Diversifikasi pariwisata di Indonesia menjadi sebuah agenda penting dalam rangka mengurangi ketergantungan pada Bali sebagai destinasi wisata utama. Bali, dengan pesona budaya, pantai yang menawan, serta berbagai atraksi internasional, telah menjadi ikon pariwisata Indonesia selama beberapa dekade. Namun, fenomena over-tourism dan dampak sosial-ekonomi di satu lokasi telah menciptakan urgensi untuk menciptakan destinasi wisata alternatif. Untuk itu, pemerintah mencanangkan inisiatif "10 Bali Baru" dengan tujuan memperkenalkan sepuluh destinasi baru yang dapat bersaing di kancah pariwisata internasional. Strategi ini sangat penting dalam mendiversifikasi pariwisata Indonesia dan menciptakan pertumbuhan yang lebih inklusif, berkelanjutan, serta seimbang secara geografis.
1. Mengurangi Ketergantungan pada Bali
Salah satu alasan utama mengapa "10 Bali Baru" menjadi penting adalah untuk mengurangi beban pariwisata yang selama ini terlalu bergantung pada Bali. Bali sering kali menjadi pusat dari hampir semua promosi pariwisata Indonesia, sementara banyak destinasi lainnya masih kurang dikenal di dunia internasional. Hal ini menciptakan ketimpangan pariwisata yang signifikan, di mana wilayah-wilayah lain yang memiliki potensi wisata besar menjadi kurang terjamah oleh wisatawan.
Diversifikasi melalui program "10 Bali Baru" memungkinkan daerah lain mendapatkan perhatian dan investasi yang lebih besar dalam pengembangan infrastruktur pariwisata. Ini memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat melalui penciptaan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan, serta perbaikan fasilitas umum. Pada saat yang sama, Bali akan lebih mudah menangani tantangan-tantangan yang muncul akibat tekanan pariwisata yang terlalu besar, seperti degradasi lingkungan, kemacetan, serta kenaikan harga lahan.
2. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lokal
Program "10 Bali Baru" juga dirancang untuk memperluas jangkauan manfaat ekonomi dari pariwisata ke berbagai wilayah di Indonesia. Daerah-daerah yang menjadi bagian dari proyek ini, seperti Mandalika, Labuan Bajo, Danau Toba, dan Likupang, memiliki keindahan alam dan warisan budaya yang tak kalah dengan Bali. Namun, sebagian besar masyarakat di daerah-daerah ini masih belum merasakan dampak signifikan dari sektor pariwisata.
Dengan meningkatkan jumlah wisatawan dan memperbaiki infrastruktur, masyarakat lokal akan mendapatkan akses yang lebih baik untuk terlibat dalam ekonomi pariwisata, baik melalui sektor jasa, akomodasi, kerajinan, maupun layanan lainnya. Selain itu, pariwisata yang berkembang secara merata di berbagai daerah akan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah, sehingga menciptakan pemerataan pembangunan yang lebih baik di seluruh nusantara.
3. Mengoptimalkan Potensi Pariwisata yang Belum Tergarap
Indonesia memiliki potensi pariwisata yang luar biasa besar, namun masih banyak destinasi yang belum tergarap secara maksimal. Misalnya, Labuan Bajo dengan keindahan Komodo dan Wakatobi yang menawarkan keindahan bawah laut yang eksotis, sebenarnya memiliki daya tarik yang setara dengan Bali, tetapi kurang dikenal oleh wisatawan internasional. Melalui inisiatif "10 Bali Baru", pemerintah ingin memperkenalkan destinasi-destinasi ini ke panggung internasional.
Infrastruktur adalah salah satu kunci penting dalam pengembangan destinasi-destinasi ini. Dengan memperbaiki aksesibilitas, akomodasi, serta fasilitas pendukung lainnya, destinasi-destinasi baru ini dapat bersaing di pasar pariwisata global. Tidak hanya itu, pemasaran yang lebih terarah dan promosi yang lebih intensif akan membuat destinasi ini menjadi lebih menarik bagi para wisatawan domestik maupun internasional.
4. Menjaga Keberlanjutan Lingkungan dan Budaya