Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Industri Pertahanan (78): Radar Maritim

17 November 2024   09:26 Diperbarui: 17 November 2024   09:26 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketiga, kemampuan radar yang mandiri memperkuat diplomasi maritim. Dengan memiliki teknologi yang mumpuni, Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia bahwa kedaulatan lautnya tidak hanya bergantung pada klaim politik, tetapi juga didukung oleh infrastruktur yang kuat. Langkah ini relevan dalam konteks sengketa Laut Natuna Utara, di mana keberadaan kapal asing sering kali memicu ketegangan diplomatik.

Studi Kasus: Pengawasan di Laut Natuna Utara

Salah satu wilayah yang sangat membutuhkan pengawasan radar maritim adalah Laut Natuna Utara. Kawasan ini menjadi perhatian utama karena sering menjadi lokasi pelanggaran batas wilayah oleh kapal-kapal asing, khususnya dari negara-negara tetangga. Pada tahun 2020, insiden masuknya kapal-kapal penangkap ikan dari Tiongkok ke perairan Natuna mencerminkan urgensi memiliki radar yang mampu memantau wilayah ini secara menyeluruh.

Dengan radar yang canggih, pemerintah dapat memastikan bahwa aktivitas ilegal seperti ini terdeteksi lebih dini. Selain itu, radar juga dapat membantu koordinasi antara berbagai lembaga keamanan, seperti Bakamla, TNI AL, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam menjaga kedaulatan laut.

Kolaborasi dan Dukungan untuk Swasembada

Mengembangkan swasembada radar maritim membutuhkan kolaborasi lintas sektor. Pemerintah, akademisi, dan industri harus bersinergi untuk menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung. Universitas-universitas teknik seperti ITB dan ITS dapat berperan dalam penelitian dan pengembangan teknologi radar, sementara perusahaan BUMN seperti PT LEN Industri dapat memproduksi perangkat dalam skala besar.

Selain itu, peran pemerintah sangat krusial dalam memberikan dukungan finansial dan regulasi yang mendukung. Program seperti kebijakan offset dalam pembelian alat militer asing dapat diarahkan untuk mendukung transfer teknologi radar ke dalam negeri.

Swasembada radar maritim bukanlah sekadar ambisi, melainkan kebutuhan strategis bagi Indonesia sebagai negara maritim. Dengan mengembangkan radar secara mandiri, Indonesia dapat memperkuat keamanan laut, mendukung kedaulatan nasional, dan mengoptimalkan potensi ekonomi perairan. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas teknologi dalam negeri, tetapi juga mencerminkan komitmen Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia.

Sebagaimana pepatah lama menyatakan, "Siapa yang menguasai laut, dia menguasai dunia." Dalam konteks modern, penguasaan ini tidak hanya ditentukan oleh jumlah armada kapal perang, tetapi juga oleh kemampuan teknologi radar yang mendukung pengawasan dan pertahanan. Indonesia memiliki segalanya untuk mewujudkan hal ini---yang dibutuhkan adalah visi yang berani dan langkah yang konkret untuk mencapainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun