Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

OECD/BRICS: Ikut Blok atau Tanda Aktif

26 Oktober 2024   21:01 Diperbarui: 26 Oktober 2024   21:01 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Posisi Indonesia dalam geopolitik dan ekonomi global semakin penting, mengingat pertumbuhannya sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan pengaruhnya yang kian berkembang di kawasan Indo-Pasifik. Dua blok ekonomi yang signifikan---Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan BRICS (Brazil, Russia, India, China, dan South Africa)---menawarkan jalur berbeda bagi Indonesia dalam memperluas pengaruh ekonomi dan diplomatiknya. Pertanyaan utamanya adalah, apakah Indonesia menunjukkan indikasi untuk secara formal bergabung dengan salah satu dari blok ini, atau justru memilih untuk berpartisipasi aktif di berbagai forum global guna menjaga fleksibilitas dalam diplomasi multilateralnya?

OECD: Manfaat dan Tantangan bagi Indonesia

OECD adalah blok ekonomi yang diisi oleh negara-negara maju dengan komitmen kuat pada transparansi, tata kelola, kebijakan fiskal yang mapan, dan pertumbuhan berkelanjutan. Sebagai key partner, Indonesia telah melakukan berbagai kerjasama dengan OECD untuk meningkatkan standar kebijakan dalam berbagai sektor, seperti tata kelola pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan lingkungan.

Manfaat Bergabung dengan OECD:

  1. Akses ke Standar Kebijakan Global: Keikutsertaan Indonesia dalam OECD memungkinkan negara ini mengadopsi standar tinggi dalam regulasi ekonomi, yang dapat meningkatkan daya saing di pasar internasional dan memperkuat iklim investasi.
  2. Perbaikan Iklim Bisnis: OECD memberikan perhatian serius pada isu-isu seperti ease of doing business dan pemberantasan korupsi, yang relevan untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia.
  3. Penguatan Sistem Perpajakan: OECD juga berperan besar dalam pengembangan kebijakan perpajakan global, seperti inisiatif BEPS (Base Erosion and Profit Shifting) untuk memerangi penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional. Dengan bergabung, Indonesia akan semakin dilihat sebagai tempat investasi yang stabil dan aman bagi perusahaan asing.

Namun, bergabung dengan OECD tidaklah tanpa tantangan. Persyaratan transparansi tinggi, kinerja institusional, dan komitmen pada standar internasional dapat menjadi beban bagi lembaga-lembaga dalam negeri yang mungkin belum siap sepenuhnya untuk mengadopsi semua regulasi ketat OECD.

BRICS: Prospek dan Relevansi bagi Indonesia

Di sisi lain, BRICS terdiri dari negara-negara berkembang yang bertujuan untuk meningkatkan keseimbangan ekonomi global dan mengurangi ketergantungan pada kekuatan ekonomi negara maju. Sebagai kelompok ekonomi dengan kekayaan sumber daya alam melimpah dan pertumbuhan ekonomi pesat, BRICS menawarkan kerjasama ekonomi yang lebih sesuai dengan kebutuhan pembangunan Indonesia.

Manfaat Berafiliasi dengan BRICS:

  1. Kerjasama Infrastruktur: BRICS melalui Bank Pembangunan Baru (New Development Bank, NDB) memberikan alternatif pendanaan infrastruktur, yang relevan bagi kebutuhan pembangunan Indonesia yang memerlukan dana besar dan pilihan pembiayaan yang lebih fleksibel.
  2. Diversifikasi Pasar Ekspor dan Mitra Dagang: Sebagai ekonomi yang berkembang pesat, BRICS memberikan peluang besar untuk perdagangan dan investasi, terutama dengan negara-negara seperti India dan Tiongkok yang merupakan pasar penting bagi ekspor Indonesia.
  3. Dukungan pada Negara Berkembang: Dalam hal isu-isu internasional seperti perubahan iklim, BRICS umumnya memiliki pendekatan yang lebih fleksibel dan pro-pembangunan. Kerjasama dengan BRICS memungkinkan Indonesia memperjuangkan kepentingan negara berkembang dalam negosiasi internasional.

Namun, Indonesia menghadapi tantangan dalam merespon dominasi Tiongkok di BRICS, yang dapat menciptakan ketergantungan atau tekanan ekonomi-politik tertentu.

Indikasi: Ikut Blok atau Aktif di Semua Forum?

Melihat karakteristik unik dan keuntungan dari OECD dan BRICS, Indonesia sejauh ini menunjukkan kecenderungan untuk berpartisipasi aktif di berbagai forum global tanpa bergabung secara resmi dalam salah satu blok. Hal ini tercermin dalam beberapa strategi yang menunjukkan komitmen Indonesia pada diplomasi multilateral yang fleksibel:

  1. Peran Indonesia sebagai Negara Netral dan Penghubung: Indonesia dapat memanfaatkan posisinya sebagai negara berkembang yang besar dan netral untuk menjadi jembatan antara negara maju (OECD) dan negara berkembang (BRICS). Dalam forum-forum internasional seperti G20, Indonesia memiliki posisi unik untuk menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang sambil tetap menjaga hubungan baik dengan negara maju.
  2. Memperluas Kerjasama Tanpa Komitmen Blok: Indonesia lebih memilih untuk melakukan kerjasama tematik dengan kedua blok tersebut. Misalnya, Indonesia bisa berpartisipasi dalam inisiatif perpajakan global OECD sambil terus menjalin kerjasama perdagangan dan investasi dengan negara-negara BRICS.
  3. Fokus pada Isu Spesifik Sesuai Kepentingan Nasional: Indonesia mengambil pendekatan pragmatis dengan memilih kerjasama di bidang yang relevan dengan kebutuhan domestiknya, seperti kerjasama teknologi dan infrastruktur dari BRICS, serta tata kelola pemerintahan yang baik dari OECD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun