Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Bisakah Investasi Infrastruktur Digital Mengurangi Kesenjangan Ekonomi?

16 Oktober 2024   06:56 Diperbarui: 16 Oktober 2024   07:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Era digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bukan lagi sekadar alat bantu, tetapi telah menjadi pendorong utama bagi kemajuan ekonomi dan sosial. Namun, di balik kemajuan ini, kesenjangan ekonomi di antara berbagai kelompok masyarakat semakin terlihat. Salah satu faktor yang memperparah ketimpangan tersebut adalah ketidakseimbangan akses terhadap infrastruktur digital. Investasi yang memadai dalam infrastruktur digital menjadi sangat krusial untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat dari revolusi digital ini dan mencegah semakin lebarnya kesenjangan ekonomi.

Mengapa Infrastruktur Digital Penting?

Infrastruktur digital mencakup berbagai komponen teknologi yang mendukung akses dan pemanfaatan internet serta layanan berbasis teknologi, seperti jaringan telekomunikasi, pusat data, cloud computing, serta perangkat keras dan lunak yang mendukung operasional sistem digital. Dalam konteks ekonomi, infrastruktur ini menjadi tulang punggung bagi berbagai sektor industri, baik yang berbasis digital maupun konvensional. Akses terhadap internet yang cepat, stabil, dan terjangkau membuka pintu bagi masyarakat untuk terlibat dalam ekonomi digital, mulai dari e-commerce, layanan keuangan digital, hingga pendidikan daring.

Namun, tidak semua wilayah dan kelompok masyarakat di Indonesia memiliki akses yang setara terhadap infrastruktur digital. Di wilayah perkotaan, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, akses terhadap internet cepat sudah menjadi hal yang biasa. Sebaliknya, di banyak wilayah pedesaan dan daerah tertinggal, akses terhadap internet masih sangat terbatas, baik dari segi kualitas jaringan maupun ketersediaan perangkat. Kondisi ini menciptakan kesenjangan digital (digital divide) yang berdampak langsung pada kesenjangan ekonomi. Masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap teknologi digital akan tertinggal dalam berbagai aspek, mulai dari peluang kerja hingga akses terhadap pendidikan dan layanan publik.

Kesenjangan Ekonomi Akibat Ketimpangan Digital

Kesenjangan digital memicu dan memperparah kesenjangan ekonomi di antara kelompok masyarakat. Di satu sisi, mereka yang memiliki akses terhadap teknologi digital dan internet memiliki peluang lebih besar untuk terlibat dalam ekonomi modern. Mereka bisa mengakses informasi lebih cepat, mengembangkan keterampilan baru melalui pendidikan daring, dan terlibat dalam berbagai platform digital yang memberikan peluang ekonomi, seperti e-commerce atau jasa daring. Selain itu, akses terhadap layanan keuangan digital, seperti mobile banking dan fintech, juga memudahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam sistem keuangan yang lebih inklusif.

Di sisi lain, mereka yang tidak memiliki akses terhadap teknologi digital akan terisolasi dari perkembangan ekonomi. Mereka mungkin kehilangan peluang untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, meningkatkan keterampilan, atau mengembangkan bisnis mereka secara lebih efektif. Keterbatasan akses terhadap pendidikan daring juga membuat mereka tertinggal dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya memengaruhi daya saing mereka di pasar kerja. Dalam konteks yang lebih luas, ketimpangan digital ini memperdalam jurang antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok masyarakat yang lebih sejahtera dan yang kurang mampu.

Sebagai contoh, di masa pandemi COVID-19, ketika banyak aktivitas ekonomi dan pendidikan beralih ke platform daring, masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap internet atau perangkat digital merasa terpinggirkan. Banyak pelajar di wilayah pedesaan yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring, sementara para pelaku UMKM di daerah terpencil kesulitan untuk menjual produk mereka melalui platform digital. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya infrastruktur digital dalam memastikan inklusi ekonomi yang lebih luas.

Pentingnya Investasi dalam Infrastruktur Digital

Investasi dalam infrastruktur digital adalah kunci untuk mengurangi kesenjangan ekonomi yang disebabkan oleh ketimpangan akses terhadap teknologi. Infrastruktur digital yang kuat memungkinkan semua lapisan masyarakat untuk terhubung dengan ekonomi digital, terlepas dari lokasi geografis mereka. Dalam konteks Indonesia, investasi ini tidak hanya penting untuk mempercepat adopsi teknologi di wilayah perkotaan, tetapi juga untuk memperluas jangkauan teknologi ke daerah-daerah yang masih tertinggal.

Pemerintah telah menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan infrastruktur digital melalui berbagai inisiatif, seperti Program Palapa Ring yang bertujuan untuk menyediakan jaringan internet berkecepatan tinggi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Selain itu, pemerintah juga mendorong investasi di sektor telekomunikasi dan memperluas cakupan layanan 4G, serta bersiap untuk mengadopsi teknologi 5G. Namun, upaya ini harus ditingkatkan, mengingat luasnya wilayah Indonesia dan beragamnya tantangan yang dihadapi, seperti kondisi geografis yang sulit diakses dan ketidakmerataan infrastruktur dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun