Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ketika Seteru jadi Sekutu

24 September 2024   07:10 Diperbarui: 24 September 2024   07:17 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Reboisasi dan Robohisasi Hutan: Ketika Seteru Jadi Sekutu

Dalam konteks global yang semakin tertekan oleh krisis lingkungan, dua konsep yang sering kali berlawanan---reboisasi dan robohisasi hutan---menjadi sorotan penting. Di satu sisi, reboisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memulihkan dan mempertahankan ekosistem hutan yang vital. Di sisi lain, robohisasi mengacu pada praktik eksploitatif yang mengarah pada penghancuran hutan demi keuntungan ekonomi jangka pendek. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, telah muncul sebuah perspektif baru yang berupaya mengubah seteru ini menjadi sekutu. Bagaimana kedua konsep ini dapat saling melengkapi untuk mencapai keberlanjutan?

Reboisasi: Harapan untuk Keberlanjutan

Reboisasi merupakan tindakan menanam kembali pohon di lahan yang telah kehilangan tutupan vegetasi. Selain berfungsi untuk memulihkan ekosistem yang hilang, reboisasi juga memiliki peran penting dalam mengurangi emisi karbon, memperbaiki kualitas udara, dan mempertahankan keanekaragaman hayati. Dengan menanam kembali pohon-pohon, kita tidak hanya memberikan harapan bagi lingkungan, tetapi juga menciptakan ruang bagi berbagai spesies flora dan fauna untuk kembali berkembang.

Selain manfaat ekologis, reboisasi juga memiliki nilai sosial dan ekonomi yang signifikan. Kegiatan ini sering kali melibatkan masyarakat lokal, memberikan mereka peluang untuk terlibat dalam proyek yang mendukung ekonomi berkelanjutan. Masyarakat yang terlibat dalam reboisasi biasanya akan merasakan manfaat langsung, baik dari segi pendapatan yang dihasilkan melalui pengelolaan hutan secara berkelanjutan maupun peningkatan kualitas hidup melalui lingkungan yang lebih sehat.

Robohisasi: Tantangan yang Mengancam

Sementara reboisasi menawarkan banyak manfaat, robohisasi tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi. Dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang agresif, banyak perusahaan dan pemerintah cenderung mengejar keuntungan jangka pendek melalui eksploitasi hutan. Pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan, dan infrastruktur sering kali dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan yang lebih luas. Praktik ini tidak hanya mengakibatkan kehilangan hutan secara masif, tetapi juga menimbulkan masalah sosial yang lebih besar, seperti konflik dengan masyarakat lokal yang bergantung pada sumber daya hutan.

Dalam banyak kasus, robohisasi tidak hanya menghancurkan pohon, tetapi juga merusak keseimbangan ekosistem yang telah ada selama berabad-abad. Hal ini memicu perubahan iklim dan memperburuk kerusakan lingkungan, yang pada akhirnya dapat kembali menghantui kita dalam bentuk bencana alam yang lebih sering terjadi.

Mengubah Seteru Jadi Sekutu

Namun, dalam konteks perubahan iklim dan krisis lingkungan, muncul ide bahwa reboisasi dan robohisasi tidak selalu harus berada dalam posisi bertentangan. Dalam banyak kasus, keduanya dapat diintegrasikan dalam sebuah pendekatan yang lebih holistik. Di sinilah inovasi dan kolaborasi memainkan peran penting.

  1. Pendekatan Berbasis Teknologi: Teknologi dapat menjadi jembatan untuk mengurangi dampak robohisasi dan mendorong reboisasi. Dengan menggunakan teknik pemetaan berbasis satelit dan drone, kita dapat mengidentifikasi area yang paling membutuhkan reboisasi serta memantau prosesnya secara real-time. Ini akan membantu dalam perencanaan yang lebih efektif dan meminimalkan pemborosan sumber daya.
  2. Kebijakan Berkelanjutan: Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang mendorong pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Ini termasuk insentif bagi perusahaan yang melakukan reboisasi setelah melakukan kegiatan eksploitatif. Dengan cara ini, perusahaan dapat berkontribusi terhadap pemulihan lingkungan sembari tetap mendapatkan keuntungan ekonomi.
  3. Kolaborasi Masyarakat: Masyarakat lokal yang selama ini menjadi korban dari robohisasi harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Melibatkan mereka dalam proyek reboisasi bukan hanya memberikan mereka rasa memiliki, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kebudayaan lokal.
  4. Edukasi dan Kesadaran: Edukasi mengenai pentingnya hutan dan manfaat reboisasi perlu digalakkan. Kampanye kesadaran dapat mengubah perspektif masyarakat dan pengusaha mengenai nilai hutan, bukan hanya sebagai sumber daya, tetapi sebagai bagian integral dari ekosistem yang mendukung kehidupan.

Sinergi untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun