Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Industri Pertahanan (49): Integrasi Teknologi Digital

10 November 2024   17:39 Diperbarui: 10 November 2024   17:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perkembangan teknologi digital kini telah mencapai berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor yang selama ini terkesan konservatif: industri pertahanan. Di tengah kebutuhan akan sistem pertahanan yang kuat dan efisien, integrasi teknologi digital mampu menjadi solusi strategis untuk menjawab tantangan dan keterbatasan yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan mengadopsi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data, industri pertahanan dapat meraih efisiensi operasional yang lebih tinggi, meningkatkan daya responsif, dan memperkuat kemandirian nasional.

Relevansi dan Urgensi Integrasi Teknologi Digital dalam Pertahanan

Industri pertahanan modern dituntut untuk responsif terhadap ancaman yang semakin kompleks. Serangan fisik bukan satu-satunya ancaman saat ini, karena serangan digital atau siber telah menjadi elemen yang tak terpisahkan dari strategi pertahanan negara-negara maju. Oleh karena itu, integrasi teknologi digital dalam industri pertahanan menjadi keharusan, bukan lagi sekadar pilihan. Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok, telah mengembangkan sistem militer yang tidak hanya berbasis pada kekuatan fisik tetapi juga kemampuan siber yang canggih. Mereka menggunakan kecerdasan buatan untuk memantau ancaman, menyusun strategi, dan bahkan menjalankan operasi militer secara otonom.

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan wilayah yang luas dan berbatasan dengan banyak negara, memerlukan sistem pertahanan yang mampu mengantisipasi ancaman dalam berbagai bentuk. Integrasi teknologi digital dalam industri pertahanan Indonesia dapat memberikan keunggulan, terutama dalam hal kecepatan dan akurasi pengambilan keputusan. Melalui teknologi, misalnya, tentara atau pengambil kebijakan di lapangan bisa mendapatkan informasi yang real-time dan lebih komprehensif untuk menghadapi situasi yang berubah-ubah.

Aplikasi Teknologi Digital dalam Industri Pertahanan

  1. Kecerdasan Buatan dan Pembelajaran Mesin
    AI dan pembelajaran mesin telah menjadi fondasi dari banyak teknologi modern di sektor pertahanan. Dengan teknologi ini, perangkat militer dapat dilengkapi dengan kemampuan untuk mengolah data secara cepat dan presisi. Misalnya, AI dapat digunakan untuk menganalisis data dari satelit dan drone untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan di wilayah perbatasan atau perairan teritorial. Bahkan, algoritma pembelajaran mesin dapat dilatih untuk mengenali pola aktivitas tertentu, seperti pergerakan kapal asing di wilayah sensitif, yang dapat memicu alarm otomatis bagi operator militer.

Salah satu contoh penerapan AI yang sukses adalah pada sistem "Predator" di Amerika Serikat, di mana drone ini menggunakan AI untuk memantau dan mengenali target tanpa harus dikendalikan langsung oleh manusia. Hal ini tentu dapat diadaptasi di Indonesia dengan memanfaatkan AI untuk meningkatkan pengawasan di kawasan perbatasan laut dan darat yang sulit dijangkau.

  1. Internet of Things (IoT)
    IoT memungkinkan setiap perangkat dalam industri pertahanan untuk saling terhubung, berbagi data, dan menciptakan jaringan informasi yang terintegrasi. Dalam konteks pertahanan, IoT dapat diterapkan pada perangkat sensor di lapangan, kendaraan militer, bahkan pada seragam prajurit. Dengan jaringan IoT, informasi mengenai kondisi pasukan, lokasi, dan situasi sekitar dapat diteruskan secara real-time ke pusat komando. Misalnya, sensor yang tertanam pada kendaraan militer dapat mengirimkan data mengenai posisi, status bahan bakar, dan kondisi teknis ke pusat logistik untuk memastikan kesiapan kendaraan di medan perang.

Di Indonesia, pemanfaatan IoT dalam kapal patroli atau kendaraan tempur dapat meningkatkan efisiensi operasional. Misalnya, kapal patroli yang dilengkapi dengan IoT akan bisa memberikan data otomatis mengenai kondisi laut, kecepatan angin, atau bahkan kemungkinan ancaman dari kapal asing, sehingga petugas komando dapat memberikan instruksi lebih cepat dan tepat.

  1. Big Data dan Analitik
    Industri pertahanan membutuhkan pengambilan keputusan yang berbasis data. Dengan kemampuan big data, militer dapat mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis data dari berbagai sumber, termasuk informasi intelijen, laporan lapangan, dan berita global. Analitik data ini dapat membantu dalam memprediksi pola ancaman dan merencanakan strategi yang lebih efektif. Misalnya, big data dapat digunakan untuk menganalisis tren geopolitik yang berkembang di kawasan Asia Tenggara, yang kemudian dapat dijadikan acuan dalam merumuskan kebijakan pertahanan Indonesia.

Lebih jauh lagi, big data dapat membantu dalam mengantisipasi kebutuhan logistik. Melalui analisis data logistik dan pengaturan rantai pasokan, militer dapat lebih efisien dalam mendistribusikan sumber daya ke titik-titik kritis. Dengan sistem ini, Indonesia dapat meningkatkan efisiensi logistik, mengurangi pemborosan, dan menjamin kesiapan operasional.

  1. Teknologi Blockchain untuk Keamanan Data
    Keamanan data merupakan aspek yang sangat penting dalam pertahanan. Dalam konteks ini, teknologi blockchain dapat menjadi solusi untuk melindungi data sensitif dari upaya peretasan. Blockchain menawarkan enkripsi yang kuat dan verifikasi transaksi yang terdesentralisasi, sehingga data yang tersimpan di dalamnya lebih sulit untuk diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Aplikasi blockchain dalam sistem militer dapat mencakup penyimpanan data logistik, informasi identitas personel, dan catatan komunikasi yang penting.

Tantangan dalam Integrasi Teknologi Digital di Industri Pertahanan

Namun, meskipun banyak potensi yang ditawarkan, integrasi teknologi digital dalam industri pertahanan juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah ancaman keamanan siber. Penggunaan teknologi digital membuat sistem pertahanan lebih rentan terhadap serangan siber. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat sistem keamanannya dengan meningkatkan kemampuan pertahanan siber, termasuk mengembangkan tim khusus untuk mendeteksi dan merespons ancaman siber secara cepat.

Selain itu, keterbatasan anggaran dan infrastruktur teknologi di Indonesia menjadi hambatan lain yang perlu diatasi. Integrasi teknologi digital memerlukan investasi besar dalam infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan. Oleh karena itu, kerja sama antara pemerintah, industri pertahanan, dan perusahaan teknologi dalam negeri sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi teknologi di sektor pertahanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun