Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Pertanian dan Pangan (1): Bukan Sekadar Produksi

21 November 2024   09:15 Diperbarui: 21 November 2024   09:27 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Belajar dari Negara Lain

Untuk memahami lebih dalam bagaimana swasembada pangan dapat dicapai, Indonesia dapat belajar dari pengalaman negara lain. Jepang, misalnya, berhasil mempertahankan swasembada pangan melalui pendekatan teknologi tinggi dan perlindungan ketat terhadap lahan pertanian. Di Jepang, petani menerima subsidi besar untuk memastikan bahwa mereka tetap kompetitif meskipun menghadapi tekanan dari pasar internasional.

Contoh lainnya adalah Thailand, yang dikenal sebagai salah satu eksportir beras terbesar di dunia. Thailand fokus pada pengembangan varietas padi unggul yang tidak hanya tahan terhadap hama tetapi juga memiliki produktivitas tinggi. Model kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta di Thailand menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan mereka.

Swasembada Sebagai Pilar Ketahanan Pangan Nasional

Mencapai swasembada pangan bukan sekadar soal produksi, tetapi juga tentang bagaimana hasil panen dapat didistribusikan dan diakses oleh masyarakat. Ketahanan pangan, menurut definisi Food and Agriculture Organization (FAO), melibatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan stabilitas pangan. Dalam konteks ini, pembangunan infrastruktur transportasi seperti jalan dan pelabuhan menjadi sangat penting untuk memastikan hasil panen dari daerah-daerah terpencil dapat mencapai pasar.

Selain itu, diversifikasi pola konsumsi masyarakat juga perlu diperhatikan. Ketergantungan yang terlalu besar pada beras sebagai makanan pokok membuat Indonesia rentan terhadap krisis pangan. Edukasi masyarakat tentang manfaat pangan lokal seperti sagu, jagung, dan ubi kayu dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi tekanan terhadap produksi beras.

Rekomendasi Strategis

Untuk memastikan swasembada pangan dapat tercapai, diperlukan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak. Pertama, pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap alih fungsi lahan. Regulasi yang lebih tegas, seperti insentif bagi petani untuk mempertahankan lahan mereka, dapat membantu mengurangi konversi lahan pertanian.

Kedua, modernisasi sektor pertanian harus menjadi prioritas. Dengan memberikan subsidi untuk alat dan teknologi modern, serta pelatihan kepada petani, produktivitas pertanian dapat meningkat secara signifikan.

Ketiga, kebijakan impor pangan harus dievaluasi ulang. Alih-alih terus mengimpor dalam jumlah besar, pemerintah dapat fokus pada pengembangan cadangan pangan strategis yang bersumber dari produksi lokal.

Membangun ketahanan pangan melalui swasembada adalah cita-cita besar yang membutuhkan komitmen, inovasi, dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat. Meskipun tantangan yang dihadapi cukup kompleks, peluang yang dimiliki Indonesia jauh lebih besar. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, mengadopsi teknologi modern, dan memperkuat kebijakan yang pro-petani, Indonesia dapat bergerak lebih dekat menuju swasembada pangan yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun