Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ekonomi di Era Presidensial Prabowo: Akses Pembiayaan untuk Pertanian dan Perikanan

9 Oktober 2024   04:38 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:07 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada era pemerintahan Presiden Prabowo, arah kebijakan ekonomi nasional akan menghadapi tantangan besar dalam mengatasi masalah ketimpangan akses terhadap pembiayaan di sektor pertanian dan perikanan. Sektor ini merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia yang sangat potensial, namun seringkali terabaikan dari segi dukungan keuangan dan investasi. Hal ini tidak terlepas dari berbagai masalah struktural yang melanda sektor pertanian dan perikanan, termasuk masalah produktivitas rendah, infrastruktur yang terbatas, dan akses yang sulit terhadap modal.

Pemerintahan Prabowo, dengan latar belakangnya yang kuat dalam membela kepentingan masyarakat kecil, diperkirakan akan fokus untuk memperkuat sektor-sektor ini sebagai bagian dari upaya mencapai ketahanan pangan dan kedaulatan ekonomi. Kebijakan untuk meningkatkan akses ke pembiayaan bagi petani dan nelayan dipandang sebagai salah satu solusi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang selama ini terpinggirkan dari arus utama pembangunan ekonomi.

Masalah Akses Pembiayaan Sektor Pertanian dan Perikanan

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani dan nelayan Indonesia adalah keterbatasan akses terhadap pembiayaan. Data menunjukkan bahwa sektor pertanian dan perikanan sering kali dianggap sebagai sektor berisiko tinggi oleh lembaga keuangan, terutama karena ketidakpastian harga komoditas, perubahan iklim, dan rendahnya tingkat pengembalian investasi. Akibatnya, banyak petani dan nelayan yang tidak memiliki akses terhadap kredit atau pembiayaan formal dari bank, sehingga mereka bergantung pada tengkulak atau sumber pinjaman informal dengan bunga yang sangat tinggi.

Sistem perbankan di Indonesia sering kali memberikan prioritas pada sektor-sektor lain yang dianggap lebih menguntungkan, seperti sektor jasa dan industri. Bank-bank komersial cenderung lebih tertarik memberikan pinjaman kepada sektor-sektor yang memiliki risiko lebih rendah dan jaminan yang lebih stabil. Hal ini menyebabkan kesenjangan besar dalam pembiayaan antara sektor pertanian dan perikanan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Selain itu, kurangnya pengetahuan dan literasi keuangan di kalangan petani dan nelayan juga menjadi faktor penghambat. Banyak di antara mereka yang tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai cara mengakses pembiayaan atau tidak memiliki persyaratan formal, seperti sertifikat tanah, yang sering kali diperlukan oleh bank sebagai jaminan kredit. Oleh karena itu, kebijakan yang dirancang oleh pemerintahan Prabowo harus mencakup program literasi keuangan untuk petani dan nelayan, serta memperkenalkan skema pembiayaan yang lebih inklusif dan mudah diakses.

Solusi Kebijakan: Meningkatkan Akses ke Pembiayaan

Dalam menghadapi tantangan tersebut, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo diharapkan akan mengadopsi sejumlah kebijakan inovatif untuk memperluas akses pembiayaan bagi sektor pertanian dan perikanan. Beberapa langkah yang mungkin diambil antara lain:

  1. Penguatan Peran Bank Pertanian dan Perikanan
    Pemerintah dapat meningkatkan peran lembaga keuangan yang secara khusus melayani sektor pertanian dan perikanan, seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) atau koperasi-koperasi pertanian dan perikanan. Pemberian insentif kepada lembaga-lembaga ini untuk memperluas penyaluran kredit kepada petani dan nelayan akan membantu menciptakan ekosistem pembiayaan yang lebih inklusif. Pemerintah juga dapat mempertimbangkan untuk mendirikan bank khusus sektor pertanian dan perikanan, yang akan difokuskan pada penyaluran kredit dan layanan keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan sektor ini.
  2. Skema Kredit dengan Bunga Rendah
    Penerapan skema kredit dengan bunga rendah atau bahkan tanpa bunga bagi petani dan nelayan bisa menjadi langkah yang signifikan untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. Subsidi bunga kredit ini bisa didukung oleh anggaran pemerintah, dengan tujuan untuk mengurangi beban biaya pembiayaan bagi pelaku di sektor pertanian dan perikanan.
  3. Penjaminan Kredit oleh Pemerintah
    Salah satu hambatan utama dalam mengakses kredit adalah kurangnya jaminan yang dimiliki oleh petani dan nelayan. Pemerintah dapat mengatasi masalah ini dengan mendirikan lembaga penjamin kredit yang akan bertindak sebagai penjamin bagi petani dan nelayan yang tidak memiliki jaminan tradisional. Dengan adanya lembaga ini, bank-bank komersial akan lebih bersedia memberikan pinjaman kepada sektor pertanian dan perikanan karena risiko kredit dapat diminimalkan.
  4. Pengembangan Layanan Keuangan Digital
    Teknologi keuangan (fintech) telah menjadi solusi yang semakin relevan untuk mengatasi masalah akses keuangan di daerah pedesaan. Pengembangan layanan keuangan digital, seperti aplikasi mobile banking yang dirancang khusus untuk petani dan nelayan, akan mempermudah mereka dalam mengakses pinjaman, menabung, dan melakukan transaksi keuangan lainnya. Pemerintah dapat berperan aktif dalam mendorong adopsi teknologi ini dengan menyediakan infrastruktur telekomunikasi yang memadai dan mendukung inovasi di bidang fintech.
  5. Kolaborasi dengan Lembaga Internasional
    Pemerintah juga dapat menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga internasional, seperti Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), atau International Fund for Agricultural Development (IFAD), yang memiliki pengalaman dalam mendukung sektor pertanian dan perikanan di negara berkembang. Program-program yang didanai oleh lembaga-lembaga ini, seperti penyediaan dana bergulir atau bantuan teknis untuk pengembangan usaha pertanian dan perikanan, akan memberikan dorongan yang signifikan bagi sektor-sektor ini.
  6. Peningkatan Infrastruktur Pendukung
    Untuk memaksimalkan efektivitas pembiayaan, pemerintah juga perlu berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur pendukung bagi sektor pertanian dan perikanan, seperti irigasi, pelabuhan perikanan, serta akses jalan menuju pasar. Infrastruktur yang memadai akan meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor ini, sehingga dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian nasional.

Tantangan dan Potensi Keberhasilan

Tentu saja, meskipun kebijakan-kebijakan tersebut memiliki potensi besar untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi sektor pertanian dan perikanan, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah koordinasi antara berbagai lembaga pemerintah dan swasta yang terlibat dalam implementasi kebijakan ini. Tanpa adanya sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perbankan, dan lembaga keuangan lainnya, upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan ini mungkin akan menghadapi hambatan birokrasi yang menghambat implementasinya.

Selain itu, keberhasilan kebijakan ini juga sangat bergantung pada stabilitas makroekonomi dan kemampuan pemerintah dalam menjaga inflasi serta mengelola risiko-risiko eksternal, seperti fluktuasi harga komoditas internasional yang dapat mempengaruhi pendapatan petani dan nelayan. Dengan demikian, kebijakan yang berfokus pada akses pembiayaan harus menjadi bagian dari strategi yang lebih komprehensif untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan secara berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun