Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

1 Zulhijjah

8 Juni 2024   03:15 Diperbarui: 8 Juni 2024   04:45 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1 Zulhijjah: Hari Penuh Makna

Pagi menyapa dengan lembut, di awal Zulhijjah,
Langit biru terhampar, memanggil hati yang berserah.
Angin membawa pesan dari masa yang penuh berkah,
Mengajak kita merenung, dalam doa yang melimpah.

Langit senja memerah, menanti sang fajar,
Hari ini, kita memulai perjalanan yang besar.
Di setiap jejak langkah, tertulis kisah ikhlas,
Menghidupkan kembali semangat yang tak pernah lepas.

Hari pertama bulan suci, bulan pengorbanan,
Mengingatkan kita pada Ibrahim dan Ismail,
Kisah cinta dan ketaatan tanpa batasan,
Menjadi teladan, dalam iman yang mengalir.

Di pagi Zulhijjah, doa-doa melangit tinggi,
Menyatu dalam harapan dan cinta yang suci.
Kaum muslimin bersiap, menunaikan panggilan,
Menuju Ka'bah, rumah Tuhan yang agung dan abadi.

Terdengar takbir menggema, memenuhi angkasa,
Mengiringi hati yang penuh dengan cinta.
Dalam setiap helaan napas, tersimpan doa mulia,
Semoga kita menjadi hamba yang penuh asa.

1 Zulhijjah, awal dari pengorbanan suci,
Mengingatkan kita untuk selalu berbagi.
Dalam setiap sedekah, dalam setiap amal,
Tercermin keikhlasan, di jalan yang kekal.

Mari kita sambut hari ini dengan hati bersih,
Memohon ampun, berdoa dalam sunyi.
Semoga berkah dan rahmat melimpah,
Mengiringi langkah kita, menuju surga yang indah.

Penutup

Hari pertama Zulhijjah mengajak kita untuk merenung dan bersyukur, menghidupkan kembali semangat pengorbanan dan ketaatan. Dalam keindahan pagi yang penuh berkah, kita berdoa dan berharap, semoga segala kebaikan menyertai langkah kita di bulan yang suci ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun