Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Reboisasi vs Robohisasi

21 September 2024   05:59 Diperbarui: 21 September 2024   08:54 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun, keberhasilan reboisasi di Indonesia tidaklah mudah dicapai. Banyak proyek reboisasi yang hanya bersifat simbolis, dengan menanam pohon-pohon tanpa mempertimbangkan kesesuaian ekologis, perawatan, atau keberlanjutan jangka panjang. Selain itu, laju reboisasi sering kali kalah cepat dibandingkan dengan laju robohisasi, yang semakin agresif.

Robohisasi: Ancaman yang Menggerus Harapan

Sebaliknya, robohisasi, atau proses penggundulan hutan dan degradasi lingkungan akibat eksploitasi yang berlebihan, terus menggempur hutan-hutan di Indonesia. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, penebangan liar, dan tambang terbuka menjadi aktor utama dalam robohisasi yang merusak tatanan ekologis. Meskipun aktivitas ini kerap berdalih meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja, biaya ekologis yang ditimbulkan sangat besar.

Robohisasi berdampak langsung pada kerusakan habitat satwa, hilangnya biodiversitas, dan memperburuk perubahan iklim. Deforestasi menyebabkan emisi gas rumah kaca meningkat, mempercepat pemanasan global, serta meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. 

Wilayah-wilayah seperti Kalimantan dan Sumatra yang dulunya menjadi surga biodiversitas kini telah kehilangan sebagian besar tutupan hutan mereka akibat tekanan robohisasi.

Di sisi lain, argumen ekonomi yang mendukung robohisasi kerap kali bersifat jangka pendek. Keuntungan finansial dari ekspansi perkebunan kelapa sawit atau penambangan memang menjanjikan dalam waktu dekat, namun kerugian jangka panjang jauh lebih signifikan. 

Kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki akan mengganggu kestabilan ekonomi masa depan, terutama bagi sektor-sektor yang bergantung pada alam, seperti pertanian dan perikanan.

Pertarungan Antara Ekologi dan Ekonomi?

Sebagian pihak mungkin berargumen bahwa reboisasi dan robohisasi adalah pertarungan antara kepentingan ekologi dan ekonomi. Namun, pandangan ini terlalu simplistik. Dalam kenyataannya, pertarungan antara reboisasi dan robohisasi tidak hanya soal lingkungan vs. ekonomi, tetapi juga soal visi jangka panjang vs. keuntungan jangka pendek. Sebuah kebijakan ekonomi yang bijaksana akan mempertimbangkan keberlanjutan alam sebagai landasan bagi pertumbuhan jangka panjang.

Ekonomi yang bergantung pada eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhitungkan dampak lingkungan adalah ekonomi yang rapuh. Kehancuran alam akibat robohisasi akan menghancurkan pondasi ekonomi berbasis sumber daya, dan pada akhirnya, masyarakat yang paling rentan akan menanggung beban kerugian tersebut. 

Sebaliknya, ekonomi yang tumbuh dengan memprioritaskan reboisasi dan pelestarian alam adalah ekonomi yang kokoh dan berkelanjutan, karena mempertahankan sumber daya alam yang mendukung kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun