Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Swasembada Industri Pertahanan (37) : Peran Pendidikan Vokasi

9 November 2024   15:05 Diperbarui: 9 November 2024   15:25 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mengembangkan pendidikan vokasi yang kuat untuk memenuhi kebutuhan industri pertahanan memiliki dampak besar terhadap perekonomian dan kemandirian nasional. Dengan memiliki tenaga kerja yang terampil dan berdaya saing tinggi, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga ahli asing dan mengurangi biaya pelatihan ulang. Dalam jangka panjang, ini juga akan membuka jalan bagi pertumbuhan inovasi lokal, karena tenaga kerja terlatih memiliki kemampuan untuk tidak hanya mengoperasikan teknologi tetapi juga berpartisipasi dalam pengembangan teknologi baru.

Di tengah perkembangan geopolitik yang tidak menentu, kemandirian di bidang pertahanan menjadi semakin penting. Dengan adanya tenaga ahli dalam negeri yang siap terjun ke industri pertahanan, Indonesia dapat meningkatkan kapasitas produksinya, dari pembuatan alat pertahanan dasar hingga teknologi tinggi, seperti radar, misil, dan kendaraan tempur. Pendidikan vokasi yang terfokus akan membantu mewujudkan kemandirian ini dengan menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga mampu mendorong inovasi yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik Indonesia.

Tantangan dan Solusi dalam Mengembangkan Pendidikan Vokasi di Sektor Pertahanan

Meski pendidikan vokasi memiliki potensi besar dalam mengembangkan SDM industri pertahanan, tantangan juga tak terelakkan. Salah satu tantangan utama adalah terbatasnya sumber daya dan infrastruktur pendidikan yang sesuai dengan standar industri pertahanan. Tidak semua lembaga pendidikan vokasi memiliki peralatan dan fasilitas yang sesuai untuk pelatihan pertahanan, mengingat biaya yang cukup besar dan keterbatasan anggaran. Untuk mengatasi ini, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memberikan insentif bagi lembaga pendidikan yang menyediakan program vokasi di bidang pertahanan atau bekerja sama dengan pihak swasta untuk penyediaan fasilitas.

Tantangan lain adalah kurangnya minat dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pendidikan vokasi di bidang pertahanan. Masih ada anggapan bahwa industri pertahanan adalah bidang yang hanya dapat dikuasai oleh pihak militer atau perusahaan besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi yang lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat terhadap peluang karir di sektor ini, serta pentingnya swasembada pertahanan dalam menjaga kedaulatan negara.

Pendidikan Vokasi sebagai Fondasi Kemandirian Pertahanan

Dalam era yang ditandai dengan ketidakpastian global dan persaingan teknologi yang ketat, kemandirian di sektor pertahanan menjadi prioritas yang tidak bisa ditawar. Pendidikan vokasi berperan sebagai landasan yang kokoh dalam mempersiapkan SDM yang mampu mendukung kemandirian ini. Dengan kurikulum yang disesuaikan, pelatihan praktik yang intensif, dan kolaborasi yang erat dengan industri, pendidikan vokasi dapat memberikan kontribusi nyata bagi terciptanya tenaga ahli di bidang pertahanan.

Penting bagi Indonesia untuk mengakselerasi pengembangan pendidikan vokasi dengan investasi yang lebih besar, kebijakan yang mendukung, serta kerja sama antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan. Hanya dengan pendekatan komprehensif inilah, cita-cita swasembada industri pertahanan dapat tercapai, menjadikan Indonesia negara yang tidak hanya mandiri dalam mempertahankan kedaulatan, tetapi juga memiliki industri pertahanan yang mampu bersaing di panggung internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun