Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (151): Prospek ke Depan

12 September 2024   08:47 Diperbarui: 12 September 2024   08:55 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem Ekonomi Indonesia ke Depan: Pengaruh Digitalisasi dan Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi digital dalam dekade terakhir telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem ekonomi. Di Indonesia, pengaruh digitalisasi dan kemajuan teknologi terhadap ekonomi menjadi semakin jelas dengan adopsi teknologi yang cepat di berbagai sektor, seperti perbankan, perdagangan, dan industri kreatif. Di tengah arus globalisasi, digitalisasi tidak hanya mendorong inovasi tetapi juga menghadirkan tantangan bagi sistem ekonomi nasional yang harus mampu beradaptasi dengan perubahan cepat ini.

1. Transformasi Ekonomi Indonesia di Era Digital

Digitalisasi telah mendorong perubahan struktural dalam perekonomian Indonesia. Salah satu perubahan yang paling nyata adalah bagaimana teknologi telah memudahkan transaksi ekonomi dan menciptakan akses pasar yang lebih luas. E-commerce, fintech, dan berbagai startup berbasis teknologi telah menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Menurut laporan dari Google, Temasek, dan Bain & Company (2021), nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai USD 70 miliar pada tahun 2021 dan akan terus meningkat hingga USD 146 miliar pada 2025.

Sektor perdagangan elektronik (e-commerce) adalah salah satu contoh bagaimana digitalisasi telah membuka peluang baru, terutama bagi UMKM. Dengan adanya platform digital seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee, UMKM yang sebelumnya terbatas oleh keterbatasan geografis kini dapat menjangkau pasar yang lebih luas secara nasional maupun internasional. Ini tidak hanya meningkatkan pendapatan UMKM tetapi juga mendorong inklusi ekonomi yang lebih luas.

Di sisi lain, fintech (teknologi finansial) juga berperan besar dalam mendorong inklusi keuangan. Layanan pinjaman online, pembayaran digital, dan perbankan tanpa kantor fisik telah memudahkan akses layanan keuangan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Program seperti Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) dan inisiatif OJK dalam meningkatkan literasi keuangan juga membantu mendorong penggunaan layanan keuangan digital di seluruh Indonesia.

Namun, di balik peluang besar ini, ada tantangan yang perlu dihadapi. Ketergantungan yang semakin tinggi terhadap teknologi digital meningkatkan risiko terhadap serangan siber, ketimpangan digital, dan masalah privasi data. Oleh karena itu, Indonesia perlu memastikan adanya regulasi yang kuat untuk melindungi data pengguna dan keamanan digital.

2. Dampak Perkembangan Teknologi terhadap Sektor Pekerjaan

Seiring dengan adopsi teknologi yang semakin luas, sistem ekonomi Indonesia juga mengalami perubahan dalam struktur tenaga kerja. Otomasi dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) di sektor industri diperkirakan akan menggantikan beberapa jenis pekerjaan yang bersifat manual atau rutin. Menurut laporan dari McKinsey Global Institute (2019), sekitar 23 juta pekerjaan di Indonesia berpotensi tergantikan oleh otomasi pada tahun 2030.

Meskipun demikian, perkembangan teknologi juga akan menciptakan jenis pekerjaan baru yang berbasis pada keterampilan digital. Sektor-sektor seperti analisis data, pengembangan perangkat lunak, dan keamanan siber akan semakin dibutuhkan. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan literasi digital dan keterampilan teknologi bagi tenaga kerja Indonesia menjadi sangat penting. Pemerintah Indonesia telah mulai menyadari pentingnya transformasi ini dengan meluncurkan berbagai program pelatihan digital, seperti program Kartu Prakerja yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja di era digital.

Namun, tantangan terbesar adalah ketidaksiapan sebagian besar tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi revolusi digital. Menurut World Bank (2020), rendahnya tingkat literasi digital dan keterampilan teknologi di Indonesia masih menjadi kendala utama dalam mendorong transformasi ekonomi yang berbasis teknologi. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan akses pelatihan keterampilan digital dan teknologi bagi seluruh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun