Solusi Alternatif: Inovasi dalam Kebijakan Ekonomi
Untuk mengatasi masalah robohisasi ekonomi, diperlukan inovasi dalam kebijakan ekonomi yang lebih memperhatikan keberlanjutan ekologis. Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah dengan mendorong investasi dalam teknologi bersih dan terbarukan. Di Indonesia, potensi energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi sangat besar, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Investasi dalam teknologi energi bersih tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan kita pada sumber daya alam yang tak terbarukan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor hijau.
Selain itu, pendekatan pajak karbon juga perlu dipertimbangkan. Pajak karbon adalah instrumen ekonomi yang bertujuan untuk menginternalisasi biaya sosial dari emisi gas rumah kaca, sehingga perusahaan-perusahaan yang merusak lingkungan harus menanggung biaya dari aktivitas mereka. Dengan demikian, pelaku ekonomi akan terdorong untuk mengurangi emisi karbon dan mengadopsi praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan.
Sistem subsidi juga perlu ditata ulang. Subsidi yang selama ini diberikan kepada industri ekstraktif yang merusak lingkungan harus dialihkan ke sektor-sektor yang mendukung keberlanjutan ekologis, seperti energi terbarukan atau pertanian organik. Dengan demikian, insentif ekonomi akan lebih terarah kepada pengembangan sektor-sektor yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
Menggali Peluang dari Ekonomi Hijau
Meskipun robohisasi ekonomi kerap kali dilihat sebagai cara cepat untuk meraih keuntungan ekonomi, dunia semakin menyadari bahwa pendekatan ini tidak berkelanjutan. Sebaliknya, ekonomi hijau menawarkan peluang besar bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam secara bijaksana, kita bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan sekaligus melindungi lingkungan.
Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, Indonesia memiliki tanggung jawab besar untuk melindungi sumber daya alamnya. Ekonomi hijau tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi dalam jangka panjang, tetapi juga menjaga kualitas hidup generasi mendatang. Negara-negara yang mengadopsi pendekatan ini juga terbukti lebih tangguh dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan guncangan ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi tidak harus selalu mengorbankan lingkungan. Robohisasi ekonomi, yang merujuk pada eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran tanpa memperhatikan dampak ekologis, mungkin menghasilkan keuntungan jangka pendek, tetapi dampaknya terhadap lingkungan dan kualitas hidup manusia sangat merugikan dalam jangka panjang. Untuk itu, kita perlu beralih kepada pendekatan ekonomi yang lebih berkelanjutan, seperti green economy, yang mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dalam setiap aspek pembangunan.
Dengan kebijakan yang tepat, seperti investasi dalam teknologi bersih, pajak karbon, dan restrukturisasi subsidi, Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia dalam memadukan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan. Pilihannya ada di tangan kita: apakah kita akan terus melanjutkan robohisasi yang merusak, ataukah kita akan mengambil jalan menuju ekonomi hijau yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan bagi semua?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H