Di tengah perubahan zaman yang semakin cepat, dunia memasuki fase baru yang dikenal sebagai Society 5.0. Sebuah era di mana teknologi bukan hanya menjadi alat, tetapi juga penggerak utama dalam menciptakan solusi untuk tantangan besar yang dihadapi umat manusia. Salah satu tantangan terbesar tersebut adalah krisis lingkungan global yang semakin mendesak. Kenaikan suhu bumi, pencemaran udara, hilangnya keanekaragaman hayati, hingga degradasi lahan menjadi isu yang tidak lagi bisa diabaikan. Pada titik inilah Society 5.0 hadir, menawarkan harapan baru melalui integrasi teknologi cerdas dan pendekatan manusia-sentris dalam menyelesaikan masalah lingkungan.
Society 5.0 merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh pemerintah Jepang sebagai respons terhadap perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0. Jika dalam Revolusi Industri 4.0 teknologi seperti internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, dan robotika fokus pada peningkatan efisiensi produksi dan industri, Society 5.0 berusaha untuk mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam menghadapi isu-isu lingkungan global. Dalam Society 5.0, manusia dan teknologi hidup berdampingan dengan harmonis, sehingga teknologi mampu memfasilitasi kehidupan yang lebih baik, inklusif, dan berkelanjutan.
Krisis Lingkungan: Ujian Terbesar Umat Manusia
Selama beberapa dekade terakhir, krisis lingkungan telah menjadi ancaman eksistensial bagi peradaban manusia. Perubahan iklim adalah isu yang tidak bisa dipungkiri lagi, di mana peningkatan suhu global telah menyebabkan terjadinya peristiwa cuaca ekstrem, mencairnya es di kutub, dan kenaikan permukaan laut. Selain itu, deforestasi yang masif, hilangnya habitat alam, serta pencemaran udara dan air telah menyebabkan kerusakan yang tak terukur terhadap ekosistem bumi.
Data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa tanpa tindakan drastis untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, suhu global diperkirakan akan naik hingga 1,5C dalam beberapa dekade mendatang, sebuah angka yang dapat memicu perubahan iklim yang tidak terkendali. Dalam konteks ini, Society 5.0 menawarkan pendekatan inovatif untuk mengatasi masalah lingkungan ini melalui penggunaan teknologi yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Teknologi sebagai Kunci Solusi Lingkungan
Teknologi memainkan peran penting dalam menemukan solusi terhadap tantangan lingkungan global. Beberapa inovasi yang muncul dalam Society 5.0 antara lain adalah:
- Kecerdasan Buatan dan Big Data untuk Pemantauan Lingkungan AI dan big data telah menjadi komponen kunci dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah lingkungan. Dengan memanfaatkan big data, kita dapat mengumpulkan informasi real-time mengenai kondisi lingkungan secara global, seperti kualitas udara, suhu, dan tingkat pencemaran air. Data ini kemudian diolah oleh sistem AI untuk memberikan analisis yang lebih akurat dan prediktif. Misalnya, teknologi ini digunakan untuk memprediksi kebakaran hutan, perubahan cuaca ekstrem, serta potensi bencana alam yang dapat diminimalisir dampaknya melalui tindakan pencegahan yang tepat.
Di Indonesia, pengembangan AI untuk memantau kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera telah memberikan dampak signifikan dalam menekan laju kebakaran. Dengan adanya pemantauan berbasis AI, peringatan dini dapat diberikan sehingga tindakan mitigasi bisa diambil sebelum api meluas.
- Smart Cities dan Infrastruktur Berkelanjutan Konsep kota pintar atau smart cities menjadi salah satu solusi penting dalam menghadapi krisis lingkungan di era Society 5.0. Kota-kota besar dunia menghadapi masalah seperti polusi udara, kemacetan lalu lintas, dan manajemen limbah yang buruk. Dengan memanfaatkan teknologi IoT dan sensor cerdas, kota-kota dapat mengoptimalkan penggunaan energi, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan efisiensi transportasi.
Salah satu contoh kota pintar yang telah berhasil menerapkan konsep ini adalah Singapura. Negara-kota ini telah mengimplementasikan sistem manajemen lalu lintas berbasis AI, yang mampu mengurangi kemacetan dan emisi kendaraan. Selain itu, penggunaan panel surya di bangunan-bangunan perumahan dan komersial juga berperan dalam menekan konsumsi energi yang bersumber dari bahan bakar fosil.
- Pertanian Cerdas dan Ketahanan Pangan Ketahanan pangan juga menjadi isu penting dalam menghadapi perubahan iklim. Pertanian tradisional sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan iklim ekstrem. Dalam Society 5.0, muncul konsep pertanian cerdas (smart farming) yang menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan. Dengan sensor IoT, petani dapat memantau kondisi tanah, kelembaban, dan kebutuhan nutrisi tanaman secara real-time, sehingga penggunaan air dan pupuk dapat dioptimalkan. Selain itu, AI digunakan untuk memprediksi pola cuaca yang mempengaruhi hasil panen, memungkinkan petani untuk melakukan adaptasi yang diperlukan.
Di Jepang, pertanian vertikal berbasis teknologi telah berkembang pesat sebagai solusi untuk meningkatkan produksi pangan di tengah keterbatasan lahan. Sistem ini tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap lahan pertanian konvensional, tetapi juga menggunakan lebih sedikit air dan energi, menjadikannya lebih ramah lingkungan.
- Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan Dalam Society 5.0, transisi menuju energi terbarukan adalah salah satu langkah krusial untuk mengatasi krisis iklim. Teknologi energi bersih seperti panel surya, turbin angin, dan bioenergi semakin menjadi pilihan utama untuk menggantikan bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi dan perubahan iklim. AI dan IoT juga memungkinkan pengelolaan yang lebih efisien terhadap sumber energi terbarukan ini, dengan mengoptimalkan distribusi dan penyimpanan energi.
Indonesia, sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, memiliki potensi besar dalam mengembangkan energi terbarukan, khususnya energi panas bumi dan tenaga surya. Dengan pemanfaatan teknologi canggih di era Society 5.0, Indonesia dapat mempercepat transisi menuju energi bersih yang lebih ramah lingkungan.
Tantangan dan Peluang
Meskipun Society 5.0 menawarkan banyak solusi teknologi untuk mengatasi isu lingkungan global, tantangan tetap ada. Salah satu tantangan terbesar adalah kesenjangan akses terhadap teknologi. Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, infrastruktur teknologi masih belum merata, sehingga implementasi teknologi cerdas belum dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Selain itu, isu etika dan regulasi juga menjadi perhatian penting. Penggunaan teknologi yang semakin canggih, seperti AI dan big data, membutuhkan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan digunakan dengan bijaksana dan tidak melanggar hak privasi individu. Dalam konteks ini, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan kerangka regulasi yang mendukung inovasi teknologi sekaligus melindungi kepentingan publik.
Mewujudkan Society 5.0 yang Berkelanjutan
Society 5.0 memberikan harapan baru bagi masa depan umat manusia dalam menghadapi tantangan lingkungan global. Dengan memanfaatkan teknologi cerdas seperti AI, IoT, dan big data, solusi inovatif dapat diterapkan untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan, mulai dari perubahan iklim, ketahanan pangan, hingga penggunaan energi terbarukan. Namun, keberhasilan Society 5.0 tidak hanya bergantung pada inovasi teknologi, tetapi juga pada kemampuan manusia untuk mengelola dan mengimplementasikan teknologi tersebut secara inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia, dengan segala potensinya, memiliki peluang besar untuk menjadi bagian dari Society 5.0 yang berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi dapat digunakan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang, sekaligus menjaga kelestarian bumi sebagai rumah kita bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H