Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kualitas Hidup; Subjektif?

4 Agustus 2024   11:22 Diperbarui: 4 Agustus 2024   11:22 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dimensi kualitas hidup manusia yang mencakup kepuasan hidup subjektif merupakan salah satu aspek yang semakin mendapat perhatian dalam studi ekonomi kesejahteraan. Kepuasan hidup subjektif atau sering disebut sebagai kebahagiaan, adalah penilaian individu terhadap kualitas hidup mereka sendiri berdasarkan persepsi pribadi dan pengalaman hidup sehari-hari.

Dari perspektif ilmu ekonomi kepuasan hidup subjektif adalah indikator penting yang melengkapi ukuran kesejahteraan ekonomi tradisional seperti pendapatan dan konsumsi. Ekonom seperti Richard Easterlin telah menunjukkan bahwa setelah kebutuhan dasar terpenuhi, peningkatan pendapatan tidak selalu sejalan dengan peningkatan kepuasan hidup (Easterlin, 1974). Fenomena ini dikenal sebagai "paradoks Easterlin," yang menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi harus mempertimbangkan faktor-faktor non-material untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Kepuasan hidup subjektif dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kesehatan, hubungan sosial, keamanan ekonomi dan lingkungan. Studi menunjukkan bahwa hubungan sosial yang kuat dan dukungan komunitas memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kepuasan hidup (Helliwell et al., 2020). Selain itu stabilitas pekerjaan dan keamanan finansial juga berkontribusi besar terhadap perasaan aman dan puas dalam hidup.

Indikator kebahagiaan seperti yang diukur oleh World Happiness Report mencakup aspek-aspek seperti dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan membuat pilihan hidup dan tingkat korupsi (Helliwell, Layard, & Sachs, 2020). Data dari laporan ini menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat kepuasan hidup yang tinggi seperti Finlandia dan Denmark memiliki kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi yang inklusif.

Ekonom juga mempertimbangkan dampak dari ketidaksetaraan ekonomi terhadap kepuasan hidup. Ketimpangan yang tinggi dapat menurunkan kepuasan hidup secara keseluruhan karena menciptakan perasaan ketidakadilan dan ketidakpastian (Stiglitz, 2012). Oleh karena itu distribusi pendapatan yang lebih merata dan kebijakan redistribusi dapat meningkatkan kepuasan hidup masyarakat.

Pengukuran kepuasan hidup subjektif melibatkan survei di mana individu diminta untuk menilai kehidupan mereka secara keseluruhan. Misalnya Gallup World Poll sering digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebahagiaan dan kepuasan hidup di berbagai negara. Menurut data Gallup negara-negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi umumnya memiliki tingkat keamanan sosial yang tinggi, akses yang baik terhadap layanan kesehatan dan pendidikan serta tingkat kepercayaan yang tinggi dalam masyarakat (Gallup, 2020).

Sebagai contoh data dari Gallup World Poll 2020 menunjukkan bahwa negara-negara Skandinavia seperti Finlandia, Denmark, dan Swedia consistently menempati peringkat atas dalam hal kepuasan hidup. Hal ini disebabkan oleh kombinasi dari sistem kesejahteraan sosial yang kuat, akses yang luas terhadap layanan publik dan budaya yang mendukung keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi (Gallup, 2020).

Secara keseluruhan, kepuasan hidup subjektif adalah dimensi penting dari kualitas hidup yang mencakup aspek-aspek non-material yang berkontribusi terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat. Kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial, mengurangi ketimpangan, dan meningkatkan hubungan sosial adalah kunci untuk meningkatkan kepuasan hidup dan, pada akhirnya, kualitas hidup secara keseluruhan (Easterlin, 1974; Helliwell et al., 2020; Stiglitz, 2012).

Kualitas hidup manusia merupakan konsep multidimensi yang melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pendidikan, kondisi ekonomi, dan lingkungan. Salah satu komponen penting namun sering kali diabaikan adalah kepuasan hidup subjektif. Kepuasan hidup subjektif mencerminkan bagaimana individu mengevaluasi kehidupannya secara keseluruhan, berdasarkan perasaan dan penilaian pribadi mereka terhadap berbagai aspek kehidupan.

Definisi dan Signifikansi Kepuasan Hidup Subjektif

Kepuasan hidup subjektif adalah penilaian individu terhadap kualitas hidup mereka berdasarkan persepsi pribadi dan pengalaman hidup sehari-hari. Ini mencakup berbagai aspek seperti kesejahteraan emosional, kepuasan terhadap hubungan sosial, pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, dan pencapaian pribadi. Kepuasan hidup subjektif penting karena memberikan gambaran tentang kesejahteraan emosional dan psikologis seseorang, yang tidak selalu dapat diukur melalui indikator objektif seperti pendapatan atau status kesehatan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Hidup Subjektif

  1. Kesehatan Fisik dan Mental

Kesehatan yang baik merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepuasan hidup subjektif. Individu yang sehat secara fisik dan mental cenderung merasa lebih puas dengan hidup mereka. Kesehatan yang buruk, sebaliknya, dapat mengurangi kualitas hidup dan menyebabkan penurunan dalam kepuasan hidup subjektif.

  1. Hubungan Sosial

Hubungan yang kuat dan positif dengan keluarga, teman, dan komunitas memiliki dampak signifikan pada kepuasan hidup subjektif. Dukungan sosial memberikan rasa memiliki, keamanan emosional, dan kebahagiaan, yang semuanya berkontribusi pada penilaian positif terhadap kehidupan.

  1. Pekerjaan dan Karier

Kepuasan dalam pekerjaan dan karier juga memainkan peran penting dalam menentukan kepuasan hidup subjektif. Pekerjaan yang memuaskan, sesuai dengan minat dan bakat individu, serta memberikan rasa pencapaian dan tujuan, dapat meningkatkan kepuasan hidup secara keseluruhan. Sebaliknya, stres kerja dan ketidakpuasan dalam karier dapat mengurangi kualitas hidup.

  1. Kondisi Ekonomi

Meskipun bukan satu-satunya faktor, kondisi ekonomi yang stabil dan memadai memungkinkan individu memenuhi kebutuhan dasar dan mencapai kenyamanan material, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepuasan hidup subjektif. Namun, penelitian menunjukkan bahwa setelah kebutuhan dasar terpenuhi, peningkatan pendapatan tidak selalu berbanding lurus dengan peningkatan kepuasan hidup.

  1. Lingkungan Tempat Tinggal

Lingkungan yang aman, nyaman, dan estetis dapat meningkatkan kepuasan hidup subjektif. Akses ke ruang hijau, fasilitas umum yang baik, dan lingkungan sosial yang positif berkontribusi pada rasa kesejahteraan dan kebahagiaan.

Implikasi Kepuasan Hidup Subjektif untuk Kebijakan Publik

  1. Peningkatan Layanan Kesehatan Mental

Mengingat pentingnya kesehatan mental dalam menentukan kepuasan hidup subjektif, kebijakan publik harus fokus pada peningkatan layanan kesehatan mental. Akses yang lebih mudah dan luas ke layanan kesehatan mental, program pencegahan, dan pendidikan kesehatan mental dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

  1. Penguatan Komunitas dan Dukungan Sosial

Kebijakan yang mendukung penguatan hubungan sosial dan komunitas dapat meningkatkan kepuasan hidup subjektif. Program-program yang mempromosikan kegiatan komunitas, dukungan keluarga, dan jaringan sosial dapat membantu individu merasa lebih terhubung dan didukung.

  1. Peningkatan Kualitas Lingkungan

Investasi dalam infrastruktur dan lingkungan tempat tinggal yang lebih baik dapat meningkatkan kepuasan hidup subjektif. Kebijakan yang fokus pada pengurangan polusi, peningkatan ruang hijau, dan penyediaan fasilitas umum yang baik sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat.

  1. Keseimbangan Kerja dan Kehidupan

Kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, seperti fleksibilitas kerja, cuti yang layak, dan program kesejahteraan di tempat kerja, dapat membantu meningkatkan kepuasan hidup subjektif. Lingkungan kerja yang sehat dan mendukung sangat penting untuk kesejahteraan individu.

Kepuasan hidup subjektif adalah komponen penting dari kualitas hidup manusia yang mencerminkan kesejahteraan emosional dan psikologis individu. Faktor-faktor seperti kesehatan, hubungan sosial, pekerjaan, kondisi ekonomi, dan lingkungan tempat tinggal semuanya mempengaruhi kepuasan hidup subjektif. Kebijakan publik yang mempertimbangkan dan mendukung faktor-faktor ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada kepuasan hidup subjektif, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun