Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Potensi Bisnis Analog di Era Digital: Perspektif Ekonomi Industri

17 Oktober 2024   09:56 Diperbarui: 17 Oktober 2024   10:30 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

B. Pengalaman Pelanggan

Di sektor ritel, banyak konsumen merindukan pengalaman berbelanja yang lebih personal dan menyenangkan. Meskipun belanja online menawarkan kenyamanan, toko fisik memberikan pengalaman sensory yang tidak dapat ditiru. Aroma, sentuhan, dan suasana toko fisik menciptakan kenangan yang lebih mendalam, memengaruhi keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan.

C. Koneksi Sosial

Di dunia yang semakin terhubung secara digital, banyak individu merasa terasing. Interaksi tatap muka, seperti berkumpul dengan teman atau kolega, meningkatkan koneksi sosial yang mendalam. Kerinduan akan pengalaman analog ini dapat dilihat dari meningkatnya minat pada kegiatan komunitas dan acara sosial yang mengedepankan interaksi langsung.

III. Implikasi bagi Ekonomi dan Organisasi Industri

Kerinduan akan pengalaman analog memiliki implikasi signifikan bagi ekonomi industri dan organisasi. Dalam konteks ini, terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

A. Model Bisnis Hybrid

Organisasi perlu mengembangkan model bisnis hybrid yang menggabungkan elemen digital dan analog. Misalnya, banyak perusahaan kini menawarkan pengalaman belanja yang menggabungkan e-commerce dengan pengalaman fisik, seperti pengambilan barang di toko atau layanan pelanggan yang bersifat personal. Ini membantu menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan loyalitas.

B. Investasi dalam Keterampilan Manusia

Di era digital, keterampilan manusia menjadi semakin penting. Organisasi harus berinvestasi dalam pengembangan keterampilan interpersonal dan emosional karyawan. Keterampilan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menciptakan budaya organisasi yang lebih baik. Dalam lingkungan kerja yang mengedepankan kolaborasi, kemampuan untuk berinteraksi secara efektif menjadi kunci keberhasilan.

C. Pendekatan Berbasis Komunitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun