Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Swasembada Industri Pertahanan (18): Mengurangi Ketergantungan Teknologi

5 November 2024   09:02 Diperbarui: 5 November 2024   09:09 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kemajuan teknologi global telah memunculkan pertanyaan yang mendesak bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, mengenai kemandirian teknologi dalam sektor keamanan nasional. Di era digital yang semakin kompleks, ketergantungan pada teknologi asing dapat menciptakan kerentanan strategis yang mengancam kedaulatan negara. Dalam konteks ini, Indonesia perlu menyusun langkah-langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing di sektor keamanan, demi memperkuat daya tahan nasional terhadap ancaman yang semakin canggih dan multidimensi.

Mengapa Kemandirian Teknologi dalam Keamanan Nasional Penting?

Ketergantungan pada teknologi asing dalam sistem keamanan dapat menciptakan berbagai risiko yang sulit dikendalikan oleh negara pengguna. Pertama, negara asing yang menjadi penyedia teknologi dapat memiliki akses tak terbatas terhadap data dan informasi sensitif, yang berpotensi digunakan sebagai alat pengawasan atau bahkan manipulasi. Dalam skenario terburuk, ketergantungan ini bisa memunculkan risiko penutupan akses atau pembatasan teknologi jika hubungan diplomatik memburuk. Kondisi ini mengurangi kendali atas sistem keamanan nasional dan mengancam stabilitas internal negara.

Kedua, ketergantungan ini berpotensi membatasi fleksibilitas pengembangan teknologi pertahanan sesuai kebutuhan dalam negeri. Teknologi asing sering kali dilengkapi dengan batasan dalam bentuk lisensi atau ketentuan pemakaian yang membatasi kemampuan suatu negara untuk memodifikasi atau memperbarui teknologi sesuai kebutuhan operasionalnya. Akibatnya, negara pengguna terjebak dalam siklus ketergantungan pada pembaruan teknologi yang ditentukan oleh negara asal teknologi tersebut.

Tantangan Mengurangi Ketergantungan pada Teknologi Asing

Mengurangi ketergantungan pada teknologi asing dalam sistem keamanan nasional menghadirkan tantangan yang kompleks dan multidimensional bagi Indonesia. Tantangan pertama adalah kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Pengembangan teknologi keamanan yang independen memerlukan tenaga ahli dengan kemampuan teknis yang tinggi, khususnya dalam bidang kecerdasan buatan, enkripsi data, analisis big data, serta sistem pertahanan siber. Dalam banyak kasus, kekurangan SDM yang memiliki keahlian tinggi di bidang ini memaksa negara berkembang untuk tetap bergantung pada teknologi asing.

Tantangan berikutnya adalah keterbatasan anggaran. Pengembangan teknologi keamanan yang mandiri membutuhkan investasi besar dalam riset dan pengembangan (R&D), pembelian infrastruktur, hingga pengadaan bahan baku yang sering kali tidak murah. Tanpa dukungan anggaran yang cukup, pengembangan teknologi ini akan sulit mencapai skala yang memadai untuk mengimbangi teknologi dari negara maju.

Selain itu, lingkungan geopolitik global yang dinamis juga memengaruhi kemampuan Indonesia untuk mandiri dalam teknologi keamanan. Negara-negara produsen teknologi sering kali mempengaruhi kebijakan perdagangan dan transfer teknologi. Pada akhirnya, ini dapat mempersempit akses Indonesia terhadap teknologi dan material yang dibutuhkan dalam proses produksi teknologi pertahanan.

Langkah-Langkah Strategis Mengurangi Ketergantungan Teknologi Asing

Untuk membangun kemandirian dalam teknologi keamanan nasional, Indonesia harus mengadopsi pendekatan komprehensif yang mencakup pengembangan infrastruktur, peningkatan SDM, serta kerjasama strategis dengan negara lain yang sejalan dengan kebijakan kedaulatan nasional.

  1. Meningkatkan Riset dan Pengembangan (R&D) Teknologi Lokal R&D adalah kunci utama untuk mengembangkan teknologi dalam negeri yang dapat mengurangi ketergantungan pada teknologi asing. Pemerintah perlu memperkuat kolaborasi antara lembaga penelitian, universitas, dan industri teknologi dalam negeri untuk menciptakan ekosistem inovasi yang solid. Kegiatan R&D ini harus difokuskan pada pengembangan teknologi-teknologi kritis, seperti enkripsi data tingkat tinggi, sensor cerdas, serta perangkat lunak keamanan siber yang dapat mendeteksi dan menangkal ancaman digital secara efektif.
  2. Mendorong Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkompeten Kemampuan sumber daya manusia adalah faktor kunci dalam membangun kemandirian teknologi. Untuk itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan teknis menjadi penting. Indonesia perlu membangun kurikulum pendidikan tinggi yang khusus berfokus pada teknologi keamanan, kecerdasan buatan, dan sistem keamanan siber. Program pelatihan yang berkelanjutan, baik di dalam negeri maupun melalui kerja sama internasional, akan memungkinkan Indonesia membangun tim pakar keamanan yang mampu mengembangkan dan mengelola teknologi keamanan secara mandiri.
  3. Menciptakan Kebijakan yang Mendukung Kemandirian Teknologi Pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang mengarah pada kemandirian teknologi. Salah satu cara adalah dengan memberikan insentif bagi perusahaan dalam negeri yang terlibat dalam pengembangan teknologi keamanan. Selain itu, diperlukan kebijakan yang membatasi penggunaan teknologi asing di sektor-sektor kritis keamanan, sehingga menciptakan peluang bagi industri lokal untuk berkembang. Indonesia juga dapat mengadopsi kebijakan yang mendorong transfer teknologi dalam setiap kerja sama internasional di bidang pertahanan, guna mempercepat proses pembelajaran dan adaptasi teknologi.
  4. Mengembangkan Aliansi Strategis dengan Negara yang Sepemikiran Aliansi strategis dengan negara-negara yang memiliki visi serupa dalam kemandirian teknologi bisa menjadi salah satu solusi bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi dari negara besar yang mungkin memiliki agenda politik. Aliansi ini dapat berupa kerja sama dalam pengembangan teknologi atau berbagi sumber daya teknologi. Contohnya, Indonesia bisa membentuk kemitraan dengan negara-negara ASEAN dalam bidang keamanan siber atau pengembangan teknologi AI untuk keamanan. Kerja sama ini akan memungkinkan akses ke teknologi dan keahlian tanpa perlu bergantung pada negara-negara besar yang mungkin memiliki kepentingan politik yang berbeda.
  5. Menerapkan Kebijakan Keamanan Siber yang Ketat Di era digital, ancaman keamanan siber menjadi salah satu risiko utama bagi kemandirian teknologi. Oleh karena itu, Indonesia perlu membangun dan memperkuat kebijakan keamanan siber yang tangguh, termasuk menerapkan enkripsi yang lebih kuat, sistem pemantauan real-time, serta teknologi deteksi ancaman yang berbasis AI. Dengan menerapkan sistem keamanan siber yang kuat, Indonesia dapat melindungi data strategis dari penyusupan dan memastikan bahwa sistem keamanan nasional tetap aman dari ancaman luar.

Dampak Positif dari Kemandirian Teknologi dalam Sistem Keamanan Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun