Kualitas hidup manusia adalah konsep yang kompleks dan multidimensional, yang mencakup berbagai aspek kehidupan individu dan masyarakat. United Nations Development Programme (UNDP) mengakui kompleksitas ini dan dalam laporan tahun 2020, menyoroti tiga dimensi utama yang membentuk dasar dari Indeks Pembangunan Manusia (HDI): kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. Ketiga dimensi ini saling berkaitan dan memainkan peran penting dalam menentukan kesejahteraan dan kualitas hidup individu.
Dimensi kesehatan dalam HDI diukur melalui harapan hidup saat lahir, yang mencerminkan kemampuan individu untuk menikmati hidup yang panjang dan sehat. Kesehatan merupakan dasar dari kualitas hidup yang baik, karena mempengaruhi kemampuan individu untuk bekerja, belajar, dan berpartisipasi dalam masyarakat.Â
Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, nutrisi yang memadai, dan lingkungan yang bersih adalah faktor penting yang mempengaruhi kesehatan individu.
Peningkatan dalam indikator kesehatan global selama beberapa dekade terakhir mencerminkan kemajuan dalam teknologi medis, peningkatan akses ke layanan kesehatan, dan upaya global dalam mengendalikan penyakit menular. Namun, tantangan tetap ada, terutama di negara berkembang di mana akses ke perawatan kesehatan seringkali terbatas dan masalah kesehatan masyarakat seperti malnutrisi dan penyakit menular masih umum terjadi.
Dalam konteks Indonesia, peningkatan kesehatan masyarakat menjadi prioritas dalam kebijakan nasional, dengan upaya untuk memperluas akses ke layanan kesehatan, meningkatkan fasilitas kesehatan, dan mengatasi determinan sosial kesehatan yang berdampak pada kelompok rentan (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Pendidikan adalah alat penting untuk pemberdayaan individu dan pengentasan kemiskinan. Dalam HDI, dimensi pendidikan diukur melalui dua indikator utama: rata-rata tahun sekolah yang telah diselesaikan oleh orang dewasa dan harapan tahun sekolah untuk anak-anak usia sekolah. Pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan sosial.
Peningkatan akses ke pendidikan, terutama pendidikan dasar dan menengah, telah menjadi fokus utama kebijakan global, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Namun, tantangan dalam kualitas pendidikan dan kesenjangan akses masih menjadi masalah di banyak negara, termasuk Indonesia. Kualitas pendidikan seringkali bervariasi secara signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, dan akses terhadap pendidikan tinggi masih terbatas bagi banyak individu dari latar belakang ekonomi rendah.
Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan melalui berbagai program dan kebijakan, seperti peningkatan anggaran pendidikan, peningkatan kualitas guru, dan penyediaan beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2020).
Standar hidup, yang diukur melalui Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita, mencerminkan kemampuan individu untuk mengakses barang dan jasa yang diperlukan untuk kehidupan yang layak. Standar hidup yang baik memungkinkan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, dan pakaian, serta meningkatkan akses terhadap layanan lainnya seperti kesehatan dan pendidikan.
Pertumbuhan ekonomi global telah meningkatkan standar hidup di banyak negara, tetapi kesenjangan ekonomi tetap menjadi tantangan besar. Ketidaksetaraan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan dapat menghambat akses ke peluang ekonomi dan sosial, memperburuk ketidaksetaraan sosial.
Di Indonesia, peningkatan standar hidup menjadi salah satu fokus utama kebijakan ekonomi, dengan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan akses terhadap layanan dasar bagi seluruh masyarakat (Kementerian Keuangan RI, 2020).