Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

6 Sektor yang Indonesia Mungkin, Patut dan Perlu Swasembada

30 Oktober 2024   14:26 Diperbarui: 30 Oktober 2024   14:43 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia, dengan luas wilayahnya yang beragam serta kekayaan alam yang melimpah, memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada di berbagai sektor strategis. Swasembada bukan sekadar upaya mandiri dalam penyediaan kebutuhan nasional, namun menjadi landasan penting untuk memperkuat kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Terlebih lagi, ketergantungan pada impor bahan baku dan komoditas strategis mengancam stabilitas ekonomi, terutama saat dunia menghadapi berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim, krisis geopolitik, dan fluktuasi harga pasar internasional.

Pentingnya menentukan sektor-sektor strategis untuk swasembada terletak pada dampaknya yang luas bagi perekonomian nasional. Tidak hanya membantu menekan defisit perdagangan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, memperkuat stabilitas harga, dan meningkatkan ketahanan ekonomi. Berikut ini adalah beberapa sektor penting yang patut diperhatikan untuk mencapai swasembada di Indonesia.

1. Sektor Pertanian dan Pangan

Komoditas Pangan Strategis Indonesia memiliki lahan yang luas untuk pertanian dan iklim yang mendukung, menjadikan sektor pangan sebagai salah satu yang sangat mungkin untuk diswasembadakan. Beberapa komoditas pangan, seperti beras, jagung, kedelai, dan gula, perlu mendapatkan perhatian lebih karena tingkat ketergantungan impor yang cukup tinggi. Ketahanan pangan adalah pilar penting dalam swasembada karena langsung berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

Meski swasembada beras pernah dicapai pada era 1980-an, ketergantungan terhadap impor kembali meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Peningkatan produksi pangan nasional bisa dicapai melalui penerapan teknologi pertanian yang tepat guna, perbaikan infrastruktur irigasi, serta pengembangan varietas unggul yang sesuai dengan kondisi tanah dan cuaca Indonesia. Selain itu, peran penyuluh pertanian dalam meningkatkan pengetahuan petani terkait teknik budidaya modern juga sangat krusial.

Pangan Olahan dan Produk Turunan Selain produk pangan dasar, Indonesia juga perlu mengembangkan sektor pengolahan pangan. Dengan meningkatkan kapasitas produksi pangan olahan, nilai tambah dapat lebih besar, dan ketergantungan terhadap produk pangan impor bisa ditekan. Pengembangan industri makanan dan minuman dalam negeri, terutama yang berbasis komoditas lokal seperti singkong, kelapa, dan sagu, perlu diprioritaskan agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan tanpa harus bergantung pada impor.

2. Sektor Energi Terbarukan

Energi Surya dan Angin Dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, terutama energi surya dan angin. Pulau-pulau di Indonesia mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, menjadikan energi surya sebagai pilihan ideal untuk swasembada energi. Pengembangan teknologi panel surya dan tenaga angin, serta pemberdayaan industri lokal untuk memproduksi komponen-komponen yang dibutuhkan, dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan impor.

Bioenergi dan Bahan Bakar Nabati Indonesia sebagai negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia memiliki peluang besar untuk memproduksi bioenergi. Biodiesel dari kelapa sawit sudah menjadi salah satu komitmen pemerintah dalam rangka program B30, yaitu campuran biodiesel 30 persen dalam bahan bakar diesel. Pengembangan bioenergi lain seperti bioetanol dari tebu dan jagung juga perlu dipercepat untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak mentah. Langkah ini tidak hanya akan memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan.

3. Sektor Farmasi dan Alat Kesehatan

Pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa rentannya sistem kesehatan nasional terhadap gangguan rantai pasok global. Ketergantungan terhadap bahan baku farmasi dan alat kesehatan impor mengakibatkan kendala besar dalam menghadapi krisis kesehatan. Oleh karena itu, swasembada di sektor farmasi dan alat kesehatan menjadi prioritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun