Dalam beberapa tahun terakhir, dunia keuangan telah mengalami transformasi besar-besaran melalui adopsi Open Banking. Konsep yang memungkinkan bank dan lembaga keuangan untuk berbagi data nasabah secara aman dengan pihak ketiga ini membuka peluang bagi terciptanya inovasi baru dan ekosistem keuangan yang lebih inklusif. Namun, yang tidak kalah penting adalah bagaimana Open Banking dapat memainkan peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Pada kesempatan ini Kita akan menguraikan bagaimana adopsi Open Banking dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, mempercepat inklusi keuangan, serta mendukung inovasi dan efisiensi dalam sistem keuangan. Di tengah perkembangan teknologi dan perubahan regulasi, Open Banking memiliki potensi yang besar untuk menjadi motor penggerak dalam memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di era digital.
Open Banking dan Pertumbuhan Ekonomi: Sinergi yang Kuat
- Peningkatan Akses terhadap Layanan Keuangan
Salah satu dampak paling signifikan dari Open Banking adalah peningkatan akses terhadap layanan keuangan bagi masyarakat luas. Di Indonesia, masih terdapat sejumlah besar penduduk yang belum terlayani oleh lembaga perbankan tradisional. Menurut data World Bank, sekitar 51% penduduk dewasa Indonesia belum memiliki rekening bank pada tahun 2020. Fenomena ini sering disebut sebagai unbanked population, yang menjadi tantangan utama dalam mewujudkan inklusi keuangan.
Open Banking, melalui keterbukaan data, memberikan solusi inovatif bagi masalah ini. Dengan data yang lebih terbuka, Financial Technology (FinTech) dan bank digital dapat menawarkan produk dan layanan keuangan yang lebih terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat yang selama ini berada di luar jangkauan perbankan. Misalnya, FinTech dapat menggunakan data keuangan untuk mengembangkan produk pinjaman mikro yang dapat diakses melalui ponsel, mempermudah masyarakat pedesaan atau kelompok usaha kecil dalam mendapatkan modal usaha. Dengan demikian, Open Banking tidak hanya meningkatkan akses ke layanan keuangan, tetapi juga memperluas basis ekonomi produktif, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
- Mendorong Inklusi Keuangan
Inklusi keuangan merupakan salah satu prasyarat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Melalui inklusi keuangan, masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan perbankan dapat mulai memanfaatkan produk keuangan, seperti tabungan, pinjaman, dan asuransi, untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Open Banking memainkan peran sentral dalam hal ini dengan memungkinkan bank dan FinTech untuk mengembangkan layanan yang lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan individu.
Dengan adanya sharing data antara bank dan penyedia layanan keuangan lainnya, risiko penyaluran kredit dapat diminimalisasi. Akses terhadap data keuangan yang lebih lengkap memungkinkan lembaga keuangan untuk menilai kelayakan kredit nasabah dengan lebih akurat, bahkan bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki jejak perbankan. Hal ini juga dapat menurunkan tingkat non-performing loan (NPL) dan meningkatkan efisiensi alokasi modal, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
- Mendorong Inovasi dalam Layanan Keuangan
Salah satu keunggulan dari Open Banking adalah kemampuannya untuk mendorong inovasi di sektor keuangan. Melalui akses yang lebih terbuka terhadap data nasabah, FinTech dapat menciptakan produk dan layanan keuangan yang lebih disruptif dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Misalnya, aplikasi perencanaan keuangan otomatis yang terhubung dengan rekening bank nasabah memungkinkan pengelolaan keuangan yang lebih baik, sementara layanan pembayaran digital mempermudah transaksi sehari-hari.
Inovasi seperti ini tidak hanya menguntungkan konsumen, tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian. Dengan kemunculan layanan keuangan yang lebih efisien dan mudah diakses, biaya transaksi dapat ditekan, produktivitas meningkat, dan proses bisnis menjadi lebih sederhana. Semua faktor ini berkontribusi pada peningkatan daya saing sektor keuangan Indonesia di pasar global, yang penting untuk mendorong investasi asing dan memperkuat perekonomian nasional.
- Efisiensi dan Pengurangan Biaya Operasional
Dalam sistem perbankan tradisional, pengelolaan data nasabah sering kali bersifat siloed, di mana setiap lembaga keuangan menyimpan dan mengelola datanya sendiri. Hal ini tidak hanya menciptakan inefisiensi tetapi juga memperlambat inovasi. Dengan implementasi Open Banking, bank dan lembaga keuangan dapat bekerja sama untuk berbagi data secara aman dan efisien. Penggunaan Application Programming Interface (API) yang menjadi fondasi Open Banking memungkinkan proses-proses keuangan, seperti verifikasi identitas, pengajuan kredit, dan penilaian risiko, dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.
Sebagai hasilnya, biaya operasional yang selama ini digunakan untuk pengelolaan data dan verifikasi manual dapat ditekan secara signifikan. Penurunan biaya ini pada akhirnya dapat diteruskan kepada nasabah dalam bentuk suku bunga yang lebih rendah atau layanan keuangan yang lebih terjangkau. Dalam jangka panjang, efisiensi ini dapat meningkatkan profitabilitas lembaga keuangan sekaligus memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.