Meskipun teknologi menawarkan banyak solusi, keberhasilan penerapan Society 5.0 dalam pendidikan sangat bergantung pada kesiapan tenaga pendidik. Para guru dan dosen harus memahami dan mampu menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran, bukan sekadar tambahan. Pendidikan guru di Indonesia perlu mengintegrasikan pelatihan teknologi secara intensif agar mereka siap menghadapi era baru ini.
Namun, survei menunjukkan bahwa banyak guru di Indonesia masih mengalami kesulitan dalam menggunakan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran. Kurangnya pelatihan dan fasilitas yang memadai menjadi kendala utama. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu berkolaborasi untuk menyediakan pelatihan teknologi bagi tenaga pendidik, sekaligus memperbarui kurikulum agar relevan dengan kebutuhan Society 5.0. Hal ini penting untuk memastikan bahwa transformasi pendidikan tidak hanya terjadi pada infrastruktur, tetapi juga pada sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya.
Pendidikan yang Lebih Inklusif dan Berkeadilan
Salah satu janji besar Society 5.0 adalah menciptakan masyarakat yang lebih inklusif. Teknologi memungkinkan akses yang lebih luas terhadap pendidikan, terutama bagi kelompok yang sebelumnya terpinggirkan. Dengan platform pembelajaran online dan aplikasi berbasis AI, siswa dari daerah terpencil, penyandang disabilitas, atau mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah dapat memperoleh kesempatan belajar yang setara dengan siswa di perkotaan.
Namun, untuk mencapai inklusivitas ini, diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan akses yang merata terhadap teknologi. Di Indonesia, masih terdapat kesenjangan digital yang besar. Data menunjukkan bahwa akses internet di wilayah pedesaan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan wilayah perkotaan. Tanpa upaya serius untuk mengatasi masalah ini, Society 5.0 justru dapat memperparah ketidaksetaraan dalam akses pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur digital, terutama di wilayah terpencil dan kurang berkembang.
Selain itu, pendidikan inklusif juga berarti memberikan perhatian khusus pada kebutuhan siswa dengan disabilitas. Teknologi dalam Society 5.0 menawarkan berbagai solusi inovatif untuk membantu siswa dengan kebutuhan khusus agar dapat belajar dengan lebih mandiri. Misalnya, teknologi pengenalan suara dan teks dapat membantu siswa tunanetra atau tunarungu mengakses materi pelajaran dengan lebih mudah.
Menghadapi Tantangan Etika dan Keamanan Data
Meskipun Society 5.0 menawarkan banyak potensi positif bagi pendidikan, tantangan etika dan keamanan data tidak boleh diabaikan. Penggunaan teknologi seperti AI dan big data dalam pendidikan membuka peluang bagi pengumpulan data pribadi siswa, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan risiko privasi. Bagaimana data siswa digunakan, disimpan, dan dilindungi menjadi isu yang sangat penting di era digital ini.
Pendidikan digital di Indonesia harus diimbangi dengan kebijakan yang ketat terkait privasi dan keamanan data. Regulasi yang jelas perlu diterapkan untuk memastikan bahwa data siswa tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga. Selain itu, guru dan siswa juga perlu diberi pemahaman tentang pentingnya literasi digital, termasuk bagaimana melindungi data pribadi dan menggunakan teknologi dengan bijak.
Menuju Pendidikan Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan
Dalam Society 5.0, tujuan akhir dari pendidikan bukan hanya untuk menghasilkan individu yang siap kerja, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang mampu menghadapi tantangan global, termasuk isu perubahan iklim, keberlanjutan, dan keadilan sosial. Pendidikan di Indonesia harus lebih adaptif terhadap isu-isu global ini dan mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin masa depan yang peduli pada lingkungan dan kesejahteraan sosial.