Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Industri Pertahanan (78): Radar Maritim

17 November 2024   09:26 Diperbarui: 17 November 2024   09:26 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki garis pantai yang panjang dan wilayah perairan yang sangat luas. Letak geografis ini menjadikan Indonesia sebagai titik strategis dalam jalur perdagangan maritim global sekaligus rentan terhadap berbagai ancaman, mulai dari perompakan, penyelundupan, hingga pelanggaran batas wilayah. Oleh karena itu, kebutuhan akan swasembada radar maritim menjadi semakin relevan. Swasembada radar tidak hanya sebatas simbol teknologi dan kedaulatan, tetapi juga sebuah pondasi yang kokoh untuk menjaga integritas wilayah dan melindungi sumber daya laut yang melimpah.

Tantangan dalam Mengelola Laut Nusantara

Pengelolaan laut Indonesia menghadapi tantangan besar, baik dari aspek internal maupun eksternal. Secara internal, keterbatasan teknologi deteksi menjadi salah satu hambatan utama dalam memastikan keamanan maritim. Data dari Badan Keamanan Laut (Bakamla) menunjukkan bahwa perairan Indonesia masih kerap menjadi sasaran perompakan dan aktivitas ilegal seperti illegal fishing. Hingga kini, banyak wilayah perairan belum terpantau secara optimal karena keterbatasan cakupan radar yang ada.

Dari segi eksternal, posisi Indonesia yang berada di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik membuatnya menjadi lintasan kapal-kapal dari berbagai negara. Jalur seperti Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok, misalnya, merupakan bagian dari choke points yang sangat penting dalam perdagangan dunia. Namun, tingginya aktivitas pelayaran ini juga meningkatkan risiko pelanggaran kedaulatan. Tanpa kemampuan radar maritim yang andal, ancaman seperti kapal asing yang memasuki wilayah tanpa izin sulit untuk terdeteksi secara real-time.

Swasembada Radar: Lebih dari Sekadar Teknologi

Swasembada radar maritim mengacu pada kemampuan suatu negara untuk merancang, memproduksi, dan mengoperasikan sistem radar maritim secara mandiri. Dalam konteks Indonesia, swasembada ini mencerminkan visi besar untuk mengurangi ketergantungan pada impor teknologi militer dan meningkatkan kemandirian nasional. Selain itu, pengembangan radar lokal memungkinkan desain yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, seperti memantau wilayah kepulauan yang kompleks atau mendeteksi kapal berkecepatan rendah yang sering digunakan dalam penyelundupan.

Sebagai perbandingan, beberapa negara lain telah menunjukkan keberhasilan dalam membangun sistem radar maritim yang mandiri. Contohnya, Tiongkok dengan proyeknya yang masif dalam pengawasan laut menggunakan jaringan radar canggih. Negara ini mampu mengintegrasikan radar dengan teknologi satelit untuk menciptakan pengawasan yang hampir tanpa celah. Keberhasilan tersebut tidak hanya mendukung keamanan nasional, tetapi juga memperkuat posisi mereka dalam diplomasi maritim internasional.

Indonesia memiliki potensi untuk mengikuti jejak ini, tetapi dengan pendekatan yang disesuaikan. Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (P2ET) LIPI, misalnya, telah menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan radar berbasis teknologi lokal. Dengan dukungan yang tepat, inovasi ini dapat menjadi landasan bagi sistem radar maritim yang terintegrasi.

Keunggulan Strategis Swasembada Radar

Mengapa swasembada radar maritim begitu penting bagi Indonesia? Jawabannya terletak pada berbagai keuntungan strategis yang ditawarkannya. Pertama, swasembada radar memungkinkan respons cepat terhadap ancaman. Radar maritim yang dikelola secara lokal dapat memberikan data real-time kepada otoritas keamanan laut, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan sebelum ancaman membesar.

Kedua, swasembada radar mendukung efisiensi biaya jangka panjang. Ketergantungan pada impor teknologi sering kali disertai dengan biaya tinggi untuk pemeliharaan dan pembaruan perangkat. Sebaliknya, pengembangan radar dalam negeri memungkinkan kontrol penuh atas seluruh siklus hidup produk, mulai dari desain hingga perawatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun