Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengangguran Struktural di Era Digital.

20 Mei 2024   14:16 Diperbarui: 20 Mei 2024   14:51 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengangguran struktural merupakan tantangan yang semakin mengemuka di era teknologi modern. Hal ini terutama disebabkan oleh perubahan cepat dalam landscape ekonomi, yang didorong oleh perkembangan teknologi digital. Meskipun teknologi telah membawa kemajuan yang luar biasa dalam efisiensi produksi dan proses bisnis, dampaknya terhadap pasar tenaga kerja tidak dapat diabaikan. Di tengah era revolusi industri 4.0, kita menghadapi ketidakseimbangan antara keterampilan yang dimiliki oleh angkatan kerja dengan kebutuhan pasar.

Salah satu teori ekonomi yang relevan dalam mengkaji fenomena ini adalah teori disrupsi teknologi. Menurut teori ini, teknologi baru sering kali menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Inovasi seperti kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan robotika mengubah lanskap pekerjaan secara fundamental. Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rutin dan bersifat repetitif cenderung tergantikan oleh teknologi, sementara pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, kecerdasan emosional, dan keterampilan interpersonal menjadi lebih bernilai.

Perubahan ini memicu krisis ketenagakerjaan struktural, di mana terdapat ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan tuntutan pasar. Data menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengangguran bisa tetap rendah, banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka karena tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan pasar. Sebagai contoh, laporan dari World Economic Forum menyebutkan bahwa hampir 50% dari pekerjaan yang ada saat ini berpotensi digantikan oleh teknologi dalam beberapa dekade ke depan.

Untuk mengatasi krisis ini, perlu adanya pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Pertama, pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Sistem pendidikan harus lebih responsif terhadap perubahan teknologi dan ekonomi, dengan fokus pada pengembangan keterampilan yang relevan secara digital dan interpersonal. Ini melibatkan peningkatan dalam kurikulum sekolah dan universitas, serta investasi dalam pelatihan keterampilan bagi pekerja yang sudah berada di pasar.

Selain itu, pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan penciptaan lapangan kerja baru. Ini bisa dilakukan melalui insentif pajak bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan karyawan, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung ekonomi digital. Pemerintah juga perlu memperkuat jaringan keselamatan sosial untuk melindungi pekerja yang terdampak oleh perubahan ekonomi.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang akan mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan ini. Oleh karena itu, perlu adanya program dukungan bagi pekerja yang terdampak secara langsung oleh perubahan teknologi. Hal ini bisa berupa bantuan finansial, pelatihan kembali, atau program pensiun dini untuk mereka yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru.

Dalam mengatasi krisis ketenagakerjaan struktural, penting untuk mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi jangka panjang dari tindakan yang diambil. Dengan pendekatan yang terarah dan kolaboratif, kita dapat mengelola transisi menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, di mana setiap orang memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan meraih kesuksesan.

Referensi:

  1. World Economic Forum. (2021). The Future of Jobs Report 2020. Diakses dari: https://www.weforum.org/reports/the-future-of-jobs-report-2020
  2. Autor, D. H. (2015). Why Are There Still So Many Jobs? The History and Future of Workplace Automation. Journal of Economic Perspectives, 29(3), 3--30.
  3. McKinsey Global Institute. (2017). Jobs lost, jobs gained: Workforce transitions in a time of automation. Diakses dari: https://www.mckinsey.com/featured-insights/future-of-work/jobs-lost-jobs-gained-what-the-future-of-work-will-mean-for-jobs-skills-and-wages

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun