Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Transisi Pemerintahan, Dinamika Politik : Perebutan Kekuasaan atau Konsolidasi.

20 Oktober 2024   10:42 Diperbarui: 20 Oktober 2024   13:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

3. Pengaruh Ekonomi Terhadap Dinamika Politik Transisi

Dinamika politik dalam transisi pemerintahan juga sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Kondisi ekonomi yang buruk dapat memperparah ketegangan politik, terutama jika pemerintahan sebelumnya meninggalkan warisan krisis ekonomi atau ketimpangan yang signifikan. Sebaliknya, jika pemerintahan baru mampu menunjukkan rencana ekonomi yang jelas dan meyakinkan, mereka dapat meredakan potensi konflik dan mempercepat proses konsolidasi.

Perekonomian yang stabil sering kali menjadi faktor pendukung bagi transisi yang damai dan tenang. Investor dan pelaku pasar membutuhkan kepastian bahwa pemerintahan baru akan melanjutkan kebijakan-kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas moneter, dan mengatasi ketimpangan sosial. Jika ada ketidakpastian ekonomi, transisi pemerintahan bisa menjadi momen krisis, di mana perebutan kekuasaan diiringi oleh keruntuhan pasar dan meningkatnya angka pengangguran.

Sebagai contoh, dalam situasi di mana transisi pemerintahan terjadi di tengah-tengah inflasi yang tinggi atau defisit anggaran yang besar, tekanan terhadap kabinet baru akan sangat tinggi. Pemerintah harus bergerak cepat untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi tersebut, sekaligus mengelola ekspektasi masyarakat yang berharap pada perbaikan.

4. Tantangan Sosial dan Budaya dalam Transisi Pemerintahan

Tidak hanya faktor politik dan ekonomi, dinamika sosial dan budaya juga memainkan peran penting dalam proses transisi. Di negara seperti Indonesia yang memiliki keragaman etnis, agama, dan regional, transisi pemerintahan perlu dikelola dengan sangat hati-hati agar tidak memicu konflik horizontal. Keberagaman yang tidak diakomodasi dengan baik dapat menciptakan ketegangan sosial, terutama jika ada kelompok-kelompok yang merasa terpinggirkan dalam pemerintahan baru.

Sebaliknya, proses transisi yang inklusif dan memperhatikan kepentingan semua kelompok masyarakat dapat mendorong konsolidasi sosial yang kuat. Kabinet yang mewakili berbagai lapisan masyarakat tidak hanya menciptakan stabilitas politik, tetapi juga memperkuat kohesi sosial, yang penting untuk mendukung agenda pembangunan nasional.

Perebutan atau Konsolidasi?

Pada akhirnya, apakah transisi pemerintahan akan diwarnai oleh perebutan kekuasaan atau konsolidasi sangat tergantung pada berbagai faktor, mulai dari kondisi politik dan ekonomi, hingga dinamika sosial yang ada. Perebutan kekuasaan mungkin tidak dapat dihindari dalam sistem demokrasi yang sehat, di mana kompetisi politik menjadi bagian dari proses seleksi pemimpin yang lebih baik. Namun, konsolidasi kekuasaan yang dilakukan dengan bijaksana sangat penting untuk menciptakan stabilitas politik, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan memajukan kesejahteraan sosial.

Bagi Indonesia, transisi pemerintahan merupakan momen yang krusial untuk menentukan arah kebijakan ekonomi dan politik negara. Pemerintah baru dituntut untuk mampu mengelola transisi ini dengan cermat, meredam potensi ketegangan politik, dan menciptakan konsolidasi kekuatan yang inklusif dan stabil, agar transisi ini tidak hanya menjadi pergantian wajah, tetapi juga menjadi momentum bagi perbaikan nyata bagi rakyat dan negara.

Transisi Pemerintahan: Dinamika Politik; Perebutan Kekuasaan atau Konsolidasi -- Perspektif Ilmu Ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun