat lahan, minim penggunaan air, dan hasil yang berlipat ganda dibanding metode konvensional.

6. Transformasi Limbah Menjadi Energi di Swedia

Swedia telah menjadi pelopor dalam pengelolaan limbah dengan teknologi daur ulang dan konversi limbah menjadi energi (waste-to-energy). Hampir 99% limbah domestik didaur ulang atau diubah menjadi energi.

  • Hasilnya:
    Swedia tidak hanya mandiri dalam kebutuhan energi dari limbah tetapi juga mengimpor limbah dari negara lain untuk diolah.
  • Manfaat:
    Mengurangi polusi, menghasilkan energi bersih, dan membuka peluang bisnis baru di sektor pengelolaan limbah.

Pelajaran untuk Indonesia

Dari berbagai kisah sukses ini, ada beberapa poin penting yang relevan bagi Indonesia:

  1. Pemberdayaan Komunitas Lokal: Seperti di Sumba dan Kerala, keterlibatan masyarakat lokal sangat penting dalam memastikan keberhasilan program teknologi ramah lingkungan.
  2. Inovasi Berbasis Kebutuhan: Teknologi yang diterapkan harus sesuai dengan kondisi geografis dan kebutuhan spesifik wilayah.
  3. Kemitraan Multisektor: Dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan organisasi internasional dapat mempercepat adopsi teknologi.
  4. Edukasi dan Pelatihan: Masyarakat perlu dilibatkan dalam setiap tahap implementasi agar teknologi benar-benar dapat diadopsi secara berkelanjutan.

Kisah-kisah sukses penerapan teknologi ramah lingkungan di berbagai negara menunjukkan bahwa swasembada berkelanjutan bukanlah mimpi, melainkan tujuan yang dapat dicapai. Dengan memanfaatkan inovasi teknologi, Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai kemandirian di berbagai sektor sambil menjaga keseimbangan ekologis untuk generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun