Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Indonesia ini Sebenarnya Negara Maritim, Baru Agraris

30 Oktober 2024   10:09 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:05 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia: Negara Maritim Lebih dari Sekadar Negara Agraris

Sebagai negara dengan ribuan pulau, perairan yang luas, dan sejarah yang kaya akan aktivitas bahari, Indonesia sudah sepatutnya dipandang sebagai negara maritim daripada sekadar negara agraris. Sayangnya, potensi ini belum termanfaatkan secara optimal, mengingat kebijakan pembangunan selama beberapa dekade terakhir lebih berfokus pada sektor agraris. Jika Indonesia benar-benar ingin menjadi kekuatan ekonomi maritim dunia, orientasi pembangunan perlu segera diarahkan pada optimalisasi potensi laut dan pesisirnya.

Indonesia: Lautan, Bukan Daratan yang Menyatukan

Dalam konteks geografi, Indonesia terdiri dari 17.000 lebih pulau dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, sekitar 99.000 km. Lautan adalah penghubung utama antarwilayah di nusantara, bukan hanya sebagai jalur transportasi tetapi juga sebagai penghubung budaya dan ekonomi. Sejarah mengajarkan bahwa sejak era kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit, Nusantara adalah pusat perdagangan maritim yang menghubungkan Asia dengan dunia Barat. Kejayaan maritim inilah yang seharusnya menjadi fondasi identitas ekonomi Indonesia.

Potensi besar ini tidak hanya mencakup hasil laut, seperti ikan dan sumber daya kelautan lainnya, tetapi juga mencakup perdagangan dan jalur distribusi. Setiap hari, ribuan kapal melintasi perairan Indonesia yang merupakan bagian dari jalur pelayaran internasional yang sangat strategis. Potensi untuk mengembangkan pelabuhan dan menjadi titik penghubung distribusi global sangatlah besar, dan inilah yang seharusnya menjadi fokus pembangunan jangka panjang.

Ketergantungan pada Sektor Agraris: Mengabaikan Potensi Maritim

Sejak era Orde Baru, pembangunan ekonomi Indonesia lebih terfokus pada sektor agraris. Orientasi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan makanan. Namun, pendekatan ini tidak sepenuhnya mampu mengakomodasi potensi ekonomi Indonesia yang sesungguhnya. Berfokus pada agrikultur tanpa mempertimbangkan optimalisasi sektor maritim dapat membatasi kemampuan Indonesia untuk berkompetisi di pasar global.

Data menunjukkan bahwa sektor agraris hanya memberikan kontribusi sekitar 13% terhadap PDB Indonesia pada 2021. Sebaliknya, sektor maritim---meskipun masih dalam tahap pengembangan---berpotensi memberikan kontribusi lebih besar dengan pengelolaan yang optimal. Menurut penelitian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, jika potensi kelautan dimaksimalkan, sektor ini dapat memberikan tambahan PDB sebesar USD 1,3 triliun per tahun. Dengan melihat data ini, ketergantungan pada sektor agraris harus ditinjau ulang, karena sektor maritim memiliki potensi yang lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan nasional.

Mengapa Sektor Maritim Belum Menjadi Fokus Pembangunan Ekonomi?

Tantangan terbesar dalam mengembangkan sektor maritim adalah infrastruktur dan regulasi. Infrastruktur pelabuhan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maritim lainnya. Kurangnya pelabuhan internasional berstandar tinggi membatasi kemampuan Indonesia untuk menjadi pusat logistik dunia. Selain itu, regulasi di sektor maritim masih dianggap kurang mendukung, dengan peraturan yang seringkali tumpang tindih antarinstansi, sehingga menghambat investasi asing maupun domestik.

Tantangan lainnya adalah kurangnya investasi di sektor perikanan dan kelautan yang berkelanjutan. Meski memiliki wilayah laut yang luas, produksi perikanan Indonesia masih kalah dengan negara lain. Penyebabnya antara lain adalah keterbatasan teknologi dan investasi dalam industri pengolahan hasil laut, yang pada akhirnya menyebabkan banyak ikan Indonesia diekspor dalam bentuk mentah, bukan sebagai produk jadi bernilai tambah. Untuk memaksimalkan manfaat sektor ini, perlu adanya perubahan pendekatan, mulai dari pendidikan yang mengarah ke kelautan hingga peningkatan teknologi pengolahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun