Swasembada pangan merupakan tujuan strategis yang menjadi tulang punggung ketahanan nasional Indonesia. Dalam mewujudkan ambisi ini, salah satu elemen kunci yang sering terabaikan adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian. Di tengah tantangan globalisasi, perubahan iklim, dan revolusi teknologi, Indonesia harus menyiapkan petani dan tenaga kerja di sektor pertanian dengan kompetensi yang sesuai agar mampu meningkatkan produktivitas, inovasi, dan keberlanjutan sektor ini.
Urgensi Pengembangan SDM di Sektor Pertanian
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam menyuplai kebutuhan pangan bagi lebih dari 270 juta penduduk Indonesia. Namun, data menunjukkan bahwa produktivitas sektor ini belum maksimal. Masalah seperti rendahnya tingkat pendidikan petani, kurangnya akses terhadap teknologi modern, dan minimnya pelatihan sering kali menjadi hambatan utama dalam meningkatkan produksi pangan.
Selain itu, regenerasi petani juga menjadi tantangan besar. Mayoritas petani di Indonesia sudah memasuki usia lanjut, sementara generasi muda cenderung enggan terjun ke dunia pertanian. Tanpa pembaruan dan pengembangan SDM yang tepat, sektor pertanian berisiko kehilangan daya saingnya di era modern.
Strategi Pengembangan SDM untuk Swasembada Pangan
Untuk memastikan sektor pertanian mampu menopang kebutuhan pangan nasional, berikut adalah beberapa strategi pengembangan SDM yang dapat diimplementasikan:
1. Edukasi dan Pelatihan Teknologi Pertanian
Kemajuan teknologi pertanian, seperti penggunaan drone, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI), telah membuka peluang untuk meningkatkan efisiensi dan hasil panen. Namun, pemanfaatan teknologi ini memerlukan tenaga kerja yang terampil dan paham teknologi. Oleh karena itu, pelatihan berbasis teknologi harus menjadi prioritas, dengan melibatkan perguruan tinggi, pusat pelatihan pertanian, dan pemerintah daerah.
2. Pemberdayaan Generasi Muda
Generasi muda perlu diberikan insentif untuk terlibat dalam sektor pertanian, seperti pemberian akses modal usaha, pengembangan start-up agritech, dan program mentoring. Selain itu, integrasi pendidikan pertanian ke dalam kurikulum sekolah dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat sejak dini.
3. Revitalisasi Penyuluh Pertanian