Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Society 5.0 terhadap Pendidikan

23 Oktober 2024   06:54 Diperbarui: 23 Oktober 2024   07:08 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia tengah menghadapi tantangan dan peluang besar dengan hadirnya konsep Society 5.0, sebuah era yang mengintegrasikan teknologi digital dengan kehidupan manusia. Muncul pertama kali di Jepang, Society 5.0 bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), big data, dan robotika sebagai solusi untuk berbagai masalah sosial, termasuk di sektor pendidikan. Dampak Society 5.0 pada pendidikan di Indonesia menjadi isu yang semakin penting untuk dibahas, mengingat transformasi ini akan menentukan masa depan generasi muda Indonesia.

Transformasi pendidikan menuju Society 5.0 tidak hanya sekadar pengenalan teknologi dalam proses belajar mengajar, tetapi juga tentang perubahan fundamental dalam cara berpikir, metode pembelajaran, serta tujuan pendidikan itu sendiri. Teknologi di era Society 5.0 berperan dalam menghadirkan model pendidikan yang lebih inklusif, personal, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Namun, meskipun berbagai keuntungan ditawarkan, Indonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan, baik dari segi infrastruktur, kesiapan tenaga pendidik, maupun kesenjangan digital.

Revolusi Teknologi dalam Proses Pembelajaran

Di era Society 5.0, pendidikan akan semakin terhubung dengan teknologi canggih seperti AI dan IoT. Kecerdasan buatan mampu membantu mempersonalisasi proses belajar sesuai kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. Misalnya, sistem pembelajaran berbasis AI dapat menganalisis pola belajar siswa dan memberikan materi yang sesuai dengan kecepatan pemahaman mereka. Dengan begitu, siswa yang lambat memahami suatu materi dapat mendapatkan bantuan lebih, sementara siswa yang cepat tanggap dapat diberikan tantangan yang lebih tinggi untuk mengoptimalkan potensi mereka.

Di Indonesia, platform digital untuk pendidikan seperti Ruang Guru dan Zenius sudah mulai memanfaatkan teknologi ini, tetapi Society 5.0 membawa peluang yang lebih besar. Teknologi ini akan mengubah ruang kelas tradisional menjadi ruang pembelajaran yang fleksibel, di mana siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja, menggunakan perangkat digital. Siswa tidak lagi terbatas pada interaksi fisik di ruang kelas; mereka bisa mengakses materi pelajaran melalui platform online yang didukung oleh AI dan IoT. Ini akan menciptakan ekosistem pembelajaran yang lebih dinamis dan responsif terhadap perubahan.

Namun, di Indonesia, penerapan teknologi ini masih menghadapi tantangan. Kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan masih signifikan. Banyak daerah terpencil di Indonesia yang belum memiliki akses internet yang memadai, sehingga sulit bagi mereka untuk menikmati manfaat dari pendidikan berbasis teknologi. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur teknologi menjadi syarat mutlak agar seluruh siswa di Indonesia dapat menikmati keuntungan dari Society 5.0.

Kecerdasan Emosional dan Kreativitas sebagai Fokus Baru Pendidikan

Seiring dengan perkembangan Society 5.0, keterampilan teknis atau hard skills tidak lagi menjadi satu-satunya fokus dalam pendidikan. Kecerdasan emosional, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis menjadi semakin penting. Teknologi memang mampu menggantikan banyak tugas manusia, tetapi aspek-aspek kemanusiaan seperti empati, etika, dan inovasi tetap tak tergantikan. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia perlu berfokus pada pengembangan soft skills yang akan membantu siswa beradaptasi dalam dunia yang terus berubah.

Dalam Society 5.0, peran guru juga mengalami transformasi. Guru tidak lagi hanya sebagai penyampai informasi, tetapi sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan cara berpikir kritis dan kreatif. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dan pembelajaran kolaboratif dapat menjadi metode efektif dalam mengembangkan kemampuan tersebut. Dengan bantuan teknologi, guru bisa memantau perkembangan siswa secara lebih terarah dan memberikan umpan balik yang personal.

Selain itu, kreativitas menjadi salah satu elemen penting dalam pendidikan Society 5.0. Dalam dunia yang semakin kompleks, solusi inovatif diperlukan untuk mengatasi tantangan yang terus berkembang. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus mendorong siswa untuk tidak hanya menguasai teori, tetapi juga berani bereksperimen dan berpikir di luar kotak. Tantangan terbesar adalah mengubah paradigma pendidikan tradisional yang terlalu berorientasi pada hasil ujian menjadi pendidikan yang menekankan proses belajar yang dinamis dan kreatif.

Tantangan Kesiapan Tenaga Pendidik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun