Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial

Perlukah BUMN Main di Pasar Modal?

17 Oktober 2024   21:05 Diperbarui: 17 Oktober 2024   21:12 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memegang peran vital dalam struktur perekonomian Indonesia. Dengan kapasitasnya sebagai motor penggerak berbagai sektor strategis, mulai dari energi, telekomunikasi, hingga infrastruktur, BUMN memiliki dampak luas terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu instrumen penting dalam memperkuat keberadaan BUMN dan memastikan kinerjanya transparan dan akuntabel adalah pasar modal. Melalui akses ke pasar modal, BUMN dapat mengoptimalkan peran ekonominya, sekaligus memberikan peluang bagi masyarakat luas untuk ikut berpartisipasi dalam kepemilikan aset negara. Namun, urgensi kehadiran BUMN di pasar modal bukan sekadar soal pendanaan, melainkan juga soal efisiensi, tata kelola yang lebih baik, dan kontribusi terhadap ekonomi nasional.

Disini Kita akan mengulas secara mendalam tentang pentingnya BUMN di pasar modal dari perspektif ekonomi industri, dengan menekankan peran strategisnya dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan peningkatan daya saing nasional.

I. Posisi BUMN dalam Perekonomian Nasional

BUMN secara historis memiliki tanggung jawab ganda dalam perekonomian Indonesia: sebagai entitas bisnis yang berorientasi pada keuntungan serta agen pembangunan yang menjalankan misi sosial dan ekonomi untuk kepentingan publik. Peran ganda ini, meskipun krusial, sering kali menciptakan dilema dalam hal efisiensi operasional dan tata kelola.

Namun, keberhasilan BUMN dalam mengelola aset-aset penting negara, mulai dari sektor energi, infrastruktur, hingga jasa keuangan, tidak bisa diabaikan. BUMN seperti PT Pertamina, PT Telkom, PT PLN, dan PT Bank Rakyat Indonesia telah menjadi penggerak utama dalam memastikan kelancaran layanan publik yang berdampak langsung pada masyarakat.

Dalam konteks inilah, akses BUMN ke pasar modal menjadi relevan. Pasar modal tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendanaan tambahan bagi BUMN, tetapi juga sebagai platform yang mendorong transparansi, akuntabilitas, dan peningkatan tata kelola perusahaan. Keterlibatan BUMN di pasar modal memungkinkan publik, sebagai pemegang saham, untuk memiliki peran aktif dalam mengawasi kinerja BUMN dan memastikan bahwa perusahaan negara tersebut dikelola secara efisien.

II. Urgensi BUMN di Pasar Modal

  1. Optimalisasi Pendanaan

Pasar modal menawarkan akses yang lebih luas terhadap sumber pendanaan bagi BUMN. Dengan go public atau menerbitkan saham dan obligasi, BUMN dapat mengumpulkan dana segar dari investor domestik maupun internasional tanpa harus bergantung sepenuhnya pada anggaran pemerintah. Hal ini memberikan fleksibilitas finansial yang lebih besar, terutama untuk mendanai proyek-proyek besar di sektor infrastruktur, energi, dan telekomunikasi.

Misalnya, PT Telkom Indonesia, sebagai salah satu BUMN yang telah go public, mampu memperluas investasinya di sektor telekomunikasi dan teknologi informasi melalui penerbitan saham di pasar modal. Hal ini memungkinkan Telkom untuk meningkatkan daya saingnya di pasar global, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

  1. Transparansi dan Tata Kelola Perusahaan

Salah satu tantangan terbesar yang sering dihadapi oleh BUMN adalah masalah tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Transparansi dalam pengelolaan keuangan, pengambilan keputusan yang berorientasi pada hasil jangka panjang, serta akuntabilitas manajemen merupakan aspek penting yang sering kali menjadi sorotan publik.

Dengan masuk ke pasar modal, BUMN diwajibkan untuk mematuhi standar-standar yang lebih ketat dalam hal pelaporan keuangan dan operasional. Investor, sebagai pemegang saham, memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang transparan mengenai kinerja perusahaan. Selain itu, regulasi pasar modal yang lebih ketat mendorong BUMN untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi praktik-praktik yang merugikan, seperti inefisiensi birokrasi atau kebocoran anggaran.

  1. Peningkatan Daya Saing Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun