Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ke Mana Arah Kurs di 2025?

6 Juni 2024   07:11 Diperbarui: 6 Juni 2024   07:16 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kurs atau nilai tukar mata uang adalah salah satu indikator ekonomi yang paling diperhatikan dalam perekonomian global. Kurs mata uang mencerminkan kekuatan relatif suatu negara dibandingkan dengan negara lain dalam hal nilai mata uangnya. Analisis kurs kontemporer tidak hanya relevan bagi para ekonom dan pelaku pasar, tetapi juga bagi pembuat kebijakan dan masyarakat luas. 

Dinamika Kurs Kontemporer

Kurs mata uang bergerak dinamis seiring dengan perubahan kondisi ekonomi global. Fluktuasi nilai tukar sering kali disebabkan oleh berbagai faktor seperti kebijakan moneter, perbedaan suku bunga, inflasi, dan ekspektasi pasar. Misalnya, pada tahun 2023, kurs mata uang banyak negara berkembang melemah terhadap dolar AS karena kebijakan pengetatan moneter oleh Federal Reserve. Kebijakan ini menarik aliran modal kembali ke AS dan memperkuat nilai dolar, menyebabkan depresiasi mata uang negara lain.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs

  1. Kebijakan Moneter
    Kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral sangat berpengaruh terhadap kurs. Kebijakan suku bunga yang tinggi cenderung menarik investasi asing dan memperkuat mata uang. Sebaliknya, suku bunga yang rendah dapat melemahkan mata uang.
  2. Inflasi
    Tingkat inflasi yang tinggi dalam suatu negara akan mengurangi daya beli mata uang tersebut, sehingga kurs akan cenderung melemah. Negara dengan inflasi rendah biasanya memiliki mata uang yang lebih kuat.
  3. Ekspektasi Pasar
    Ekspektasi investor terhadap kondisi ekonomi masa depan juga memainkan peran penting. Jika pasar percaya bahwa suatu negara akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat, mata uang negara tersebut cenderung menguat.
  4. Neraca Perdagangan
    Surplus perdagangan dapat meningkatkan permintaan terhadap mata uang domestik, sehingga memperkuat nilai tukar. Sebaliknya, defisit perdagangan dapat melemahkan mata uang.

Analisis Teoritis

Dalam teori ekonomi, terdapat beberapa pendekatan untuk menganalisis kurs. Di antaranya adalah:

  1. Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity, PPP)
    Teori ini menyatakan bahwa dalam jangka panjang, kurs antar mata uang akan menyesuaikan sehingga barang dan jasa yang identik memiliki harga yang sama di berbagai negara. Kurs akan berubah sebagai respons terhadap perbedaan inflasi antara dua negara.
  2. Teori Paritas Suku Bunga (Interest Rate Parity, IRP)
    Menurut teori ini, perbedaan suku bunga antara dua negara akan tercermin dalam premi atau diskon forward dari nilai tukar mata uang mereka. Hal ini mendorong aliran modal untuk mencari tingkat pengembalian yang lebih tinggi, mempengaruhi kurs spot dan forward.
  3. Model Ekonomi Makro
    Model IS-LM dan Mundell-Fleming memberikan kerangka kerja untuk menganalisis dampak kebijakan moneter dan fiskal terhadap kurs dalam perekonomian terbuka. Kebijakan moneter ekspansif, misalnya, cenderung melemahkan mata uang domestik melalui peningkatan likuiditas.

Dampak Ekonomi dari Fluktuasi Kurs

  1. Dampak pada Perdagangan Internasional
    Depresiasi mata uang membuat ekspor lebih murah dan impor lebih mahal, yang dapat meningkatkan neraca perdagangan suatu negara. Sebaliknya, apresiasi mata uang dapat mengurangi daya saing ekspor dan memperburuk defisit perdagangan.
  2. Dampak pada Inflasi
    Kurs yang melemah dapat meningkatkan harga impor, mendorong inflasi. Sebaliknya, kurs yang menguat dapat menekan inflasi dengan menurunkan harga barang impor.
  3. Dampak pada Investasi Asing
    Nilai tukar yang stabil dan kuat cenderung menarik investasi asing langsung (FDI). Fluktuasi kurs yang tajam dapat menimbulkan ketidakpastian dan menurunkan daya tarik suatu negara bagi investor asing.

Studi Kasus: Kurs Rupiah terhadap Dolar AS

Pada tahun 2023, Rupiah Indonesia mengalami fluktuasi signifikan terhadap dolar AS. Pengetatan moneter oleh Federal Reserve yang meningkatkan suku bunga AS menyebabkan arus modal keluar dari Indonesia, melemahkan Rupiah. Bank Indonesia merespons dengan menaikkan suku bunga acuan untuk menstabilkan Rupiah dan menahan inflasi. Kebijakan ini menunjukkan bagaimana faktor eksternal dan respons kebijakan domestik berinteraksi dalam menentukan kurs.

Kurs mata uang merupakan indikator penting dalam perekonomian global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan kebijakan. Pemahaman yang mendalam tentang dinamika kurs, faktor-faktor penentu, dan dampaknya terhadap perekonomian dapat membantu pembuat kebijakan dan pelaku pasar dalam mengambil keputusan yang tepat. Dalam konteks global yang terus berubah, analisis kurs kontemporer tetap menjadi topik yang relevan dan krusial.

Proyeksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun 2025 menunjukkan beberapa variasi berdasarkan analisis dan asumsi makroekonomi dari berbagai sumber. Berikut adalah beberapa proyeksi kurs untuk tahun 2025:

  1. Kementerian Keuangan memproyeksikan nilai tukar rupiah berkisar antara Rp13.500 hingga Rp15.000 per dolar AS. Proyeksi ini mempertimbangkan pemulihan ekonomi global dan kondisi makroekonomi domestik yang lebih stabil (KOMPAS.com) (Bisnis.com).
  2. Fraksi Nasdem dalam DPR RI mengusulkan agar target nilai tukar lebih realistis, dengan kisaran Rp15.300 hingga Rp16.000 per dolar AS, mengingat berbagai tekanan eksternal dan dinamika pasar global. Namun, ada keyakinan bahwa nilai tukar mungkin dapat lebih rendah dari batas atas proyeksi ini jika terdapat sinergi yang baik antara kebijakan fiskal dan moneter (Bisnis.com).
  3. Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) mematok asumsi nilai tukar rupiah antara Rp15.000 hingga Rp15.400 per dolar AS untuk tahun 2025. Asumsi ini merupakan bagian dari dasar ekonomi makro yang akan diajukan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 (KOMPAS.com).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun