Pada awal abad ke-20, dunia mengalami Depresi Besar (Great Depression) yang memperparah ketidaksetaraan pendapatan. Krisis ekonomi global ini menyebabkan pengangguran massal dan kemiskinan, memaksa banyak negara untuk mengadopsi kebijakan intervensi pemerintah dalam ekonomi. Era ini juga menandai lahirnya negara kesejahteraan (welfare state) di banyak negara Barat, dengan program-program seperti jaminan sosial, pendidikan gratis, dan perawatan kesehatan universal untuk mengurangi ketidaksetaraan pendapatan.
Setelah Perang Dunia II, banyak negara mengalami periode pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pengurangan ketidaksetaraan pendapatan. Ini terutama disebabkan oleh kebijakan redistribusi pendapatan dan ekspansi pendidikan serta kesehatan publik. Di Amerika Serikat, kebijakan New Deal yang diperkenalkan oleh Presiden Franklin D. Roosevelt merupakan salah satu contoh upaya pemerintah untuk meningkatkan keadilan ekonomi melalui intervensi aktif dalam pasar.
Era Globalisasi
Masuknya era globalisasi pada akhir abad ke-20 membawa dampak campuran terhadap ketidaksetaraan pendapatan. Di satu sisi, globalisasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat di banyak negara berkembang, seperti China dan India, yang berhasil mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan. Di sisi lain, globalisasi juga telah memperbesar kesenjangan pendapatan di banyak negara maju, dengan sebagian besar keuntungan ekonomi dinikmati oleh segelintir orang kaya sementara kelas pekerja menghadapi stagnasi pendapatan dan ketidakpastian pekerjaan.
Abad ke-21: Krisis Keuangan Global dan Pandemi COVID-19
Krisis keuangan global 2008 mengungkap kerentanan sistem keuangan global dan memperburuk ketidaksetaraan pendapatan. Krisis ini menyebabkan kerugian besar bagi banyak rumah tangga dan peningkatan pengangguran, sementara paket penyelamatan ekonomi sering kali lebih menguntungkan bank dan perusahaan besar. Menurut laporan Oxfam, sejak krisis 2008, kekayaan global semakin terkonsentrasi pada segelintir individu kaya.
Pandemi COVID-19 pada tahun 2020 juga memperparah ketidaksetaraan pendapatan. Pandemi ini berdampak lebih parah pada pekerja berpenghasilan rendah dan sektor informal, sementara pekerja yang dapat bekerja dari rumah (sering kali berpenghasilan lebih tinggi) relatif lebih aman. Pemerintah di banyak negara merespons dengan paket stimulus ekonomi dan bantuan sosial, tetapi dampak jangka panjang terhadap ketidaksetaraan pendapatan masih menjadi tantangan besar.
Upaya untuk Mencapai Keadilan Ekonomi
1. Kebijakan Pajak Progresif Salah satu langkah paling efektif untuk mengurangi ketidaksetaraan pendapatan adalah kebijakan pajak progresif, di mana individu berpenghasilan tinggi membayar persentase pajak yang lebih besar. Pendapatan dari pajak ini dapat digunakan untuk mendanai program sosial yang membantu individu berpenghasilan rendah, seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan.
2. Pendidikan dan Pelatihan Investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan adalah kunci untuk meningkatkan mobilitas ekonomi dan mengurangi ketidaksetaraan pendapatan. Akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas memungkinkan individu dari berbagai latar belakang untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.
3. Perlindungan Sosial Perlindungan sosial yang kuat, termasuk jaminan sosial, asuransi kesehatan, dan bantuan pengangguran, dapat membantu mengurangi dampak negatif dari ketidaksetaraan pendapatan. Program-program ini memberikan jaring pengaman bagi individu yang terkena dampak ekonomi negatif dan membantu mencegah kemiskinan ekstrem.