Selain itu, pemerintah perlu memperkuat regulasi yang mendukung program magang dan pelatihan di perusahaan industri pertahanan. Magang atau pelatihan langsung ini memungkinkan tenaga kerja untuk mendapatkan pengalaman praktis di lapangan, sehingga mempersiapkan mereka dengan baik untuk mengatasi tantangan teknis di industri pertahanan.
Pemerintah juga dapat berperan dalam mengembangkan standar kompetensi nasional yang spesifik untuk industri pertahanan, sehingga tercipta kesinambungan antara pendidikan vokasional dengan kebutuhan industri. Program ini, misalnya, dapat mengacu pada standar yang digunakan di negara-negara maju yang memiliki industri pertahanan mapan.
Peningkatan kompetensi SDM merupakan pilar utama dalam mencapai swasembada industri pertahanan. SDM yang terlatih, berpengalaman, dan memiliki keahlian khusus dapat menjadi kekuatan utama bagi industri pertahanan nasional dalam menghadapi tantangan global dan mendukung kemandirian teknologi. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan dukungan pemerintah, industri pertahanan Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang secara mandiri, menghasilkan produk alutsista berkualitas tinggi, dan menjadi pemain utama di kancah internasional.
Untuk mewujudkan ini, perlu adanya komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan industri pertahanan. Melalui sinergi yang baik, SDM yang unggul dapat menjadi motor penggerak industri pertahanan nasional yang tangguh dan mandiri, memastikan bahwa Indonesia siap menghadapi segala tantangan keamanan di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H