Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pembatasan Perdagangan Antarnegara, Apa Dampaknya terhadap Ekonomi Global?

19 Mei 2024   20:53 Diperbarui: 25 Mei 2024   00:07 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembatasan perdagangan antar-negara merujuk pada kebijakan atau tindakan yang diterapkan oleh suatu negara untuk mengurangi atau menghalangi aliran barang, jasa, atau investasi lintas batas. 

Pembatasan perdagangan ini dapat berupa berbagai jenis kebijakan, termasuk tarif, kuota impor, larangan ekspor, subsidi ekspor, atau pembatasan non-tarif lainnya seperti standar teknis atau hambatan administratif. 

Tujuan dari pembatasan perdagangan dapat bervariasi, mulai dari melindungi industri dalam negeri hingga merespons praktik perdagangan yang tidak adil dari negara lain.

Jenis Pembatasan Perdagangan Antar-Negara:

  1. Tarif: Tarif adalah pajak yang dikenakan pada barang impor saat memasuki suatu negara. Tarif dapat berupa tarif ad valorem (berdasarkan persentase nilai barang) atau tarif spesifik (berdasarkan jumlah fisik barang). Contoh tarif adalah tarif bea masuk yang dikenakan pada impor baja atau mobil.
  2. Kuota Impor: Kuota impor adalah pembatasan kuantitatif yang diberlakukan pada jumlah barang tertentu yang dapat diimpor ke suatu negara dalam periode waktu tertentu. Kuota impor dapat diterapkan untuk melindungi produsen dalam negeri dari persaingan impor atau untuk mengendalikan keseimbangan perdagangan. Contoh kuota impor adalah kuota impor gula yang diberlakukan oleh beberapa negara.
  3. Larangan Ekspor: Larangan ekspor adalah kebijakan yang melarang atau membatasi ekspor barang tertentu dari suatu negara. Larangan ekspor seringkali diterapkan pada barang-barang strategis atau langka untuk memastikan pasokan dalam negeri atau untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Contoh larangan ekspor adalah larangan ekspor bahan bakar fosil oleh beberapa negara produsen minyak.
  4. Subsidi Ekspor: Subsidi ekspor adalah bantuan keuangan atau insentif yang diberikan kepada produsen dalam negeri untuk meningkatkan daya saing barang ekspor mereka di pasar internasional. Subsidi ekspor dapat merugikan produsen asing dan menciptakan distorsi pasar. Contoh subsidi ekspor adalah subsidi yang diberikan kepada petani dalam negeri untuk meningkatkan ekspor produk pertanian.
  5. Pembatasan Non-Tarif: Pembatasan non-tarif meliputi berbagai jenis hambatan perdagangan selain tarif, seperti standar teknis, persyaratan sertifikasi, hambatan sanitasi, atau regulasi administratif. Pembatasan non-tarif seringkali sulit untuk diukur dan dapat menjadi sumber ketidakpastian bagi eksportir. Contoh pembatasan non-tarif adalah standar keselamatan produk yang berbeda antara negara.

Dampak Pembatasan Perdagangan Antar-Negara:

Pembatasan perdagangan antar-negara dapat memiliki berbagai dampak terhadap ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. 

Secara langsung, pembatasan perdagangan dapat mengarah pada peningkatan harga barang impor, berkurangnya akses pasar bagi produsen asing, dan berkurangnya pilihan konsumen. Hal ini dapat mengurangi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Di sisi lain, pembatasan perdagangan juga dapat memicu perang dagang antara negara-negara, yang dapat merugikan ekonomi global secara keseluruhan. 

Perang dagang mengarah pada spiral proteksionisme di mana setiap negara berusaha melindungi industri dalam negerinya sendiri, yang pada akhirnya dapat merugikan semua pihak.

Dalam jangka panjang, pembatasan perdagangan antar-negara dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, mengurangi efisiensi alokasi sumber daya, dan menghambat inovasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun