Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

New World

Strategi Bisnis Biasa Menghadapi Ekonomi Platform

16 Oktober 2024   09:36 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:58 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menyaksikan perubahan besar dalam cara bisnis beroperasi. Transisi dari ekonomi konvensional ke ekonomi digital telah memicu kemunculan "ekonomi platform", di mana bisnis tidak lagi hanya menjual produk atau jasa secara langsung, tetapi juga menciptakan ekosistem yang menghubungkan produsen, konsumen, dan pihak ketiga. Fenomena ini dengan cepat mengubah lanskap ekonomi global, termasuk di Indonesia. Di balik revolusi digital ini, banyak bisnis tradisional menghadapi tantangan besar untuk bertahan hidup di era baru yang didorong oleh teknologi.

Apa Itu Ekonomi Platform?

Ekonomi platform mengacu pada model bisnis di mana perusahaan bertindak sebagai perantara antara berbagai kelompok pengguna---biasanya antara penjual dan pembeli, produsen dan konsumen. Contoh paling jelas dari ekonomi platform adalah perusahaan teknologi besar seperti Gojek, Grab, Tokopedia, dan Bukalapak, yang menyediakan infrastruktur digital untuk menghubungkan penyedia layanan dan konsumen tanpa perlu memiliki produk atau layanan tersebut secara langsung.

Di era digital ini, platform memungkinkan transaksi terjadi dengan lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah diakses oleh siapa saja yang memiliki akses internet. Hal ini bukan hanya tentang menjual produk atau layanan secara online, tetapi tentang menciptakan jaringan besar di mana nilai ekonomi berasal dari interaksi antara berbagai pemain di dalam ekosistem.

Contoh sederhana dari ekonomi platform adalah e-commerce, di mana platform seperti Tokopedia atau Shopee menghubungkan pedagang kecil dengan pembeli. Mereka menyediakan tempat, alat pembayaran, logistik, dan bahkan pemasaran tanpa harus memiliki inventaris barang sendiri. Ekosistem ini memungkinkan berbagai usaha, termasuk UMKM, untuk berkembang di ranah digital tanpa harus memiliki infrastruktur fisik yang mahal.

Dampak Ekonomi Platform Terhadap Bisnis Tradisional

Transformasi yang terjadi akibat kemunculan ekonomi platform telah memengaruhi hampir semua sektor ekonomi. Bisnis tradisional yang dulu mengandalkan pola operasional konvensional, seperti memiliki toko fisik atau melakukan transaksi langsung dengan konsumen, kini dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan baru. Berikut adalah beberapa dampak besar yang terjadi akibat ekonomi platform terhadap bisnis tradisional:

  1. Disrupsi Model Bisnis
    Bisnis tradisional yang lambat beradaptasi dengan teknologi digital sering kali mengalami "disrupsi" oleh perusahaan berbasis platform. Model bisnis konvensional yang sebelumnya berfokus pada rantai pasokan yang panjang dan birokrasi yang rumit menjadi kurang relevan di era platform, di mana semuanya berlangsung secara real-time dan instan. Sebagai contoh, industri taksi konvensional di Indonesia harus menghadapi disrupsi dari perusahaan ride-hailing seperti Gojek dan Grab, yang memudahkan konsumen untuk memesan transportasi dengan satu klik di ponsel mereka.
  2. Skalabilitas Tanpa Batas
    Salah satu keuntungan utama dari platform digital adalah skalabilitasnya. Dengan infrastruktur digital, perusahaan platform dapat tumbuh dengan cepat tanpa perlu melakukan investasi besar dalam aset fisik. Ini kontras dengan bisnis tradisional yang pertumbuhannya sering kali terbatas oleh faktor-faktor seperti lokasi geografis dan keterbatasan modal. Contohnya, bisnis kecil di desa terpencil kini dapat menjual produknya ke seluruh Indonesia melalui platform e-commerce tanpa harus membuka toko fisik di setiap daerah.
  3. Perubahan Pola Konsumsi
    Ekonomi platform telah mengubah pola konsumsi masyarakat secara drastis. Di masa lalu, konsumen mungkin harus pergi ke pasar atau mal untuk membeli barang yang mereka butuhkan. Sekarang, dengan adanya platform e-commerce, konsumen dapat berbelanja kapan saja dan dari mana saja dengan kemudahan akses yang ditawarkan oleh internet. Tidak hanya itu, platform seperti Netflix dan Spotify juga telah mengubah cara kita mengonsumsi hiburan, menggeser model bisnis tradisional seperti bioskop dan toko musik.
  4. Efisiensi dan Transparansi
    Ekonomi platform memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis tradisional. Dalam model tradisional, rantai pasokan yang panjang sering kali menyebabkan ketidakefisienan dan peningkatan biaya. Namun, dengan platform digital, banyak proses yang dapat diotomatisasi dan dipersingkat. Selain itu, platform juga menciptakan transparansi yang lebih besar, karena semua informasi, termasuk harga, ulasan pelanggan, dan waktu pengiriman, dapat diakses oleh konsumen secara real-time.
  5. Perubahan dalam Kompetisi Pasar
    Ekonomi platform menciptakan bentuk baru dari kompetisi pasar, di mana perusahaan-perusahaan platform yang besar sering kali memiliki keunggulan kompetitif yang luar biasa dibandingkan dengan bisnis tradisional. Mereka dapat dengan mudah menarik jutaan pengguna melalui skala operasional yang besar dan kemampuan untuk berinovasi lebih cepat. Sebaliknya, bisnis tradisional harus berjuang lebih keras untuk mengikuti tren teknologi dan inovasi yang terus berkembang.

Tantangan dalam Menghadapi Ekonomi Platform

Meskipun ekonomi platform membawa banyak peluang, ada beberapa tantangan besar yang dihadapi oleh bisnis tradisional di Indonesia dalam menghadapi transisi ini:

  1. Akses Teknologi dan Literasi Digital
    Tidak semua bisnis tradisional memiliki akses yang memadai ke teknologi digital. Di daerah-daerah terpencil, akses internet mungkin terbatas, sehingga menyulitkan pelaku bisnis untuk mengadopsi teknologi platform. Selain itu, literasi digital juga menjadi tantangan besar, terutama bagi generasi yang lebih tua yang mungkin tidak terbiasa dengan teknologi digital.
  2. Regulasi dan Perlindungan Hukum
    Regulasi dalam ekonomi platform sering kali belum sepenuhnya berkembang. Di banyak negara, termasuk Indonesia, regulasi yang ada sering kali belum mampu mengimbangi kecepatan inovasi teknologi. Perlindungan hukum bagi konsumen dan pekerja di platform digital juga masih menjadi isu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah.
  3. Pengaruh Sosial dan Kesenjangan Ekonomi
    Meskipun ekonomi platform membuka akses yang lebih luas bagi banyak orang untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital, ada kekhawatiran bahwa kesenjangan ekonomi dapat semakin melebar. Platform sering kali cenderung memperkuat posisi pemain besar yang sudah mapan, sementara bisnis kecil yang tidak memiliki akses teknologi dan modal yang memadai mungkin akan tertinggal.
  4. Keberlanjutan Bisnis Tradisional
    Banyak bisnis tradisional yang menghadapi tantangan untuk bertahan hidup di era ekonomi platform. Mereka tidak hanya harus bersaing dengan perusahaan platform yang lebih efisien, tetapi juga harus berinvestasi dalam transformasi digital yang membutuhkan biaya tinggi. Namun, jika bisnis tradisional mampu beradaptasi dan menemukan cara untuk memanfaatkan platform digital, mereka masih memiliki peluang besar untuk berkembang.

Bagaimana Bisnis Tradisional Dapat Beradaptasi?

Untuk bertahan di era ekonomi platform, bisnis tradisional harus mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dan inovatif. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil oleh bisnis tradisional untuk tetap relevan di era digital:

  1. Mengadopsi Teknologi Digital
    Langkah pertama yang harus diambil adalah mengadopsi teknologi digital dalam operasional bisnis sehari-hari. Ini bisa berupa penerapan sistem e-commerce, penggunaan media sosial untuk pemasaran, atau memanfaatkan aplikasi digital untuk meningkatkan efisiensi internal.
  2. Kolaborasi dengan Platform Digital
    Daripada bersaing langsung dengan platform digital, bisnis tradisional dapat memilih untuk bekerja sama dengan mereka. Misalnya, banyak toko ritel kecil sekarang menjual produknya melalui platform e-commerce atau menggunakan layanan pengantaran seperti Gojek dan Grab untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.
  3. Meningkatkan Literasi Digital
    Penting bagi bisnis tradisional untuk meningkatkan literasi digital, baik di kalangan pemilik bisnis maupun karyawannya. Pelatihan dan pendidikan mengenai teknologi digital dapat membantu bisnis untuk lebih siap menghadapi tantangan ekonomi platform.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun